Sinopsis Film Terbaru, Film Bioskop Terbaru, Daftar Film Terbaru Tayang di Bioskop dan Terupdate Bioskop.

Jang Ok Jung episode 17

Ok Jung bertemu dengan para Menteri dan mengatakan dua hal. Pertama, dia bukan anak Jo Sa Seok dan kedua, Ratu sudah berbohong saat mengatakan mimpinya pada Raja bahwa Ok Jung tidak akan pernah memiliki anak. Karena kenyataannya, saat ini ia sedang mengandung anak Baginda Raja.
Semua terkejut, tapi partai Namin tampak bersemangat.

Ok Jung tanya apa mereka akan tetap ingin mengusirnya keluar dari istana? Ok Jung membentak mereka, kenapa kalian tidak menjawabku?
Menteri Min berusaha tenang dan menyanggahnya, apa kehamlan ini ..sudah dikonfirmasikan?



Ok Jung menyidir Menteri Min, jadi maksud anda saya berbohong bahwa saya mengandung anak Yang Mulia Raja?
Menteri Min : Bukan begitu maksud saya, tapi kehamilan di istana akan dipastikan oleh tabib istana dan saya belum mendengar apapun dari tabib.
Ok Jung memang sudah menunggu kata-kata ini, kalau begitu kalian semua akan mendengarnya sekarang, tabib istana, silahkan masuk.



Tabib istana masuk dan Menteri Min tampak syok karena dia adalah kepala tabib istana yang selalu memeriksa Ibu Suri dan bahkan Ratu. Menteri partai Namin kelihatan berseri-seri.


Ok Jung minta tabib itu mengatakan, apa benar aku hamil atau tidak. Tabib itu mengkonfirmasi kehamilan Ok Jung, saya mendengarkan detak nadi bayi, Hee Bin Mama telah mengandung anak Yang Mulia Raja, Selamat Hee Bin Mama...!
Ok Jung sengaja minta tabib itu mengatakannya sekali lagi agar para Menteri puas. Pihak Namin tampak berseri-seri. Menteri Min masih bertanya, apa Yang Mulia Raja sudah tahu soal kehamilan ini?

Ok Jung tersenyum manis, tentu saja. Yang Mulia Raja sangat bahagia dan sangat mengharapkan kelahiran putranya.
Menteri Min dan pihak Seoin tidak bisa bicara lagi. Mereka tidak mungkin bisa mengusir Ok Jung yang sedang mengandung anak Raja.

Ratu Inhyeon mendengar berita ini dan merasa Ok Jung sudah mempermainkannya. Ratu ingin bertemu Ok Jung. Ratu pergi ke arah Chwi Seon Dang dan melihat Ok Jung.
Ratu marah, apa yang kau lakukan? Bukankah aku dengan sungguh-sungguh memohon agar kau tidak membuat Raja dalam posisi sulit, jadi aku memintamu meninggalkan istana. Tapi..kau mengumumkan kehamilanmu di Daejeon?
Ok Jung tidak tahu apa salahnya. Ratu berkata seharusnya Ok Jung mengatakan itu padanya.



Ok Jung : Bagaimana saya mengumumkannya, itu tidak ada hubungannya dengan anda, Yang Mulia. Saya berkata saya ingin mengatakan yang sebenarnya dan saya ingin bertanya pada mereka di Daejeon. Tapi saya tidak pernah berkata kalau saya akan mengumumkan kepergian saya dari istana.
Dan anda bertanya pada saya seperti ini, saya takut ini akan membuat anda terlihat seperti cemburu. Karena rahim anda begitu dingin, bagaikan musim dingin yang beku sehingga anda tidak bisa mengandung.

Ratu marah dan menampar Ok Jung. Kau kasar sekali!
Ok Jung terkejut, Yang Mulia, beraninya anda..

Ratu menampar Ok Jung sekali lagi. Whoa..Ratu murka, kondisi Ratu adalah rahasia negara..beraninya kau mengatakan ini di tempat seperti ini dengan begitu banyak orang!
Lagipula, kalau kau sedang mengandung, kau seharusnya menguasai pikiranmu. Aku hanya memperingatkanmu untuk lebih berhati-hati di masa mendatang. Kau harus istirahat sekarang. Ratu pergi.



Ok Jung tersinggung dan sakit hati, Shi Young tampak cemas. Anda tidak apa-apa?
Hyeon Moo mengantar Chi Soo masuk ke istana dan menemui Sukjong yang sedang latihan memanah.
Tapi Sukjong tidak konsentrasi dan meleset tembakannya. Chi Soo heran, apa busur yang ia bawa tidak bagus. Sukjong menggeleng, ini bukan soal busurnya. Tapi pikiranku yang tidak tenang.

Chi Soo tanya ada masalah apa. Sukjong berkata ini karena ia sedang menantikan seorang keturunannya. Chi Soo terkejut, apa Yang Mulia Ratu sedang mengandung?
Sukjong berkata Chi Soo tidak perlu tahu urusan istana. Ia suka dengan busur Chi Soo dan akan mengambil semuanya, ia minta Chi Soo bicara saja dengan Hyeon Moo. Sukjong pergi.



Chi Soo melihat-lihat istana dan mengamati Chwi Seon Dang. Chi Soo tersenyum lembut. Tiba-tiba Choi musuri muncul sambil membawa kue. Ia berdiri di depan Chi Soo.
Chi Soo sampai kaget, siapa kau?

Choi musuri - Choi Suk Bin
Choi : Aku? Aku Choi. Kau sendiri siapa?
Chi Soo mendengar suara orang lewat. Ia segera menarik Choi untuk sembunyi dan menutup mulutnya.


Sukjong dan Ok Jung jalan sambil bergandengan tangan. Keduanya tampak bahagia. Chi Soo terkejut melihat Ok Jung. Sementara Choi tidak melepaskan pandangannya dari Sukjong. Ia tersenyum melihat Sukjong.
Chi Soo menarik Choi sembunyi lagi karena Hyeon Moo melihat ke arah mereka. Setelah rombongan itu lewat, Choi komen, Hee Bin Mama sedang mengandung.

Chi Soo terkejut. Choi melanjutkan, istana jadi kacau. Ia tanya apa yang dilakukan Chi Soo disini.
Chi Soo : Aku hanya melihat-lihat. Aku dengar kediaman ini sangat bagus.
Choi tersenyum : Sepertinya bukan seperti itu, dari yang kulihat...kau datang untuk mencuri.
Chi Soo : Apa?
Choi : Aku tahu dari matamu. Kau memiliki mata seperti mataku.

Choi meletakkan tangannya di dada Chi Soo, kau seperti ikan yang tersangkut dalam jaring. Padam...padam..(bunyi jantung)
Chi Soo kesal, ia menyingkirkan tangan Choi dan pergi.

Choi mengingat kata-kata Ok Jung saat mereka pertama kali bertemu. Saat Choi mengambil hiasan milik Ok Jung dan ketahuan. Choi membela diri, kalau ia tidak ketahuan maka itu tidak bisa dianggap sebagai mencuri.
Ok Jung punya solusi yang lebih baik, ia akan memberikan hiasan itu untuk Choi, artinya kau tidak mencurinya. Tapi kau tidak boleh mengulanginya lagi.
Choi tampak kagum dan ia berkata ingin seperti Ok Jung nanti. Ok Jung hanya tersenyum.

Sekarang Choi benar2 ada di istana dan memandang Raja+Ok Jung dengan satu tekad.

Beberapa bulan kemudian.
Kandungan Jang Hee Bin sudah lumayan besar, sepertinya tinggal menunggu beberapa minggu untuk hari kelahiran. Hee Bin pergi ke bagian kosmetik dan memilih warna untuk pemulas bibir.



Semua dayang menunggu dengan penuh rasa ingin tahu. Akhirnya Ok Jung memilih warna merah camelia untuk ia kenakan hari ini.
Seorang dayang langsung lari dan mengabarkan ke dayang bagian jimbang, warna hari ini adalah merah camelia. Hee Bin Mama mengenakan warna merah camelia hari ini. Berita itu langsung menyebar dan para gungnyeo langsung mengenakan lipstik warna merah camelia.
Bahkan termasuk dayang Ratu Inhyeon. Sampai Dayang Hong murka, apa yang kalian lakukan?!

Sukjong jalan ke kamarnya. Kasim Yang terkejut melihat para dayang mengenakan lipstik warna merah, Yang Mulia..hari ini Hee Bin Mama pasti mengenakan warna merah. Sukjong geli, kukira semua gungnyeo memakan tikus hari ini. Wkk
Jang Hee Bin datang, Yang Mulia. ok Jung berkata ia bisa merasakan tendangan bayinya sekarang.
Sukjong tersenyum, benarkah? Sukjong mengajak Ok Jung masuk ke dalam, ia juga ingin merasakan tendangan anaknya.

Tiba saatnya Hee Bin melahirkan. Prosesnya lumayan sulit dan lama. Ok Jung dibantu para perawat istana berjuang keras melahirkan anaknya.
Shi Young sekarang sudah diangkat menjadi Sanggung, Uhm Sanggung. Ia bertemu Hee Jae yang sudah menjadi Letnan. Hee Jae memuji penampilan Uhm. Dayang Uhm berkata Hee Bin akan melahirkan hari ini dan ingin ditemani Ny. Yoon.
Hee Jae terkejut, tapi ia mengerti dan langsung pergi untuk memanggil ibunya.

Ok Jung berjuang keras. Para perawat minta Ok Jung terus berusaha sedikit lagi. Ok Jung teriak2, eomoni...Ibu..Ibu.

Sukjong gelisah, ia tidak bisa konsentrasi. Apa masih belum juga? Kasim Yang membenarkan, karena ini adalah yang pertama, sepertinya sangat sulit bagi Hee Bin.
Sukjong langsung pergi.

Ratu mendengar kalau Raja pergi ke tempat untuk melahirkan. Dayang Hong membenarkan, ia tampak serba salah, Yang Mulia..bagaimana kalau dia melahirkan seorang putra?
Tangan Ratu yang membuka halaman buku jadi terhenti. Lalu ia melanjutkan, memangnya kenapa...itu akan menjadi kabar yang sangat menggembirakan untuk istana.

Sukjong mondar-mandir di depan tempat itu dan mendengar teriakan Ok Jung. Perawat istana menanyakan Ny. Yoon pada Shi Young. Shi Young bingung, ia sudah mengirim pesan tapi heran kenapa belum tiba juga.
Ratu ada di kediamannya dan tidak bisa konsentrasi. Ia ingat pertanyaan Dayang Hong, bagaimana kalau dia melahirkan seorang putra?

Hee Jae menemui Menteri Jo dan pamannya. Menteri Jo tanya apa Ny. Yoon sudah berangkat. Hee Jae membenarkan, bahkan Yang Mulia Raja sudah mengirimkan tandu untu ibu. Menteri Jo dan Jang Hyeon tersenyum senang.
Hee Jae berkata kalau Hee Bin Mama melahirkan seorang putra, maka ia akan menjadi ibu dari Raja berikutnya.

Jang Hyeon belum puas, ibu dari Raja berikutnya? Apa itu cukup untuk menghapus kemarahan karena putri saya yang sudah meninggal? Dia harus menjadi Mo Hu.



Hee Jae dan Menteri Jo terkejut, Mo Hu artinya..Hee Bin akan menjadi Ratu. Menteri Jo tanya apa Raja memberikan petunjuk pada Jang Hyeon. Jang Hyeon berkata jika mereka ingin menjadi keluarga Raja dari pihak Ibu, mereka harus mendapatkan gelar Ratu dan untuk melakukan itu, Hee Bin harus melahirkan seorang putra. Seorang putra.

Ny. Yoon diantar dengan menggunakan tandu sampai di istana. Ada seorang pejabat yang menahannya. Tahan!.

Menteri Min dan pihak Seoin tampak stress. Mereka bahkan tidak pulang sampai selarut ini, Hee Bin ini benar2 hebat.
Salah satu Menteri partai Seoin cemas, nasib mereka ditentukan oleh anak yang akan dilahirkan Hee Bin. Min Daegam, kalau Hee Bin melahirkan seorang putra, apa yang akan terjadi?

Menteri Kim : Melihat sikap Yang Mulia Raja akhir2 ini, dia mungkin akan mengangkatnya sebagai Won Ja (putra sulung Raja yang kemungkinan besar akan diangkat sebagai Putra Mahkota).
Menteri Min kesal, tidak mungkin. Yang Mulia Ratu masih muda, bagaimana itu bisa terjadi?

Menteri Min tidak peduli, kalaupun itu terjadi, kita harus menghentikannya meskipun harus mengadakan protes. Putra Mahkota dari seorang selir? Omong kosong!

Menteri Kim : Dia tidak seperti Raja sebelumnya. Raja yang sekarang memiliki pengawal kerajaan paling kuat sepanjang sejarah dan dia memiliki dukungan penuh dari masyarakat.
Menteri Min berdiri dan berkata akan pergi ke kediaman Ratu. Semua rekannya hanya bisa menghela nafas.

Seorang pejabat bernama Yi Ik Su tidak suka waktu mendengar ibu dari Hee Bin masuk istana dengan menggunakan tandu. Dia adalah seorang budak, bagaimana bisa datang menggunakan tandu yang khusus dipakai untuk para Ny. bangsawan?

Yi Ik Su marah, ia memerintah Ny. Yoon ditarik keluar dari tandu. Ny. Yoon ketakutan tapi tetap berusaha protes, saya tidak punya banyak waktu. Saya harus menemani Hee Bin Mama yang sedang melahirkan! Yi Ik Su tidak peduli, beraninya seorang budak naik ke atas tandu! Itu adalah suatu kejahatan karena sudah mengacaukan susunan dasar dari Joseon. Kau akan dihukum karena pemberontakan!

Ny. Yoon berdiri, saya mohon, saya mungkin dari kelas rendahan, tapi saya datang atas perintah dari Yang Mulia Raja. Tidak menghormati saya berarti tidak menghormati Yang Mulia Raja. Bagaimana anda bisa memperlakukan saya seperti ini?
Yi Ik Su tidak percaya, aku tidak menghormati siapa? beraninya seorang budak mengancamku dengan nama Yang Mulia Raja! Apa yang kalian lakukan? cepat bakar tandunya, pukul semua pembawa tandu dan usir mereka semua!

Mereka mendorong Ibu Ok Jung, membakar tandu dan memukuli pembawa tandunya. Shi Young kebetulan keluar karena ingin menunggu Ny. Yoon. Ia terkejut sekali dengan sikap mereka. Shi Young lari masuk.
Sukjong gelisah dan tanya pada Kasim Yang, apa ibu Ok Jung belum juga datang. Kasim Yang membenarkan. Shi Young datang dan langsung berlutut di depan Sukjong, saya pantas mati Yang Mulia. Shi Young pasti mengatakan apa yang terjadi di depan istana.

Sukjong keluar dan melihat sendiri apa yang terjadi. Ia murka sekali dan membentak mereka. Apa yang kalian lakukan?!

Yi Ik Su membungkuk dan berusaha menjelaskan tentang tradisi, bahwa orang dari kelas rendahan tidak boleh naik tandu di istana.
Sukjong : Jadi kau melempar ibu Hee Bin keluar dan membakar tandunya?

Yi Ik Su minta Raja mempertimbangkannya, ini adalah hukum yang berlaku di Joseon. Yi Ik Su hanya menjalankan hukum. Sukjong berkata, aku yang mengirimkan tandu, apa kau tetap melakukan itu padahal kau tahu bahwa aku yang mengirimnya?
Yi Ik Su masih bertahan, saya hanya menjalankan hukum.

Sukjong membentaknya : Tutup mulutmu! Aku mengirimkan tandu karena Hee Bin kesulitan dalam melahirkan. Dan setelah Hee Bin melahirkan anak, dia (Ny. Yoon) bisa dianggap sebagai ibu mertuaku. Tidak menghormati Ibu Hee Bin berarti tidak menghormatiku!
Sukjong memerintah Hyeon Moo untuk minta Sekretaris Negara agar mencopot jabatan Pejabat Yi Ik Su dan memecatnya. Ia juga akan disidang karena tidak menghormati Ibu Hee Bin.

Yi Ik Su terkejut, ia berusaha membela diri bahwa ia hanya menjalankan hukum. Sukjong membentaknya, tutup mulutmu! ini hanya tindakan tidak hormat biasa atau usaha untuk menghalangi Hee Bin agar tidak bisa melahirkan dengan selamat, aku akan memeriksanya.
Sukjong minta Hyeon Moo memastikan agar perintahnya dilaksanakan tanpa ada kesalahan.

Sukjong membantu Ny. Yoon berdiri, tolong berdiri. Ny. Yoon minta maaf pada Raja. Sukjong berkata Ok Jung mengalami kesulitan saat melahirkan dan ia membutuhkan bantuan Ny. Yoon. Sukjong menyuruh Kasim Yang dan Dayang Uhm membantu Ny. Yoon.
Setelah Ny. Yoon pergi, Sukjong melihat ke arah tandu dan kelihatan murka.

Ok Jung masih berjuang dan memanggil ibunya. Eomoni..eomoni.. Perawat istana berusaha memberikan semangat, Mama..bayinya akan segera keluar doronglah lebih kuat lagi..!
Ny. Yoon masuk dan bergegas memegang tangan putrinya, ibu disini. Mama berusahalah..ayo sedikit lagi. Ok Jung seperti mendapat kekuatan baru saat melihat ibunya. Ia berjuang sekali lagi dengan kuat dan akhirnya, terdengar tangis bayi Ok Jung. Pangeran Yi Yun lahir.

Sukjong terkejut dan lega saat mendengar tangisan bayinya. Ia menunggu dengan harap-harap cemas. Perawat istana keluar dengan wajah cerah. Sukjong langsung tanya kondisi Ok Jung. Apa Hee Bin baik-baik saja? Perawat itu membenarkan, silahkan masuk Yang Mulia. Sukjong langsung masuk.

Dayang Hong lari melapor pada Ratu dan Menteri Min, bayinya sudah lahir. Menteri Min terkesiap, ia langsung tanya jenis kelamin bayi Ok Jung.

Ok Jung tersenyum lega, ia berbaring disamping putranya. Sukjong masuk dan langsung sadar, Ok Jung baru saja memberikan seorang putra sulung untuknya.
Yi Yun - Raja Gyeongjong
Sukjong langsung duduk dan mengamati anaknya. Ok Jung tersenyum, selamat Yang Mulia...dia seorang pangeran. Sukjong senang sekali, seorang anak laki-laki? Ok Jung membenarkan. Dia adalah putra sulung Yang Mulia.
Sukjong memeluk Ok Jung erat-erat. Kau sudah melahirkan putraku..putra sulungku. Ok Jung menangis bahagia.
Ny. Yoon tersenyum melihat keberuntungan putrinya. Semua dayang dan perawat langsung berlutut, selamat Yang Mulia. Selamat Yang Mulia.
Ratu Inhyeon menumpahkan tehnya, dia melahirkan seorang putra? Hee Bin memiliki seorang putra? Dayang Hong membenarkan dan minta maaf. Menteri Min terkejut tapi ia menghibur anaknya, jangan terlalu cemas Yang Mulia. Saya akan mengurus semuanya.
Ratu berdiri, aku harus pergi kesana. Ratu ingin menjenguk bayi Hee Bin, karena sudah lama tidak terdengar tangisan bayi di istana. Inhyeon menahan tangisnya dan berkata ini adalah kejadian yang sangat membahagiakan. Aku harus mengucapkan selamat kepadanya. Ratu benar2 berjuang agar tidak menangis, ia memaksakan diri tersenyum dengan mata penuh air mata.
Sukjong menggendong Yi Yun, sini..aku ingin melihat wajah putraku, kau sudah membuat ibumu kesulitan saat melahirkanmu, Won-ja ku.
Ok Jung terkejut, Yang Mulia? Ny. Yoon juga tidak percaya.

Sukjong masih bicara pada bayinya, Won-ja ku kau lebih mirip siapa ya?
Ok Jung : Apa Yang Mulia tadi berkata Won Ja?
Sukjong membenarkan, karena dia adalah putra sulungku. Tentu saja dia adalah seorang Won-Ja.

Ok Jung menangis. Ny. Yoon juga terharu dan dayang Uhm kelihatan senang sekali. Sukjong menggoda Ok Jung, kau seperti ini hanya untuk Won Ja? Kalau aku berkata Se Ja (Putra Mahkota), tangisanmu pasti sudah seperti sungai.
Sukjong : Won Ja adalah sebuah anugerah, aku akan segera melaporkannya ke Kuil Jongmyo.
Ok Jung : Kemurahan Yang Mulia sungguh tidak terbatas.
Sukjong tersenyum sambil menggendong bayinya.

Ratu Inhyeon ada di luar kamar dan mendengar percakapan mereka. Ratu langsung menangis dan tangannya gemetaran. Dayang Hong tidak percaya mendengar ini. Won Ja...Won Ja...Yang Mulia Ratu masih ada di sini, bagaimana seorang putra dari Jang bisa..
Ratu menangis : Aku sudah mengira ini terjadi tapi sulit untuk mendengarnya.
Ratu tidak tahan dan tidak bisa masuk ke kamar mereka, ia akan menjenguk Ok Jung nanti.



Paginya, para menteri mengucapkan selamat atas kelahiran putra Raja. Bahkan termasuk salah seorang menteri Seoin. Membuat Menteri Min dll melirik kesal padanya.
Sukjong berterima kasih, ia senang akhirnya menjadi seorang Ayah. Aku senang sekali, rasanya aku memiliki dunia. Aku akan memberikan 1000 koin perak untuk rakyat miskin dan aku akan membebaskan tawanan dengan kesalahan ringan. Lakukan perintahku. Para Menteri mengerti.



Menteri Min menyinggung soal pemecatan pejabat Yi Ik Su dan yang saat ini dipenjara, padahal dia hanya seorang inspektur yang menjalankan hukum yang berlaku. Jika dia dipenjara, itu akan menggoncangkan dasar negara Joseon.
Sukjong marah lagi, para gungnyeo bisa masuk istana dengan tandu, kenapa selalu Hee Bin yang dinilai dengan hukum yang ketat? Itu adalah perlakuan tidak adil dan menantang kekuasaanku. Jadi aku akan menjadikan ini sebagai contoh dan memberikan peringatan pada kalian. Jika ada orang yang berani mencoba mengusik otoritasku, aku tidak akan memaafkannya, tidak peduli siapa orangnya.
Sukjong sengaja menatap tajam ke arah Menteri Min. Dendam Sukjong pada Min Yoo Jung sudah sampai ke ubun2, dia pasti selalu mencari cara mengusir Min.

Sukjong juga mengumumkan beberapa keputusan mengenai putranya. Putraku yang berharga yang sudah kutunggu sejak lama..dia akan mendapat gelar Hui Seo dan namanya Yun.
Semua Menteri mengucapkan selamat.

Tiba-tiba Sukjong merasakan sakit di ulu hatinya. Semua Menteri kelihatan terkejut. Yang Mulia..apa anda merasa tidak enak badan?
Sukjong hanya menggelengkan kepala. Tidak..aku tidak makan dengan teratur jadi perutku sedikit sakit saat ini. Aku akan melanjutkan apa yang kukatakan. Aku akan menunjuk putraku yang baru saja lahir sebagai Won Ja.
Ini membuat hampir semua Menteri syok. Karena Won Ja adalah putra pertama yang dilahirkan oleh Ratu. Menteri Jo langsung berterima kasih tapi pihak Seoin menolak, meskipun dia seorang pangeran, tapi dia adalah anak yang dilahirkan seorang Selir, bukan dari Ratu. Jadi terlalu dini untuk menunjuknya sebagai Won Ja.

Sukjong tetap akan menunjuk Yi Yun sebagai Won Ja dan akan segera melaporkannya pada Kuil Jongmyo. Jika ada yang menentang keputusanku, tinggalkan saja posisi kalian dan pergi dari sini. Jangan bicara lagi.
Pihak Seoin langsung tegang. Pihak Namin senang sekali, Kemurahan Yang Mulia tidak terukur.

Ok Jung terus menimang anaknya dengan bahagia. Ia terpaksa memberikan Yi Yun pada Shi Young karena ia tidak ingin digosipkan. Ok Jung sebenarnya ingin terus memberikan asi untuk anaknya. Sudah adat di istana untuk menyerahkan semua bayi dalam asuhan dayang2 pengasuh (nanny/baby sitter ala Joseon)
Shi Young setuju keinginan Ok Jung, ia menenangkan Ok Jung. Anda bisa sering melihat Pangeran. Tiba-tiba Ratu datang. Ok Jung tampak resah, mau apa Ratu kesini?

Shi Young minta Ok Jung tenang, ia akan tetap menemani Ok Jung. Ratu masuk ke kamar mereka. Ok Jung berdiri untuk menghormat. Keduanya tampak dingin.



Ratu dan Ok Jung duduk berhadapan. Ratu mengucapkan selamat atas kelahiran Pangeran. Ratu memakai istilah Wang-ja. Ok Jung membenarkan, maksud Yang Mulia, Won-ja saya?
Ratu dengan berat hati mengiyakan. Ratu ingin melihat Yi Yun.



Ok Jung mengijinkan dan minta Shi Young menyerahkan Yun pada Ratu. Ratu Inhyeon menimang Yun dan langsung tampak menyayanginya. Yun kecil memang lucu dan menggemaskan.
Ratu tersenyum melihat Yun. Tiba-tiba Ok Jung merasa gelisah dan tidak aman. Ia langsung merebut Yun begitu saja dari tangan Ratu.
Ratu Inhyeon terkejut, apa yang kau lakukan? Ok Jung memberi alasan anaknya gelisah kalau bersama orang lain yang bukan ibunya.

Ok Jung berkata ia sedikit kelelahan dan ingin Ratu pergi dulu. Inhyeon mengerti dan minta Ok Jung istirahat dulu. Inhyeon berkata ia memang keterlaluan saat Ok Jung hamil dan sekarang ia merasa tidak enak waktu melihat Won Ja. Inhyeon minta Ok Jung tidak terlalu kejam kepadanya. Inhyeon pergi.

Ok Jung sebenarnya ingin melakukan itu, tapi ia tidak suka dengan cara Ratu melihat Yun. Anda seperti melihat anak anda sendiri.
Inhyeon ingat rencana Ibu Suri yang ingin mengambil anak Ok Jung dan membesarkannya sebagai Raja lalu membuang ibunya.
Sukjong bertemu dengan Jang Hyeon, ia mengeluhkan sikap partai Seoin. Mereka semua mempertaruhkan nyawanya untuk melawan perintahku. Sukjong tanya apa sebaiknya partai Namin saja yang menguasai kabinet? bagaimana menurutmu? bukankah kau dekat dengan partai Namin?
Jang Hyeon ketawa, ia memang dekat dengan anggota partai Namin, tapi ia selalu memihak pada kekayaan.
Sukjong ketawa. Lalu menurutmu dimana posisiku? Jang Hyeon berkata, Yang Mulia selalu menjadi Raja di langit.

Sukjong berkata kekuasaan partai Seoin juga mulai menuju ke puncaknya. Jang Hyeon heran, Yang Mulia memiliki pasukan pengawal paling kuat, sekarang anda juga telah memiliki keturunan yang bisa mendukung anda, apa yang anda takuti?

Sukjong : Hanya karena tidak ada yang kutakuti, bukan berarti aku bisa bergerak tanpa rencana.
Partai Namin lebih mengutamakan pertanian sebagai dasar dan mengabaikan perdagangan. Tapi itu tidak fleksibel untuk mengimbangi peningkatan jumlah populasi di ibukota. Dan itu juga bertentangan dengan kebijakan perdaganganku. Jadi aku masih berpikir..

Jang Hyeon usul, Yang Mulia bisa mempekerjakan orang dari Partai Namin. Menggerakkan pejabat dan pedagang yang bekerja sama dengan mereka (Namin) dan Yang Mulia bisa mendapatkan apapun yang anda inginkan.
Sukjong : Pejabat dan pedagang yang bekerja sama dengan Partai Namin...itu menarik! Tapi partai Seoin tidak akan duduk diam dan melihatnya begitu saja.
Benar, masih berbahaya untuk mengganti kekuatan pengendali kabinetnya. Jika terjadi kesalahan, itu akan mengganggu kabinet yang lumayan damai akhir2 ini. Sukjong akan mempertimbangkan beberapa orang yang mungkin bisa membantu Hee Bin dan Partai Namin.

Jang Hyeon menghadap Menteri Jo dan wakil ketua Namin setelah pertemuan ini. Jang Hyeon berkata Raja masih belum sepenuhnya berpihak pada partai Namin. Meskipun keturunannya lahir dari partai Namin. Yang Mulia Raja seperti masih belum yakin dan memiliki keraguan kepada partai Namin. Tapi Yang Mulia tidak benar2 memperlihatkan apa yang sebenarnya ia pikirkan.
Malamnya, Sukjong memanggil tabib istana. Tabib itu memeriksa nadi Raja dan menghela nafas, Yang Mulia mewarisi penyakit yang sama seperti mendiang Raja. Ditambah, Yang Mulia sering marah, akibatnya demamnya sudah masuk ke hati/liver. Saya mohon Yang Mulia bisa menenangkan pikiran Anda.
Jika Yang Mulia emosi, penyakitnya bisa tidak terkendali.
Sukjong : Tidak terkendali?
Tabib istana : Ampuni saya, tapi Yang Mulia bisa pingsan atau kehilangan nyawa anda.

Sukjong tertawa getir, Ya ampun...satu masalah setelah masalah berikutnya? Aku menghadapi banyak masalah dan sekarang ini yang terjadi.
P. Dong Pyeong datang. Sukjong minta tabib pergi dulu. P. Dong Pyeong tahu Sukjong pasti banyak pikiran setelah kematian Ibu Suri. Lebih dari mengatasi konflik antara Partai Barat dan Selatan.
Sukjong membenarkan, tapi yang lebih menguras pikirannya adalah soal putranya P. Yun. Ia ingin mengangkat Yun ke takhta dan itu membutuhkan legitimasi.
P. Dong Pyeong terkejut, apa Raja memang merencanakan ini?

Sukjong membenarkan, ia memang sudah merencanakan ini sejak ia minta Hee Bin melahirkan putra sulungnya. (Btw, suara Sukjong lama2 kaya suara kakek2 wkk..serius, terus saja dengerin suara Ah In disini, lama-lama kaya kakek2)
Tapi jika Sukjong meninggalkan takhta untuk Yun padahal posisi Yun masih belum pasti, ini akan membuat Yun menderita dengan pertanyaan soal legitimasi selama hidupnya.

P. Dong Pyeong tanya apa rencana Raja. Sukjong berkata ia sudah berpikir keras untuk masalah ini dan jawabannya selalu sama. Putra dari selir. Harus mengubah kelas ibunya.
P. Dong Pyeong : Yang Mulia?

Sukjong : Status yang lebih tinggi daripada selir Level 1. Hanya ada satu cara untuk membuat Won Ja menjadi Putra Mahkota yang sempurna.
Menteri Min menenangkan Ratu, Yang Mulia masih muda dan masih banyak kesempatan, jadi jangan terlalu khawatir. Tapi Ratu berkata ayahnya mengatakan ini karena tidak mengenal Sukjong. Yang Mulia akan menaikkan putra Hee Bin ke atas takhta.

Menteri Min ketawa, itu mustahil. Meskipun Raja berniat seperti itu, tapi tidak akan terlaksana di negeri seperti Joseon ini. Putra Selir tidak akan pernah naik takhta kalau ada putra dari Ratu (masalahnya, mana putra Ratu?) Kalau itu terjadi, artinya tinggal selangkah lagi dari penggulingan Raja.
Ratu terkejut : Penggulingan Raja?

Sementara itu, P. Dong Pyeong gemetaran dan cawan teh di tangannya hampir jatuh. Sukjong dengan tegas berkata, Ganti Ratunya. Hanya itu satu-satunya cara.
Sukjong ingat tandu Ny. Yoon yang dibakar dan wajah memelas Ny. Yoon saat memohon agar diijinkan bertemu Hee Bin yang sedang berjuang melahirkan anaknya. Sukjong berkata, selama Ok Jung masih berstatus Hee Bin, maka ia akan terus menghadapi kesulitan. Aku akan membuat Yun dan ibunya memiliki status sempurna. Setelah itu aku akan membuat Yun sebagai pewaris takhtaku tanpa cela.

P. Dong Pyeong merasa cemas, pihak Seoin pasti tidak akan diam saja. Sukjong tersenyum, apa paman pikir mereka akan mencoba menggulingkanku?
P. Dong Pyeong : Ya, Yang Mulia.

Sukjong : Itu bukan hal yang hanya bisa dilakukan para Menteri. Aku juga bisa melakukannya. Dengan kata lain, mereka mencoba menggulingkan Raja dan aku akan mengganti partai yang berkuasa. Aku akan menyusun pemerintahan baru.
P. Dong Pyeong pucat pasi. Sukjong minum tehnya dengan santai, ia tersenyum. Jangan terlalu cemas. Aku akan tetap menyembunyikan cakarku sampai waktunya tiba.

P. Dong Pyeong tanya apa Sukjong benar2 berencana mengganti partai yang berkuasa.

Sukjong : Berencana? persiapannya sudah dimulai sejak lama. Dan dalam pertemuan besok pagi, aku akan membuka gerbangnya dengan mengumumkan Won Ja-ku sebagai Putra Mahkota. Aku akan membutuhkan bantuanmu, Paman Dong Pyeong.

Benar kata P. Dong Pyeong, Sukjong adalah orang yang paling ia sayangi sekaligus orang yang paling ia takuti. Sukjong ini bisa membantai para Menteri dalam sekejap untuk mengganti penguasa kabinetnya.

Sukjong menemui Ok Jung dan anaknya. Ia menimang Yun sebentar lalu memberikannya pada Ok Jung. Ok Jung memberikan Yun pada Shi Young untuk diasuh. Setelah itu Sukjong tanya apa Hee Bin ingat perkataannya saat ia memberikan Chwi Seon Dang pertama kalinya.
Ok Jung tanya apa maksud Sukjong.
Sukjong : Bahkan sebagai Raja, tidak ada yang bisa ia dapatkan tanpa bertarung.

Ok Jung ingat itu. Sukjong berkata mungkin pertarungan kali ini akan lebih brutal dan lama. Ok Jung tampak cemas, apa memang sesulit itu menunjuk Yun sebagai Won Ja?
Sukjong : Bukan, bukan Won Ja, aku ingin memutuskan soal suksesi kali ini.

Ok Jung gemetaran, maksud Yang Mulia..?
Sukjong akan mengambil kesempatan ini dan akan menunjuk Yun sebagai Putra Mahkota.
Ok Jung menangis : Yang Mulia..! Kemurahan anda benar2 tidak terbatas.

Sukjong memegang tangan Ok Jung, kau harus tetap kuat. Sampai itu terjadi, ini bisa menjadi pertarungan yang sunyi. Ok Jung bisa menanggung segalanya, selama Yang Mulia Raja ada di sisinya.
Sukjong mengangguk dan semakin erat menggenggam tangan Ok Jung.

Paginya, Sukjong menghadiri pertemuan dengan para Menteri. Sukjong sudah menunjuk P. Yun sebagai Won Ja dan akan melaporkannya segera ke Kuil Jongmyo.
Partai Seoin protes sementara Partai Namin berterima kasih.

Menteri Min menentang keras karena P. Yun bukan anak Ratu melainkan anak Selir, ini tidak boleh terjadi. Menteri Kim berkata, Ratu masih muda dan ia mohon Sukjong menunda melaporkan P. Yi Yun sebagai Won Ja ke Kuil Jongmyo.

Sukjong ketawa, ia berkata alasannya duduk disini bukan karena penunjukan Yun sebagai Won Ja. Aku akan menunjuk Wang Ja Yun sebagai Se Ja (Putra Mahkota).
Semua Menteri syok, bahkan Partai Namin juga terkejut dengan keputusan ini.

Menteri Min langsung bicara : Yang Mulia, menunjuk seorang Pangeran yang dilahirkan Selir sebagai Won Ja saja sudah terlalu cepat. Bagaimana anda bisa membuatnya menjadi Putra Mahkota..padahal Yang Mulia Ratu masih hidup dan sehat? Bahkan jika  saya bukanlah ayah Yang Mulia Ratu, hal seperti ini tetap tidak boleh terjadi! Tolong pertimbangkan!

Sukjong menantangnya, kalau aku melaksanakan rencanaku ini. Apa yang akan kalian lakukan?
Menteri Min : Kalau Yang Mulia tetap melaksanakan ini dan mengabaikan semua keberatan ini, apa Yang Mulia ingin menggantikan partai yang berkuasa?

Sukjong : Tergantung pada situasinya...itu bisa saja terjadi. Aku memiliki hak untuk mengubah.
Menteri Kim : Hak mengubah artinya..

Sukjong : Raja memiliki hak untuk mengubah pemerintahan kalau perlu. Kalau aku menggunakan hak itu, apa yang akan kalian lakukan?

Menteri Min : Yang Mulia, apa anda harus melakukan sejauh itu hanya untu menyingkirkan Partai Seoin dari istana? Hanya demi memberikan takhta pada putra Selir dari kelas rendahan?

Sukjong kelihatan murka dan ingin membantah Menteri Min, tiba-tiba ia menekan ulu hatinya lagi dan seperti menahan sakit. Menteri Min terkejut. Sukjong melihat ke arahnya dengan pandangan benci lalu ia pingsan di depan para Menteri.
Semua Menteri berdiri dengan panik. Yang Mulia! Yang Mulia!

Kasim Yang segera masuk dan berusaha menyadarkan Sukjong. Hyeon Moo masuk dan teriak, cepat panggilkan tabib istana!
Suasana menjadi panik dan tegang. Istana dalam kondisi darurat.

Tabib istana segera dipanggil ke kamar Sukjong. Ratu Inyhyeon lari ke kediaman Raja, ada Hyeon Moo di depan. Ratu tanya kondisi Raja. Hyeon Moo minta Ratu masuk ke dalam. Ratu segera masuk ke kediaman Raja.

Ok Jung juga panik saat mendengar Sukjong pingsan. Ia teriak ke Shi Young, kenapa kau baru mengatakannya padaku sekarang?

Shi Young : Ada perintah untuk geum yeon ryeong (merahasiakannya), jadi...tapi Yang Mulia Ratu sedang bersama Raja.
Ok Jung bergegas ke kediaman Raja.

Jang Hyeon dan Hee Jae juga panik, kenapa Yang Mulia tiba-tiba pingsan? Ini bagai petir di siang bolong. Menteri Jo dan wakilnya tampak resah. sayangnya Yang Mulia jatuh pingsan saat menyampaikan rencananya untuk menunjuk Won Ja sebagai Putra Mahkota. Yang Mulia bahkan ingin melakukan hak perubahan.

Menteri Jo menjelaskan, Raja sebelumnya belum pernah menggunakan hak ini, tapi itu karena Raja yang terdahulu lemah. Tapi Raja yang sekarang memiliki pasukan kerajaan yang kuat dan mendapatkan dukungan mutlak dari rakyat. Jadi Raja sekarang pasti berpikir bisa menggunakan hak itu.
Jang Hyeon jadi curiga, apa yang akan direncanakan oleh Partai Seoin setelah mendengar rencana Raja ini.

Menteri Jo menebak, mereka bisa menggulingkan Raja dan mengangkat anggota keluarga Raja yang lain untuk naik takhta atau menguasai istana dengan dalih bahwa Pangeran masih terlalu kecil untuk memerintah dan membuat Ratu memerintah di balik layar.

 Benar juga, Partai Seoin memang berencana agar Ratu memerintah dari balik layar. Bukankah kita berencana menggulingkan Raja dan sekarang Raja tiba-tiba mendapat insiden dengan kondisi kesehatannya.
Menteri Kim minta Menteri Min membuat keputusan. Menteri Min tampak ragu, memangnya berapa lama Ratu bisa memerintah dibalik layar.

Menteri Kim mengingatkan masa pemerintahan Ratu Junghee dari masa Raja Sejo, yang memerintah negara selama 7 tahun dan membawa negara dalam kondisi tenang. Itu adalah contoh pemerintahan di balik layar yang berhasil. Yang Mulia Ratu adalah orang yang bijaksana dan dikenal memiliki reputasi baik oleh masyarakat, jadi kenapa tidak dicoba.
Menteri Min masih cemas, soalnya ini adalah putra Hee Bin. Kita seperti menaikkan putra Hee Bin ke takhta. Tidak ada jaminan bahwa dia tidak akan mengikuti jejak Yeonsangun.

 Ratu Inhyeon duduk di samping Sukjong, ia tanya kondisi Raja pada tabib istana dan mendapat penjelasan bahwa ini adalah penyakit keturunan seperti yang diderita mendiang Raja. Tabib istana juga tidak tahu kapan Raja akan siuman.
Ratu minta Kasim Yang mengatakan kondisi Raja pada para Menteri dan minta mereka bersiaga. Ratu akan tetap disisi Sukjong sampai ia siuman. Kasihan juga, Ratu hanya bisa ada di sisi suaminya kalau suaminya pingsan.

Ok Jung bergegas ke kediaman Sukjong dengan membawa P. Yi Yun. Ratu bertemu Ok Jung di depan kediaman Raja dan melarangnya masuk.
Ok Jung terkejut, Yang Mulia Ratu..bagaimana anda bisa melakukan itu? Saya adalah ibu Won Ja dan Selir kesayangan Raja.

Ratu tetap melarangnya, lagipula ibu Won Ja adalah aku bukan kau. Apa kau tidak ingat janji yang sudah kau ucapkan di depan Ibu Suri waktu itu? Lagipula ini adalah tradisi di istana.
Ok Jung : Tradisi lagi?

Ratu memberi perintah pada Hyeon Moo, Kepala Pengawal Istana, jangan biarkan seorang pun masuk yang bisa mengancam keselamatan Yang Mulia.
Hyeon Moo terpaksa mengiyakan.

Ratu memerintahkan para dayang mengantar Hee Bin ke kediamannya. Dayang Uhm langsung maju menghalangi, tapi Dayang Hong dan dayang lain langsung mendekat.
Hee Bin membentak mereka, beraninya kalian menyentuhku! Ok Jung jalan pergi sendiri.

Ok Jung bertemu P. Dong Pyeong yang baru saja tiba di istana, Hee Bin, apa anda sudah melihat Yang Mulia Raja?
Ok Jung menangis, Ratu tidak mengijinkan saya masuk padahal saya adalah ibu dari Won Ja.

P. Dong Pyeong menjelaskan, ini adalah istana. Jika terjadi kondisi darurat, maka mereka akan berjalan sesuai tradisi.

Ok Jung menarik lengan P. Dong Pyeong dan memohon kepadanya agar menolongnya menemui Raja.
Ratu keluar dan melihat Ok Jung, ia tidak suka dengan sikap Ok Jung. Ratu memanggil Ok Jung, Hee Bin kita bicara sebentar.

Ratu mengeluarkan pisau perak milik mendiang Ibu Suri, Ratu tanya apa ok Jung ingat janji yang dibuatnya di depan Ibu Suri.
Ok Jung ingat, Ibu Suri mengancam akan bunuh diri kalau Ok Jung tidak mau janji memberikan anaknya untuk diasuh Ratu.

Ok Jung akhirnya janji, kalau ia mengandung anak dari Yang Mulia Raja, ia akan memberikan anaknya pada Ratu untuk dibesarkan.
Ok Jung ingat. Ratu berkata sekarang adalah waktunya untuk memenuhi janji Ok Jung pada mendiang Ibu Suri. Jadi, aku harus mendapatkan anakmu.

Ok Jung : Apa Yang Mulia ingin menjadikan Won Ja sebagai tahanan?
Ratu : Tahanan? aku akan menjadikannya sebagai putraku. Dan dia bukanlah "Won Ja-ku" melainan "Won Ja Ratu".

Ratu minta Dayang Hong mengambil P. Yi Yun. Ok Jung panik dan membungkuk di depan Ratu, Yang Mulia...anda tidak akan mencelakai Yun saya kan? Anda tidak merencanakan sesuatu yang bisa mengancam nyawa Yun saya kan?

Ratu : Bukankah aku sudah menjelaskan bahwa aku tidak akan membuatmu menjadi manusia babi atau meracuni putramu seperti istri Liu Bang, Lu Zhi. Tapi aku akan membuatmu meninggalkan istana atau menjadikanmu sebagai biarawati.
Ratu tersenyum, aku ingat mengatakan itu kepadamu.

Ok Jung menangis gemetaran. Ratu berkata sepertinya jalan hidup Ok Jung sudah ditentukan. Kau boleh pergi.

Ok Jung jalan keluar dari kediaman Ratu, ia janji tidak akan melupakan tragedi yang terjadi hari ini. Jika Yang Mulia Raja sadar lagi, saya pasti akan mendapatkan putra saya kembali. Setelah itu, saya akan menghancurkan hati anda, seperti apa yang sudah anda lakukan pada saya sekarang dan mengusir anda keluar dari istana.
Belum cukup, Ok Jung melihat Yi Yun dibawa Dayang Hong untuk diserahkan pada Ratu. Dayang Uhm berusaha memohon agar Dayang Hong melepaskan P. Yi Yun.
Ok Jung langsung merebut Yi Yun dari tangan Dayang Hong. Kau tidak bisa melakukan ini!
Dayang Hong : Hee Bin Mama..anda harus menyerahkan Pangeran kepada saya.

Ok Jung marah : Apa kau harus dipukuli lagi agar sadar? Pangeran? Yunku adalah Won Ja!
Dayang Hong berusaha merebut Yi Yun, baiklah tolong berikan Won Ja pada saya. Ok Jung menghindar lagi. Tidak bisa, jangan sekarang!

Ratu Inhyeon jalan keluar, apa kau akan melanggar janjimu? Ok Jung belum siap menyerahkan Yun sekarang.
Ratu dengan dingin berkata : Itu dimulai sekarang.

Ok Jung : Tidak! Belum saatnya! 
Ratu Inhyeon jalan mendekat bersama para dayang. Ok Jung kelihatan ketakutan dan waspada.
Kasihan Yi Yun Won Ja yang diperebutkan oleh keduanya.

Ok Jung [1], [2], [3], [4], [5], [6], [7], [8], [9], [10], [11], [12], [13], [14], [15], [16-1], [16-2]


Notes :
Inhyeon the bitch is back. I'm a mom too, kalau aku jadi Ok Jung, aku bisa membelah Inhyeon jadi 9 dan dayang Hong ada dalam kondisi mati segan hidup tak mau wkkk

Jang Ok Jung episode 17 Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Anonymous

0 komentar:

Post a Comment

Tolong berkomentar sesuai topik pembicaraan, dilarang spam dan jangan menaruh link aktif. Terima kasih :)