Goddess of Fire, Jung Yi episode 1 sudah dimulai pada hari senin kemarin, tanggal 1 Juli 2013. Drama yang bergenre saeuguk ini, bercerita tentang wanita pembuat tembikar nomor satu di Korea. Dia diculik dan di bawa ke Jepang. Tak kenal putus asa, mungkin karena sudah terbiasa membuat tembikar, Jung Yi nama gadis itu terus membuat tembikar dan memperkenalkan juga tembikar Joseon kepada Jepang.
Pemain:
Pemain:
Sinopsis Goddess of Fire, Jung Yi Episode 1
Drama Korea Jung Yi di mulai dengan scene proses pembuatan guci. Setelah melalui proses yang panjang guci itu di bawa sipembuatnya yang ternyata seorang gadis remaja ke hadapan Raja. Raja sangat terkagum-kagum melihat hasil buatan guci Jeong Yi.
Tiba2 Jong Yi celingukan ke arah menteri-menteri yang berbaris, Jong Yi mencari ayahnya. Setelah mendapat kan orang yang di cari, Jeong Yi memanggilnya, "ayah".
Tapi saya sendiri ßềLū♏ tahu mana yang merupakan ayah Jeong Yi, karena ada dua orang disana, dan keduanya sama-sama bingung mendapati Jeong Yi memanggil ayah ke arah mereka.
Beralih dimana Raja memberikan perintah pada Lee Kang Chun dan Yu Eul Dam yang berisi, "Yang Mulia akan memilih Rangchong Bun Won (status pemilik guci Bun Won) melalui kompetisi."
Ternyata orang yang bernama Lee Kang Chun dan Yu Eul Dam adalah dua orang yang kebingungan saat Jeong Yi memanggil ayah ke arah mereka. Lee Kang Chun sepertinya tak suka harus berkompetisi dengan Yu Eul Dam.
Beralih di tempat Ratu yang bertemu dengan seorang menteri. Ratu menyayangkan keputusan Raja, yang membuat sebuah kompetisi untul Lee Kang Chun dan Yu Eul Dam.
Menteri menenangkan Ratu untuk tidak Khawatir karena kompetisi itu hanya sebuah formalitas, "perabotan Yu Eul Dam, tidak akan cocok di istana."
Ratu sedikit lega mendengar ucapan menteri, "di Joseon ini, apa yang paling berharga dan bernilai? Bukankah hanya tembikar putih keluarga kerajaan. Bun Won Rang Chong adalah pengurus ternama tembikar keluarga kerajaan. Mata pencaharian ini, harus tetap di pegang oleh kita. Kita tentunya harus turut bertanggung jawab atas posisi itu."
Ratu menyuruh menteri itu untuk menemui Lee Kang Chun. Ditempatnya, Lee Kang Chun sedang meluapkan kekesalannya pada tembikar2nya. dengan marah Lee Kang Chun membanting tembikar2 itu. Untung manteri utusan Ratu datang, jadi Lee Kang Chun tidak jadi menghancurkan semua tembikarnya.
Pada manteri itu, Lee Kang Chun mengatakan kalau Eul Dam adalah orang yang membuat perabotan sederhana di pasar, dan untuk mencapai posisi Bun Won Rang Chong dia harus bersaing dengan orang seperti Eul Dam. Byun So merasa terhina dengan semua itu. Menteri itupun mengatakan kalau dia punya rencana agar Byun So bisa memenangkan kompetisi itu.
Di tempat pembuatan tembikar milik Eul Dam, hanya ada satu pengrajin tembikar. Pengrajin tembikar yang lain tidak datang.
Beralih di tempat Kang Chun, banyak pengrajin tembikar yang berkumpul, mereka sedang mendengarkan petunjuk Kang Chun.
Ternyata pengrajin tembikar Eul Dam, semuanya lari ke tempat Kang Chun. Selain mengambil semua pengrajin tembikar Eul Dam, Kang Chun juga mengambil semua tanah liat Gunung Bong, yang biasanya di pakai Eul Dam untuk membuat tembikar. Yang tersisa, yang bisa Eul Dam gunakan adalah tanah liat dari Seon Cheon.
Tak panik sedikitpun, Eul Dam mengatakan kalau dia akan menoba menggunakan tanah liat itu untuk membuat tembikar. Yeon Ok, satu2 pengrajin tembikar yang dimiliki Eul Dam menyela, dia mengingatkan Eul Dam, kalau dia tak bisa menggunakan tanah liat itu untuk membuat tembikar apalagi ini untuk kompetisi, karena di hari biasa saja, Eul Dam ßềLū♏ pernah berhasil membuatnya.
Dengan santai Eul Dam berkata, "bukannya ªкŭ masih punya Yeon Ok. Kau membantu Lee Kang Chun selama beberapa tahun. Kau harusnya paling tahu bagaimana dia menggunakan tanah liat Seon Cheon. Ambil peluang ini, dan tunjukkan keahlianmu."
Yeon Ok tak bisa berkata2 lagi, dia juga terlihat lega dengan keputusan Eul Dam yang tak menyerah sedikitpun, walau Byeon So berusaha menjatuhkannya.
Eul Dam dan Yeon Ok membuat tembikar dengan bahagia, bahkan mereka juga sempat bermain ciprat2an.
Suasana berbeda di tempat Kang Chun, dia begitu fokus mengukir tembikarnya yang masih basah. Pengrajin tembikar yang lain dengan serius memperhatikannya. Tiba2 salah satu pengrajin tembikar batuk dan itu membuat konsentrasi Kang Chun rusak sehingga dia merusak hasil ukirannya sendiri.
Kang Chun marah, dia meremas tembikar buatannya yang sudah rusak. Pengrajin tembikar yang batuk tadi langsung sujud di depan Kang Chun meminta pengampunan.
kang Chun dan Eul Dam berhasil membuat tembikar mereka. Jika di bandingkan jumlah, tembikar Eul Dam kalah banyak dari tembikar karya Kang Chun. sekarang mereka sedang menunggu waktu untuk menunjukkannya pada Raja.
Basa-basi, Kang Chun bertanya apa benar tembikar buatan Eul Dam itu polos dan jujur? Eul Dam yang suka merendah hanya menjawab kalau tembikar miliknya masih kalah jika dibandingkan dengan tembikar karya Kang Chun yang halus dan indah.
Eul Dam berkata kalau dia bermimpi, "tampak seperti putriku, anak yang cantik. Seperti nyata, dia sedang menyajikan tembikar putih pada Yang Mulia."
Kang Chun pun menjawab, kalau Eul Dam pasti sedang berhayal, jangankan seorang putri, istripun dia ßềLū♏ punya.
Akhirnya tembikar karya mereka di hadapkan pada Raja. Raja mengetes tembikar2 itu dengan dituangkan teh di dalamnya. Raja kemudian mengangkat salah satu tembikar dan itu adalah milik Kang Chun.
"Warna garam putih alami, berpadu dengan buah ceri yang cantik. Sebelumnya ªкŭ sudah banyak melihat tembikar keluarga kerajaan. Tak perduli warnanya, bentuknya, terasa menyentuh. Cangkir teh ini mendapat tempat dihatiku, cukup lama tak pernah ditemukan sebelumnya." Puji Raja pada hasil karya Kang Chun.
Ratu terlihat senang dengan pujian Raja pada cangkir buatan Kang Chun, saat ditanya pendapat oleh Raja, Ratupun dengan senang hati ikut memuji cangkir itu. Tanpa memeriksa cangkir milik Eul Dam, Raja langsung mengumumkan, "seperti biasa, keluarga kerajaan akan membiarkan Lee Kang Cun bertugas.
Raja mengatakan kalau cangkir buatan Eul Dam ada bekas jarinya. Namun tiba2 ada sesuatu yang menarik perhatiannya dari cangkir tersebut.
"Yang Mulia, perbolehkan selir rendah ini mengatakan sesuatu."
"Katakanlah," ucap Raja yang masih memperhatikan cangkir buatan Eul Dam.
"Sekilas terlihat sangat kasar, tapi jika dilihat lagi akan terlihat menenangkan. Hamba merasa mendapat cangkir teh untuk diri sendiri." Ucap selir itu.
Raja mengangkat lagi cangkir itu dan terus menatapnya, "memang pengeringan tembikar terlihat kasar. Tapi.... ªкŭ juga bisa merasakan keindahan rasa sukacita, jadi menarik."
Raja kemudian dengan cepat mengubah keputusan, dengan menugaskan Eul Dam sebagai pembuat tembikar khusus untuk keluarga Raja.
Menteri kaki tangan Ratu langsung protes, dan mengingatkan Raja, kalau tugas tersebut sudah di berikan kepada KangChun, dan gelar Bun Won Rang Chong hanya boleh satu orang.
Ratu kemudian menambahkan kalau cangkir teh bagus atau buruk tidak terlihat dari penampilan tapi dilihat dari kegunaan, "tidak sama dengan peralatan teh yang menang atau kalah".
Raja kemudian meminta selir Gong Bin untuk mencoba teh dari cangkir buatan Eul Dam. Dengan senang hati selir Gong Bin meminumnya, namun setelah dia meminum teh itu, selir Gong Bin merasa kesakitan sebelum dia pingsan, dia sempat melihat kearah Eul Dam dengan tatapan khawatir.
Raja yang melihat selirnya pingsan setelah meminum teh itu, dia langsung histeris dan ketakutan. Dia menduga kalau seseorang sedang merencanakan pemberontakan. Raja berteriak memanggil pengawalnya agar melindungi dirinya.
(ĦӓàáϑϑĕѐĕѐĕĦ rajanya lucu.... Jadi inget pas ne org di drakor Can You Heart My Heart)
Terlihat jelas kalau semua itu adalah rencana Ratu, selain untuk menggagalkan Eul Dam sebagai pemenang, juga untuk mencelakai selir Gong Bin.
Eul Dam yang menjadi tersangka, dia di tuduh mencoba mencelakai Raja, dengan bukti glasir yang di gunakan Eul Dam mengandung racun. Tentu saja Eul Dam mengelaknya dengan mengatakan kalau dia berani meminum glasir itu untuk membuktikan kalau dia tidak bersalah.
Euuuum..... Eul Dam minum glasir itu kayak kucing minum susu di mangkok... Hhhuft!
Semua terperangah dengan apa yang Eul Dam lakukan. Untungnya tabib istana cepat datang dan mengatakan kalau sebenarnya itu selir Gong Bin pingsan bukan karena racun, tapi karena alergi.
"Selir Gong Bin alergi bunga persik, jika terkena cahaya akan terasa gatal. Jika beraktivitas, aliran darah akan terhalang sehingga pingsan. Untunglah selir Gong Bin sudah pulih dan sadar. Sekarang dia sedang beristirahat." Jelas tabib itu.
Tuduhan pada Eul Dam pun berganti, jadi kesengajaan dia menggunakan bunga persik pada pembuatan tembikar. Eul Dam pun teringat saat pembakaran tembikar, dia melihat Yeon Ok membawa bunga persik di dekat pembakaran. Namun saat itu dia tak curiga sama sekali.
Eul Dam lalu mengatakan kalau dia sudah di tuduh. Namun menteri yang menangangi pemeriksaan terus mengatakan kalau Eul Dam sudah bersekongkol berencana membunuh Selir Gong Bin. Menteri yang lain juga setuju kalau Eul Dam sudah melakukan pengkhianatan dan pantas di hukum.
Tak ingin mengambil keputusan yang gegabah, Raja bertanya kenapa Eul Dam harus menambahkan bunga persik di galsir?
"Apa mungkin kau tahu kalau Gong Bin alergi bunga persik."
"Yang Mulia, Petugas Kecil ini bodoh. Menambahkan bunga persik di glasir karena........." Eul Dam bingung ingin mengatakan apa sebagai alasan, disisi lain juga dia tak ingin mengatakan kalau Yeon Ok lah yang menambahkannya.
Takut namanya terseret atau apalah itu, Kang CHun maju menyelamatkan Eul Dam dan mengatakan kalau seorang pengrajin tembikar mana mungkin bisa tahu penyakit selir Gong Bin., "Hamba dan Eul Dam sudah bekerja bersama bertahun-tahun, dia bukan orang yang merencanakan pengkhianatan. Mohon anda menjernihkannya. "
Raja marah dengan keberanian Kang Chun dan berlalu pergi. Namun dalam perjalanan dia mengatakan pada menteri antek Ratu untuk menyerahkan kepengurusan Bun Won pada Kang Chun.
( Ooooh.... Ternyata dia ini bukan menteri... Tapi penasehat Raja... )
Penasehat itupun langsung menyampaikan keputusan Raja pada Ratu. Dan dalang di balik pingsannya selir Gong Bin adalah Ratu sendiri, dia tahu kalau selir Gong Bin punya alergi.
Lee Kang Chun akhirnya di angkat sebagai Bun Won Rang Chong. Tiba2 Yeon Ok datang dan bertanya pada Kang Chun, apa semua itu karena glasir? Namun Kang Chun tak menghiraukan Yeon Ok yang terus bertanya tentang Eul Dam.
Yeon Ok berusaha menemui Eul Dam di penjara, namun tidak dibolehkan oleh penjaga. Namun setelah Yeon Ok membawa sogok.an, penjaga itu memperbolehkan Yeon Ok masuk.
Pada Eul Dam, Yeon Ok mengaku kalau semua itu salahnya karena dialah yang membuat glasir itu. Eul Dam masih dengan sikap tenangnya dan mengatakan kalau itu bukan kesalahan Yeon Ok.
"Yang Mulia memerintahku membuat perlengkapan teh yang digunakan kerajaan. Kau dan ªкŭ bersama-sama membuat perlengkapannya, yang semakin dilihat semakin menarik orang."
"Tuan..."
"ªкŭ takut tidak bisa mengatakan kalimat ini padamu, akhirnya beban ini terlepaskan. Alasan kenapa ªкŭ harus menjadi Bun Won Rang Chong, karena kasihan pada bakatmu. Posisi pengrajin tembikar wanita tidak mudah menggapainya."
Eul Dam menambahkan kalau apa yang dialaminya sekarang memang pantas dia dapatkan. Dan untuk mencapai cita2 Yeon Ok, seharunya Yeon Ok sekarang mulai berguru lagi pada Kang Chun untuk mencapai posisi pengrajin tembikar Bun Won.
"Semestinya kau menjadi wanita pengrajin tembikar pertama di Joseon. Tak perduli ªкŭ ada dimana, meskipun... Tak ada di dunia ini lagi.... ªкŭ tetap mendoakanmu."
Yeon Ok menangis mendengar kata2 Eul Dam. Dengan lembut Eul Dam memegang tangan Yeon Ok untuk menenangkannya.
Kang Chun memperhatikan cangkir buatan Eul Dam. Dia memuji kejelian Raja saat memperhatikan cangkir tersebut, dan mensyukuri apa yg terjadi, karena kalau bukan Selir Gong Bin yang meminumnya, pasti hasil kompetisi itu akan berbeda.
(Iyaaalah.... Eul Dam yang akan menang)
Penasehat kerajaan mengingatkan Kang Chun agar lebih berhati-hati saat membuat tembikar dan jangan sampai kejadian itu menimpanya.
Yeon Ok menemui Kang Chun dan bertanya kenapa dia mengiriminya bunga persik. Kang Chun menjawab itu karena bunga persik mampu meningkatkan kelekatan glasir sehingga membuatnya mudah diaplikasikan ke perabotan.
"Tapi menggabungkan glasir tanah liat Seon Cheon, jangan lupa kalau kau yang datang padaku untuk meminta bantuan." Tambah Kang CHun.
Yeon Ok bisa dengan mudah kalau semua itu sudah di rencanakan oleh Kang Chun, karena dia juga yang sudah menghabisi tanah liat jenis yang lain. Yeon Ok pun berniat melaporkannya ke pengadilan, kalau Kang Chun lah yang menyuruhnya menggunakan glasir yang di tambahkan bunga persik.
Kang Chun mendekati Yeon Ok dan berbisik, "kau berani".
Dengan pasti Yeon Ok mengatakan kalau Kang Chun lah yang duluan menggunakan trik berbahaya. Kang Chun kemudian berusaha membujuk Yeon Ok dengan mengiming2i akan membantunya menjadi pengrajin tembikar.
"Hanya demi cita2ku menjadi pengrajin tembikar, ªкŭ bertahan hingga sekarang, dan dalam satu malam anda menghancurkannya."
Yeon Ok tidak terpengaruh oleh tawaran Kang Chun, karena baginya sekarang tak ada mimpi yang lebih berharga selain Eul Dam.
kangChun bisa menebak kalau Yeon Ok menyukai Eul Dam. Diapun mengancam Yeon Ok, kalau dia sampai berani membuka mulut mengenai glasir, maka hidup Yeon Ok akan terancam.
"Walau mempertaruhkan nyawaku, ªкŭ akan tetap menyelamatkan Tuan Eul Dam. Menunggu fajar ªкŭ akan pergi ke pengadilan." Ucap Yeon Ok dan setelah itu dia pergi.
Kebencian Kang Chun pada Eul Dam semakin bertambah karena semua itu.
Kang Chun memanggil anak buahnya yang bernama Mang Fu, dia menyuruh anak buahnya itu untuk membunuh Yeon Ok. Mang Fe berhasil menebas punggung Yeon Ok, dan saat Mang Fe akan menusuk bagian depannya, Yeon Ok mencegahnya dan berkata kalau dia sedang hamil anak Kang CHun.
"Kembali dan beritahu padanya, ªкŭ akan membuat mimpi anak ini menjadi pengrajin terhebat. PERGI BERITAHU PADANYA."
Mang Fe memang tak membunuh Yeon Ok, namun dia mengurungnya tanpa mengobatinya terlebih dulu. Setelah mengurung Yeon Ok, Mang Fe memberitahukan semua yang di katakan Yeon Ok pada Kang Chun.
Kang Chun terkejut mendengar semuanya, dia kemudian teringat percakapan dirinya dengan istri., dimana istrinya mengatakan kalau dia tak bisa memberikan adik untuk Yook Do, tapi dia menginginkan Kang Chun punya anak lagi, agar Kang Chun berlimpah kekayaan, kekuasaan dan semuanya. ( banyak anak banyak rezeki.....)
"Ayah" tiba2 terdengar suara anak kecil yang memanggil Kang Chun. Itu adalah Yook Do kecil yang sengaja tak tidur karena menunggu ayahnya pulang. Semua itu dilakukan Yook Dok karena dia ingin memberikan ucapan selamat pada ayahnya karena sudah menjadi Bun Won Rang Chong.
"ªкŭ juga ingin menjadi pengrajin hebat seperti ayah."
Dengan mata berkaca-kaca, Kang Chun berkata, "tentu saja, pasti bisa. Cepatlah kembali tidur Yook Do."
Dalam hati Kang Chun berkata kalau dia hanya membutuhkan Yook Do sebagai penerusnya.
Yeon Ok merasa kesakitan. Dia melihat hari sudah pagi, dia berusaha memanggil seseorang untuk melepaskannya.
Kembali ke sitana, dimana Raja sedang sangat bahagia karena mendapat putra dari selir Gong Bin.
Hari pengampunan, dimana para tahanan diberikan pengampunan. Eul Dam pun di bebaskan, namun jabatannya dilepas semua.
Di tempat pengurungan, Yeon Ok berusaha membuka pintu dengan mendorongnya menggunakan gerobak. Dan Yeon Ok berhasil keluar.
Ditengah hujan dan kekuatan yang tersisa, Yeon Ok berusaha melarikan diri. Yeon Ok pergi ke tempat pembakaran tembikar, dia terus berteriak2, sepertinya dia sedang berusaha melahirkan sendiri.
Eul Dam yang berada disana mendengar teriakan Yeon Ok, namun saat dia akan mendekat, petir tiba2 menyambar atap tempat pembakaran itu. Setelah itu terdengar suara bayi menangis. Eul Dam seperti melihat cahaya yang menyelimuti tempat pembakaran itu.
Eul Dam masuk ke tempat pembakaran itu, betapa terkejutnya dia saat melihat Yeon Ok yang berada di dalamnya dan sedang menggendong bayinya. Eul Dam penasaran dengan anak itu.
"Tuan... Jangan menanyakan apapun.... Anak ini.... Anak ini..." Yeon Ok mengatakannya dengan terbata-bata karena terlalu lemah.
Melihat Yeon Ok yang seperti itu, Eul Dam berniat memanggil tabib, namun langsung di cegak oleh Yeon Ok karena takutnya nanti ada yang mengejar dia ke tempat itu.
"Tuan.... Anak ini.... Anak ini...."
Eul Dam malah tak bertanya siapa lagi yang mengejar, dia bertanya siapa yang mengejar Yeon Ok.
"Tuan kumohon....." ßềLū♏ sempat Yeon Ok mengatakan sesuatu. Tempat pembakaran itu mulai runtuh, dan Eul Dam langsung mengajak Yeon Ok keluar.
"Tuan.... Putriku, anak ini.... Anak ini akan menyajikan tembikar putih kepada Yang Mulia." Ucap Yeon Ok.
Eul Dam mengiyakan, karena pikiran dia sekarang hanya menyelamatkan Yeon Ok dan anaknya.
"Berjanjilah padaku.... Jika sesuatu terjadi padaku, mohon tetap lindungi anak ini. Berjanjilah....."
"ªкŭ berjanji... Jadi cepat berdiri." Eul Dam langsung mengambil putri Yeon Ok dan menggandeng Yeon Ok, namun saat akan keluar Yeon Ok mendorong Eul Dam biar bisa keluar terlebih dulu, sedangkan dia yang memang sudah lemas dan susah berjalan, tertimbun bangunan pembakar tembikar yang runtuh.
"Yeon Ok..... Yeon Ok... Anak ini Yeon ok..." Ucap Eul Dam sambil menangis dan terduduk lemas di depan bangunan yg runtuh.
bersambung.....
note; maaf cingu.... pikunya belum bisa di posting... cz gak sempat... pagi ini aku mau pergi dulu... nanti sore baru pulang... jd insya alloh pikunya bakal di tambahkan nanti malam...
0 komentar:
Post a Comment
Tolong berkomentar sesuai topik pembicaraan, dilarang spam dan jangan menaruh link aktif. Terima kasih :)