Sinopsis Shark Episode 2 bagian sebelumnya bercerita tentang rahasia yang selama ini disembunyikan supir Han. Kejahatan yang sudah dia lakukan di masa dulu memberikan rasa bersalah yang sangat dalam didirinya. Dalam hatinya dia ingin menyerahkan diri, namun Presiden Jo mencegahnnya karena jika supir Han menyerahkan diri atas kesalahannya di masa dulu, itu akan membawa2 nama baik Presdir Jo, karena Presdir Jo lah oraang yang menyuruhnya melakukan itu semua.
Sinopsis Shark Episode 2 ( Bagian 2 )
Ui Sun akhirnya keluar kamar dan menemui ayahnya. Ui Sun meminta maaf pada ayahnya dan berjanji tidak akan mengulangi kesalahan seperti itu lagi. Presdir Jo masih diam saja menahan amarahnya, dan itu membuat Ui Sun meneruskan kata-katanya, yang membicarakaan kepindahan supir Han, Ui Sun sudah mencarikan rumah baru untuk mereka. Mendengar itu, Presdir Jo langsung berbalik melihat anaknya itu.
“aku tahu ayah sudah berjanji padanya... tapi aku merasa tidak nyaman tinggal bersama mereka di rumah ini. Bagaimana kalau sebuah apartemen....”
Presdir Jo sangat marah mendengarnya, diapun langsung menampar Ui Sun, dua kali sampai Ui Sun terjatugh ke lantai.
Yi Soo pulang sekolah dan mendapati dua orang polisi menunggunya. Yi Soo tidak percaya saat mendengar ayahnya menabrak orang sampai mati.
“Tidak mungkin, ayahku bukan orang seperti itu.”
Dua polisi itu berkata ayah Yi Soo sudah menyerahkan diri. Yi Soo tidak percaya. Polisi itu pun bertanya jam berapa ayah Yi Soo pulang semalam. Yi Soo masih heran, dan dia apa benar ayahnya menyerahkan diri?
Polisi membenarkan, “nanti kalau ayahmu telepon, cobalah membujuknya. Ini demi kebaikan ayahmu. Kami pergi dulu.”
Kedua polisi berjalan keluar sambil mengobrol, mereka membicarakan soal mobil yang digunakan untuk menabrak, mobil itu mobil impor, jadi akan mudah untuk ditemukan. Yi Soo menoleh kekamar dan melihat Yi Hyun berdiri disana sambil memegangkotak musiknya, sepertinya Yi Hyun mendengar semuanya.
Mendengar apa yang polisi itu bicarakan, Yi Soo langsung menyusul mereka, “Tunggu dulu! Mobil yang menabrak adalah mobil impor? Presdir menggunakan mobil lokal, dan ayahku supirnya.”
“ayahmu supir dan tidak ada aturan dia hanya boleh mengendarai satu mobil.” Jawab polisi itu.
“tapi semalam ayahku menyetir mobil Presdir,” bantah Yi Soo.
Sebelum polisi satunya menyadari sesuatu dan mulai menyelidikinya, polisi yang mengantongi jam Ui Sun langsung menyuruhnya untuk menyalakan mobil dengan alasan mereka harus cepat mencari lokasi bengkel. Setelah polisi yang saatunya pergi, Yi Soo berusaha menjelaskan kalau kemarin ayahnya tidak menyetir mobil ui Sun.
“bagaimana kau tahu itu?” tanya polisi itu.
“mobil yang kalian cari mungkin dikendarai sendiri oleh Tuan Jo Ui Sun.”
“Apa kau melihatnya sendiri?”
“aku melihat Tuan Jo masuk ke rumah dan mobilnya diparkir di depan.”
Karena ketidakyakinan Yi Soo, dan dia juga tak melihat Ui Sun mengendarainya sendiri, itu dijadikan polisi itu untuk mematahkan analisa Yi Soo. dengan alasan kalau Supir Han sudah mengaku, tak ada lagi bukti yang lebih kuat dibandingkan itu. Yi Soo salah, kenapa dia mengadu sama polisi yang juga bekerja sama dengan Presdir Jo. Hmmmmm......
Beralih ke rumah Hee Soo dimana dia ditemukan sudah tak bernyawa, penyebab kematiannya, di duga karena dicekik sampai mati. Tidak ada sidik jari karena sepertinya pembunuhnya sudah membersihkan semuanya dan tidak ada tanda-tanda perlawanan. Jadi sepertinya pelakunya adalah orang yang dikenalnya. Tidak ada CCTV di sekitar sini. Bahkan tidak ada makanan. Detektif Byun tanya apa ada saksi? Detektif Byun bertemu seorang mahasiswa yang diminta Hee Soo untuk menemuinya. Dari mahasiswa itu di ketahui kalau Hee Soo sedang menyelidiki kebenaran berita yang bisa membalikkan dunia. Hee Soo ingin meluruskan ketidakadilan dalam sejarah Korea.
Rekan Detektif Byun turun dengan tergesa-gesa dan langsung menyampaikan pada detektif Byun kalau mereka sudah menemukan orang terakhir yang ditelepon Hee Soo. Byun tanya siapa orangnya. Rekannya berbisik, dan mengatakan kalau orang itu adalah pengusaha besar.
Kita beralih pada orang yang dimaksud rekan Byun dengan pengusaha besar, orang itu adalah Presdir Jo Sang Gook.
Supir Han berdiri di depan sebuah rumah dengan wajah bersalah, saat dia akan berjalan pergi dia mendengar pintu rumah itu terbuka, ia melihat seorang wanita dan tampak terkejut. (hmmmm... sebenernya rumah siapa sih itu????)
Supir Han sekarang sudah berada di tepi sungai dan membawa bunga krisan. Sepertinya itu adalah tempat abu istrinya ditebarkan. Sorenya, Yi Soo menyusul ke tepi sungai dan hanya menemukan bunga yang dibawa ayahnya.
Pak Han menelpon Presdir Jo dan mengatakan kalau ia tidak bisa membohongi dirinya sendiri, “aku tidak bisa hidup dengan menanggung rasa bersalah ini. Aku akanmengatakan kebenarannya pada polisi. Maafkan aku Presdir.”
“aku mengerti, sudah terpikir olehku kau akan berubah pikiran. Itu sudah menjadi karaktermu.” Ucap Presdir Jo.
Sekali lagi supir Han meminta maaf, dia berjanji tidak akan mengatakan apapun tentang dokumen itu. dengan menahan ketidak senangan pada keputusan supir Han, Presdir Jo mengatakan untuk tidak mengkhawatirkannya, lagipula dokumen kitu hanyalah kebohongan, “cerita fiksi yang dikarang seorang sejarahwan yangmembenci pahlawan kita di masa lalu.” Ucapnya sambil tertawa.
Telepon dirumah Yi Soo berdering, Yi Hyun yang hendak mengangkatnya terkejut saat kakaknya yang baru datang dengan tergesa-gesa langsung mengatakan kalau dia yang akan mengangkat telepon itu. Yi Soo langsung merasa lega setelah mendengar suara ayahnya, “ayah...”
Supir Han dengan perhatiannya, menanyakan apakah anak-anaknya sudah makan?
Pak Han tanya apa Yi Soo sudah makan malam. Yi Hyun sudah makan belum? Tak menjawab apa yang ditanyakan ayahnya, Yi Soo langsung bertanya dimana ayahnya, dan ia akan kesana sekarang juga.
Supir Han minta maaf pada Yi Soo,
Yi Soo langsung mengatakan kalau Ayahnya bukan pelaku tabrak lari tersebut. Supir Han terkejut, dan bertanya apa polisi datang ke rumah? Yi Soo balik bertanya kenapa ayahnya mencoba menutupi kejahatan orang itu. Yi Soo benar-benar ingin bertemu dan bicara dulu dengan ayahnya, namun ayahnya tak memberitahu keberadaannya, dia malah mengungkapkan pada Yi Soo kalau dia hari ini sedang bahagia, karena akhirnya dia menerima pengampunan hari ini. Yi Soo tak mengerti pada apa yang ayahnya katakan. Supir Han pun berjanji akan menceritakan semuanya langsung pada Yi Soo nanti.
“apa yang ayah pikirkan?”
“ayah akan menyerahkan diri.”
“kenapa? Bukan ayah yang melakukannya!”
“untuk mengatakan kebenaran. Akhirnya ayah punya keberanian untuk mengatakan kebenaran. Memikirkan betapa kau dan Yi Hyun akan terlukan, ayah sangat menyesal... hati ayah sangat sakit... “
“ayah..”
“Yi Soo, aku ingin kau tak merasa malu memlikiku sebagai ayah.”
Yi Soo terus memohon untuk bertemu dengan ayahnya terlebih dulu namun ayahnya tak mau, dia malah menyuruh Yi Soo untuk menjaga Yi Hyun baik-baik. Supir Han kemudian menutup teleponnya. Yi Hyun bertanya pada Yi Soo apa yang terjadi, apa ayah mereka mendapat masalah. Yi Soo tak bisa menjawa.
Untuk penyelidikan lebih lanjut tentang kematian Hee Soo, Detektif Byun pergi ke rumah Keluarga Jo bersama rekannya. Ia melihat Yi Soo lari keluar dengan tergesa-gesa. Detektif Byun kelihatan heran.
Mereka masuk ke rumah dan menemui Presdir Jo. Presdir Jo menjelaskan, kalau dia sebenarnya juga penasaran dengan Hee Soo karena keinginannya untuk menulis ulang sejarah gerakan kemerdekaan Korea. Detektif Byun bertanya apa Hee Soo mengatakan hal lain selain gerakan Kemerdekaan Korea? Presdir Jo mengatakan tidak karena mereka hanya membicarakan tentang penelitiannya. Detektif Byun kemudian berkata kalau dia ingin bertemu dengan supir Han yang mengantarkan Hee Soo ke rumah. Walau awalnya sedikit terkejut, Presdir Jo pun mengatakan kalau supir Han hari ini sedang ijin karena ada urusan pribadi. Detektif Byun bertanya apa Presdir Jo tahu apa urusan pribadinya? Presdir Jo menjawab kalau dia tidak menanyakannya karena itu adalah urusan pribadi seseorang.
Orang yang sedang mereka bicarakan, yaitu Supir Han sekarang sudah berada di seberang jalan kantor polisi. Walau sedikit ragu, supir Han tetap melanjutkan niatnya untuk menyerah kan diri. dia mulai menyebrangi jalan, dari arah berlawanan juga banyak orang yang menyebrang salah satunya adalah bapak tua yang membawa tongkat. Tanpa curiga sedikitpun supir Han berjalan melewatinya, namun apa yang terjadi, bapak tua itu mengeluarkan pena yang pernah di gunakan untuk membunuh Hee Soo dan saat berpapasan dengan supir Han, dia menancapkan pena itu ke kaki supir Han. Walau merasa sedikit sakit, supir Han terus melanjutkan jalannya, dia hanya menoleh heran pada bapak tua itu.
Tepat setelah berada di seberang jalan, kaki supir Han lemas, dia terduduk dan menatap kantor polisi yang tinggal beberapa langkah di depannya. Tak ada hitungan menit, supir Han ambruk, matanya masih bisa terbuka dan dia bisa melihat bapak tua itu masih berada di seberang jalan dan dia juga bisa melihat Yi Soo berlari menghampiri dirinya. Namun belum sampai Yi Soo mendekatinya, mata supir Han tertutup.
Yi Soo menaburkan abu ayahnya di danau yang sama dengan abu ibunya disebar, dan yang datang menemaninya hanya Dong Soo, Joon Young, Yi Hyun, Hae Woo dan Mrs Park.
Hae Woo berjalan mendekati Yi Soo, namun belum sempat dia meraih tangan Yi Soo, Yi Soo sudah berjalan masuk ke danau, semuanya terkejut. Hae Woo, Joon Young dan Dong Soo lalu berusaha menyadarkan Yi Soo dan menariknya kembali ke daratan. Mereka berhasil menenangkan Yi Soo.
Sekarang hanya tinggal Yi Soo dan Hae Woo di danau itu. Mereka sama-sama terdiam. Terlihat sekali Yi Soo sangat marah pada apa yang terjadi pada ayahnya, dia merasa apa yang terjadi pada ayahnya tidak adil.
Yi Soo dan Yi Hyun mendapat kotak berisi barang-barang milik Ayah mereka. Yi Hyun mengatakan kalau seorang detektif yang membawakannya. Yi Soo membukanya, ia membuka dompet dan menangis melihat foto keluarga mereka. Disana juga ada rokok. Yi Hyun heran kenapa ada rokok, karena ayahnya tidak merokok. Karena tak ingin menangis di depan Yi Hyun, Yi Soo pindah ke kamar lain untuk menangis.
Hae Woo mengukir sesuatu dari kayu sambil menangis.
Presdir Jo berdiri di depan semua penghargaan yang telah diterimanya, ia mengamati penghargaan-penghargaan itu. Jadi demi mempertahankan semuanya itu, Presdir Jo membunuh banyak orang.
Detektif Byun bertemu dengan Polisi yang membantu kasus Ui SUn. Polisi itu berkata sepertinya Supir Han ditusuk dengan jarum beracun. Racun itu mematikan dan membuatnya terkena serangan jantung lalu mati seketika. Byun tanya apa rekannya menemukan bukti bahwa kecelakaan itu adalah tabrak lari. Polisi itu ketawa, dan mengatakan kalau supir Han sudah mengakuinya, bukti apalagi yang mereka butuhkan? Detektif Byun berkata kalau dia tidak ingin membuat kekacauan padahal kasusnya sudah ditutup, tapi ia merasa fakta-fakta di lapangan tidak menunjukkan kecocokan.
Mendengar itu, Polisi itu mulai waspada, “Fakta-fakta apa?”
“ Penyelidikan menunjukkan bahwa kecelakaan terjadi saat Han Young Man kembali mengantar Kang Hee Soo, tapi lokasi kecelakaannya bukan di jalur antara rumah Kang Hee Soo dan rumah Presdir Jo?”
Polisi itu tertawa untuk menutupi kegugupannya, “hei..memangnya dari kantor kau selalu langsung pulang ke rumah ?”
Walaupun begitu detektif Byun tetap ingin membaca laporan otopsi Han Yeong Man dan laporan kejadian kecelakaan lalu lintas. Ia akan memeriksanya. Karena Han Yeong Man kemungkinan adalah orang terakhir yang bertemu dengan Kang Hee Soon. Polisi itu jadi tidak senang, dan mengatakan kalau dia yang akan tetap memegang kasus supir Han, tak ingin berdebat lagi dia langsung pergi. Melihat sikap rekannya itu, detektif Byun jadi curiga.
(baru dapet, nama polisi itu Jung Man Chul, kita panggil saja detektif Jung)
Yi Soo duduk bersama Presdir Jo dan Ui SUn. Presdir Jo minta pendapat Yi Soo, jika Yi Soo mau, ia ingin Yi Soo dan Yi Hyun tetap tinggal di rumahnya. Karena memang tidak senang pada Yi Soo, Ui Sun langsung protes. Tapi Presdir Jo berkata ia sudah menganggap Yi Soo dan adiknya sebagai cucunya sendiri.
“ Kami sudah tahu bagaimana perasaan anda pada kami dan ayah juga sangat berterima kasih pada Tuan”
Mendengar itu Presdir Jo lega. Dia kemudian meminta Yi Soo melupakan tragedi menyakitkan ini dan hanya fokus pada sekolahnya saja.
“Saya tidak akan melupakannya. Meskipun saya tidak tahu alasan kenapa Ayah dibunuh. Tapi anehnya, tidak ada orang yang ditangkap ataupun dijadikan tersangka. Kejadian ini akan dilupakan sebagai insiden yang tidak berarti dan tidak seorangpun akan tertarik. Lagipula, ia meninggal setelah dijadikan kambing hitam oleh orang lain dalam insiden tabrak lari,” ucap Yi Soo sambil menatap tajam ke arah Ui SUn.
“Dijadikan kambing hitam?” tanya Ui Sun dengan gugup.
“ Ya, dia dijadikan kambing hitam,” ucap Yi Soo pasti.
Karena semua itu adalah Presdir Jo yang melakukannya, jadi dia berusaha menutupinya, dengan mengatakan, “kudengar Sopir Han mengaku, kenapa kau berpikir seperti itu?”
Tatapan tajan Yi Soo tak berindah dari Ui Sun. Hae Woo mendengarkan pembicaraan mereka. Ui Seon minta Yi Soo tidak keras kepala dan belajar saja yang rajin seperti kata Presdir Jo, dia juga minta Yi Soo pindah ke apartemen besok pagi, dia masih tak bisa terima berdekatan dengan Yi Soo.
Namun Yi Soo menolaknya, “kami tidak membutuhkan apartemen, kami akan pindah begitu kami mendapatkan kamar sewaan,” Yi Soo minta maaf pada Presdir Jo.
Dengan bijaknya Presdir Jo mengerti apa yang Yi Soo inginkan, “ yang terpenting adalah kau merasa nyaman, jika kau membutuhkan bantuan, jangan segan memberitahuku.” Setelah mengatakan itu, Presdir Jo beranjak dan sebelum masuk ke ruangannya, dia menepuk pundak Yi Soo.
Setelah Presdir Jo pergi, Ui Sun mengatai Yi Soo anak sombong. Mendengar itu, Yi Soo yang tadinya mau pergi jadi berbalik lagi dan menatap tajam Ui Sun. Karena tidak ingin terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, Hae Woo langsung turun.
“orang tua memberimu nasehat, jadi dengarkan baik-baik. demi ayahmu, jangan membuang waktu dengan semua omong kosong ini dan fokuslah belajar,” ucap Ui Sun.
“akan kulakukan apa yang harus kulakukan untuk ayahku.”
“memangnya apa yang bisa kau lakukan?”
“segalanya”
“maksudmu kau akan melakukan apapun yang dibutuhkan?”
“Ya, dengan cara yang benar dan mulai sekarang tidak akan kubiarkan seorang pun mengancam atau merendahkan diriku,”
Yi Soo dan Ui Sun adalah dua orang yang tak akan bisa akur sepertinya, Hae Woo melihat mereka dengan tatapan sedih. Karena dialah orang yang ada di tengah-tengah mereka.
Yi Soo benar2 melakukan apa yang di katakannya. Dia berusaha mencari saksi mata tabrak lari itu dengan cara memasang spanduk yang berisi tulisan.... "Di cari saksi mata - pengemudi mobil hitam impor yang menabrak dan menewaskan pejalan kaki". Saat tengah memasang spanduk itu, tiba2 Joon Young datang membantu Yi Soo.
Anak kecil yang menjadi satu2 nya saksi mata melihat Yi Soo dan Joon Young memasang spanduk itu.
Di sekolah, Yi Soo menghampiri Hae Woo yang sedang menatap gambar abstrak.
"Chagall."
"Kau tahu dia?" Tanya Hae Woo.
"Kau melihat bukunya setiap hari. Meski kau lebih banyak tidur daripada membacanya."
Hae Woo tersenyum, dia mengatakan kalau gambar yang liat saat ini adalah Orpheus karya Chagall. "Orpheus adalah pria yang membahayakan hidupnya dengan pergi ke neraka demi mencari istrinya yang sudah mati. Pria idamanku."
Yi Soo tersenyum dan bertanya apa Orpheus akhirnya menemukan istrinya? Hae Woo mengiyakan, tapi karena Orpheus melanggar perintah penguasa neraka, jadi dia tetap kehilangan istrinya. Perintah penguasa neraka itu adalah sebelum Orpheus meninggalkan neraka, dia tak boleh berpaling ke belakang untuk melihat istrinya. Pada akhirnya, Orpheus tak bisa bersatu kembali dengan istrinya, dan meninggal sambil merindukannya.
Tapi Yi Soo berkomentar kalau lukisannya tak terlihat menyedihkan. Hae Woo menjawab karna itulah dia menyukai lukisan itu, menggambarkan cerita yang sedih dengan cara yang menggembirakan.
"Hae Woo..."
"Ya?"
"Kau bisa melakukannya juga kan?"
"Melakukan apa?"
"Jika...... Sesuatu yang menyedihkan terjadi padamu.... Kau bisa mengatasi kesedihan itu dengan baik kan?"
"Kenapa kau tiba2 berkata seperti itu?"
"Saat ªкŭ mencari kebenaran, mungkin ...."
"Mungkin apa?" Tanya Hae Woo.
Yi Soo tak bisa memberitahu Hae Woo yang sebenarnya dia sedang selidiki. Yi Soo diam sesaat dan berlalu pergi sambil berkata kalau dia akan masuk sekolah hukum. Yi Soo berbalik lagi pada Hae Woo dan mengatakan kalau dia ingin menjadi seorang jaksa, "ªкŭ ingin menangkap orang yang membunuh ayahku. Dan ªкŭ juga akan menangkap para kriminal dan membuat mereka membayar kejahatannya."
Hae Woo tersenyum bangga mendengar cita2 Yi Soo. dia kemudian menunjukkan pada Yi Soo hasil pahatan yang dia buat sebelumnya, Hae Woo membuat pahatan berbentuk hiu... "Shark".
"Kau tak bisa melihatnya, tapi ªкŭ membuatkannya kantong udara. Jadi dia bisa bernapas dengan mudah."
Yi Soo terdiam tak percaya pada apa yang sudah Hae Woo buatkan untuknya. Hae Woo kemudian meraih tangan Yi Soo dan meletakkan hiu buatannya di tangan Yi Soo.
Melihat tangan Hae Woo yang penuh dengan luka akibat pisau pahat, membuat Yi Soo tambah tercengang.
Yi Soo kembali ke TKP tabrak lari. Dia membenarkan ikatan spanduk yang sudah dia buat. Tiba2 datang seorang kakek bersama cucunya. Kakek tersebut mengatakan kalau cucunya terus mengatakan hal2 yang aneh.
"ªкŭ melihatnya," ucap anak kecil itu.
"Apa yang kau lihat?" Tanya Yi Soo.
ßềLū♏ ada jawaban dari anak itu, kita sudah di alih kan ke kantor polisi. Detektif Byun melihat Yi Soo menemui detektif Jung. Yi Soo mengatakan kalau bukan ayahnya pelaku penabrakan itu, "orang yang dilihat anak itu. Saksi yang menyaksikan kecelakaannya, bukan ayahku."
"Han Yi Soo......"
"Hari itu, ayahku... Tidak memakai dasi, tapi memakai jas. Tapi anak itu bilang pria yang dilihatnya tidak memakai jas. Dan juga sebuah jam tangan jatuh dari pergelangan tangan orang itu. Jam tangan yang berkilauan. Jam tangan ayahku terbuat dari kulit, dan hari itu dia meninggalkannya di rumah!"
Dengan santainya detektif Jung berkata, "jadi?"
"Ayahku bukan pelaku tabrak lari itu! Ada seorang saksi. Detektif, tolong temui dia dan tanyakan sendiri padanya!"
Detektif Jung pun bertanya pda detektif Oh apa dia sudah memeriksa tempat kejadian dengan benar? Detektif Oh menjawab kalau di tempat kejadian dia tak melihat jam tangan. Walau mendengar itu, Yi Soo tetap bersikeras kalau pasti sudah ada orang yang mengambilnya, Yi Soo tetap percaya pda. Kesaksian anak kecil itu.
Detektif Jung berusaha mematahkan keyakinan Yi Soo dengan bertanya bagaimana dia bisa percaya perkataan anak usia 7 tahun? Sedangkan orang dewasa pun kesulitan melihatnya. "Dan benda berkilauan itu, mungkin saja pecahan kaca." Ucap Detektif Jung santai.
Yi Soo tetap bersikeras meminta detektif itu untuk melakukan pemeriksaan ulang sesuai kesaksian anak kecil itu. Tapi tetap saja detektif Jung tidak akan melakukannya. Karena dialah yang mengambil jam tangan itu, dan dialah orang yang dari awal menutup2i kalau Ui Sun lah pelakunya.
Yi Soo kesal dan akhirnya bertanya "apa kau seorang detektif?"
Pertanyaan itu membuat semuanya terkejut.
"Seorang detektif yang baik akan menyelidiki kasusnya sampai tuntas!" Teriak Yi Soo.
Detektif Jung terpancing emosi, dia beranjak dari duduknya sambil berkata, "Berani sekali kau!"
Namun untungnya detektif Oh menahan detektif Jung agar tak melakukan apa2 pda Yi Soo. Detektif Jung pun menyuruh Yi Soo tutup mulut dan pulang.
Yi Soo benar2 terbawa emosi, dia langsung menyerang detektif Jung.
Beralih pada presidr Jo yang melakukan kuliah umum di sebuah universitas.
"Keadilan bukanlah sesuatu yang hanya dipikirkan atau dikatakan saja. Keadilan ditentukan oleh ⓢⓔⓜⓐⓝⓖⓐⓣ kita untuk bertindak menegakkannya. Penegakkan keadilan harus tercermin dalam diri sendiri. Dan dimulai dengan melihat kembali tindakan kita di masa lalu. Jika oran hanya terus maju tanpa melihat kembali kesalahan di masa lalu, masyarakat ini pasti akan bermasalah. Masih banyak orang yang menderita katena kesalahan di masa lalu. Jika kita tidak ingin penderitaan ini berlanjut. Kita harus memperbaiki kesalahan dan memilih jalan yang benar. Kalian semua harus aktif dalam memastikAn keadilan ditegakkan. Renungkan kembali hidup kita dan mulailah hidup dengan berjalan di jalan keadilan. Saat kita menjadi seorang yang benar dan adil, maka masyarakat kita akan mengikuti "
Presdir Jo memberikan kuliah layaknya dia orang benar, padahal dia sendiri yang menutup2i masa lalunya, dengan cara membunuh semua orang yang ingin mengungkapkannya.
Selama Presdir Jo berpidato, di kantor polisi, semua polisi berusaha menenangkan Yi Soo yang tak bisa di kontrol lagi. Detektif Byun yang dari awal diam saja, ikut menghentikan apa yang Yi Soo lakukan dengan menamparnya.
Di rumah Yi Hyun sedang belajar di temani dengan kotak musik Hello Kitty nya. Tiba2 suara musiknya berhenti. Yi Hyun berusaha memutar kendali kotak itu, tapi tidak bisa. Yi Hyun pun kemudian membuka kotak itu dan ternyata yang membuat kotak itu tak dapat di putar adalah sebuah kunci.
Kunci loker nomor 22, dimana supir Han menyimpan dokumen itu.
0 komentar:
Post a Comment
Tolong berkomentar sesuai topik pembicaraan, dilarang spam dan jangan menaruh link aktif. Terima kasih :)