Kasim Yang berkata tandu itu untuk Ratu. Ratu Jang tampak gembira, apa Yang Mulia menghadiahkan tandu ini untukku?
Kegembiraan Ratu Jang langsung hilang ketika melihat Hyun Chi Soo di dalam. Ternyata Chi Soo yang sudah memberikan tandu megah itu untuk Ratu. Sukjong bahkan berkata kalau Tuan Jin adalah penyandang dana untuk kepentingan politiknya. Chi Soo juga menyinggung bahwa ia bertemu seorang wanita yang pernah menjadi dayang di bagian dapur istana.
Chi Soo tanya apa ada insiden soal keracunan makanan di istana, makanan dari beras ketan yang dibungkus daun teratai. Sukjong tampak terkejut dan Ratu Jang syok. Tapi Sukjong tampak santai menanggapinya. Insiden keracunan makanan?
Chi Soo membenarkan, menurut dayang itu.. Sukjong ketawa dan berkata ke Ratu Jang, oh ini soal kejadian saat kau sakit gara-gara beras yang sudah basi itu.
Ratu Jang tertegun, tapi Sukjong menatapnya tajam dan minta ia ikut saja. Ratu Jang mengiyakan, Ya..Yang Mulia.
Sukjong berkata rumor selalu dilebih-lebihkan. Ada yang berkata ini lalu orang lain akan berkata lain. Sukjong akan memberi peringatan keras untuk para kasim dan dayang istana karena rumor ini bisa sampai ke telinga pedagang dari Qing. Sukjong juga minta Ratu Jang mengendalikan Keputren agar tidak ada lagi yang membuka mulutnya. Ratu mengerti.
Chi Soo minta maaf, ia terlalu ingin tahu dan sudah tidak sopan. Sukjong hanya tersenyum. Ratu Jang masih kelihatan tegang.
Setelah itu, Ratu Jang memanggil Chi Soo. Chi Soo tersenyum, kenapa Ratu yang begitu agung mau bertemu pedagang biasa dari Qing. Ratu Jang berkata dengan dingin, ia ingin minta tolong. Ia ingin Chi Soo tidak mendekati Yang Mulia Raja.
Chi Soo ketawa, sepertinya ada salah paham, bukan dia yang mendekati Raja tapi Raja yang memanggilnya. Raja membutuhkan banyak hal dan kebetulan ia memiliki banyak hal yang dibutuhkan Raja.
Ratu Jang melepas sikap resminya, Chi Soo orabeoni, aku tidak bercanda. Aku bersungguh-sungguh.
Chi Soo akhirnya menaikkan suaranya : Saya juga tidak bercanda, Yang Mulia Ratu! Anda naik menjadi Ratu negeri ini, apa yang membuat anda begitu gugup dan gelisah? Apa anda sangat menginginkan kursi ini? Cukup untuk melakukan permainan dan mempertaruhkan nyawa anda?
Ratu tertegun, ia pura-pura tidak mengerti, permainan apa yang kau maksud? Chi Soo kesal sekali, apa saya benar-benar harus mengatakannya?
Chi Soo menghela nafas, Yi Sun adalah orang yang menakutkan lebih daripada yang bisa anda bayangkan. Apa anda tidak tahu itu? Dia mungkin tahu bahwa insiden keracunan itu adalah perbuatan anda sendiri.
Ratu Jang terkejut, tidak. Yang Mulia tidak pernah mentolerir kesalahan sedikitpun. Jika dia tahu, dia tidak mungkin memaafkanku atau menunjuk diriku sebagai Ratu.
Chi Soo : Tidak, dia mungkin menginginkan sesuatu yang sangat ia inginkan dari anda. Bahkan cukup besar untuk membiarkan kesalahan anda. Anak yang anda kandung...dia seorang anak laki-laki kan?
Wajah Ratu Jang pucat pasi. Ia sedikit gemetar tapi tetap minta Chi Soo untuk tidak mendekati Raja. Kalau tidak, Ratu akan menganggap Chi Soo sebagai musuhnya.
Chi Soo tampak terluka : Musuh?
Ratu Jang : Aku sudah memberimu peringatan, jadi jangan salahkan aku nanti.
Chi Soo tersenyum getir, lalu tanya, bagaimana kalau Yi Sun tidak melepaskan insiden itu, tapi hanya menutupinya untuk sementara? Lalu Ratu Min yang sudah diturunkan mungkin akan dekat lagi dengan Raja.
Ratu Jang menyangkal, tidak. Itu tidak akan pernah terjadi. Aku memiliki perhatian Raja dan Yang Mulia tidak akan pernah melepaskan tanganku.
Ratu minta Dayang Uhm memanggil kakaknya. Dayang Uhm mengerti.
Lalu Ratu jalan melewati para dayang, mereka bergosip soal dirinya, saat ia melawan Ratu Inhyeon dan membanggakan diri telah mendapat perhatian Raja. Lalu saat Ok Jung berdiri di depan para menteri. Apa aku harus dikeluarkan dari istana? Aku sedang mengandung anak Raja.
Para dayang berkata, kalau mereka hamil dengan anak Raja, mereka bisa menjadi Ratu. Dayang Choi mendengar percakapan teman2nya ini.
Ratu Jang juga mendengar perkataan mereka. Dayang Uhm tanya apa ia harus menyeret dan memukuli mereka semua. Ratu melarangnya, ia memang kesal mendengarnya, tapi sayangnya itu benar.
Ratu Jang melihat Sukjong lewat bersama Kasim Yang serta Hyeon Moo. Tiba-tiba dua orang dayang tadi menjatuhkan diri di depan Raja, ampuni saya Yang Mulia..ambil saja nyawa kami.
Sukjong hanya tersenyum geli, untuk apa membunuh kalian? Lalu ia melanjutkan jalan sambil tersenyum.
Sukjong melirik sedikit ke arah para dayang. Anehnya kenapa tidak ada yang menyadari kehadiran Ratu Jang yang berdiri dengan gaun berwarna merah itu.
Ratu Jang melihat kedua dayang itu dengan murka.
Malamnya, terjadi penculikan besar-besaran dari kediaman para dayang. Mereka disumpal mulutnya, dibawa ke bagian istana yang sepi dan dilempar ke depan Ratu Jang.
Ratu melihat ke arah para dayang dengan dingin, apa semuanya sudah siap? Dayang Uhm mengiyakan.
Mereka menyeret seorang dayang yang menggoda Raja tadi pagi. Lalu mengeluarkan obat dan minta dayang itu meminumnya. Dayang itu ketakutan, apa itu Yang Mulia? Ratu Jang berkata itu adalah obat yang akan menyelamatkan nyawa dayang itu. Obat infertilitas.
Dayang itu minta ampun, ia janji tidak akan melakukannya lagi. Ia tidak akan menggoda Yang Mulia Raja lagi.
Ratu Jang : Jadi kau harus meminumnya. Kalau kau tidak akan menggoda Yang Mulia lagi, kau tidak perlu mengandung sama sekali. Apa yang kalian lakukan? Minumkan obat itu untuknya!
Para dayang memegang lengan dan tangan dayang itu lalu memaksanya minum obat infertil. Dayang itu menangis dan berusaha melawan.
Ratu Jang tiba-tiba melihat masa lalunya, saat mendiang Ibu Suri memaksanya minum obat yang sama. Betapa saat itu dia juga merasa ketakutan, marah dan tidak berdaya. Ratu merasa malu dengan dirinya sendiri.
Ratu Jang teriak : Berhenti! Hentikan semuanya. Ratu Jang pergi meninggalkan mereka. Dayang-dayang itu merasa lega.
Hee Jae menemui Ratu dan tanya kenapa Ratu memanggilnya malam-malam seperti ini. Ratu berkata pedagang kaya dari Qing itu, Chi Soo tahu soal dayang istana yang memasukkan racun ke dalam makanan waktu itu. Katanya dayang itu sudah meninggalkan ibukota, tapi bagaimana Chi Soo bisa menemukannya dalam kapal menuju ibukota?
Hee Jae ingat ia memang bertemu dayang itu di pasar, Hee Jae janji akan segera mencari dayang istana itu. Hee Jae tanya apa itu yang menyebabkan Ratu pucat pasi seperti ini.
Ratu Jang : Aku tidak tahu tapi sepertinya Chi Soo tahu soal insiden beras ketan yang beracun itu. Yang Mulia Raja juga sepertinya tahu sesuatu. Sebenarnya aku sangat ketakutan dan gugup akhir2 ini.
Hee Jae tanya apa yang membuat Ratu takut adalah Tuan Jin Chi Soo ini. Ratu membenarkan dan Raja juga sepertinya mulai menjaga jarak. Hee Jae tanya apa Raja memiliki wanita lain.
Ratu Jang : Bukan, bukan itu masalahnya. Dan aku juga tidak diperlakukan buruk.
Hee Jae minta adiknya tidak khawatir, ia akan membereskan semuanya.
Ternyata Hee Jae mengirimkan pembunuh bayaran untuk menghabisi nyawa Chi Soo. Tapi pembunuh itu berhasil dikalahkan Chi Soo. Chi Soo tanya siapa yang mengirimnya.
Pembunuh itu melakukan ini hanya demi uang. Chi Soo berjanji akan membayar 5 kali lipat dari yang diterima pembunuh itu, katakan siapa yang mengirimmu? Apa Jang Hyeon?
Pembunuh itu mengaku, Jang Hee Jae kakak Yang Mulia Ratu. Chi Soo tidak percaya, jadi Ok Jung benar2 ingin membunuhnya? Chi Soo murka dan membantai pembunuh itu.
Jang Hyeon juga menemui Ratu dan membawa banyak perhiasan dan uang. Ratu Jang senang, sulit mengatur Nae Myeong Bu kalau tidak punya banyak dana. Jang Hyeon menanyakan jawaban Ratu.
Ratu : Jawaban?
Jang Hyeon ingin tahu kapan ia bisa disebut sebagai Guk Gu, Ayah mertua negeri ini. Agar ia bisa menenangkan roh Hong Joo putrinya.
Ratu Jang ketawa, paman. Kau sudah seperti ayahku dan juga kakek Putra Mahkota. Semua orang di Joseon tahu itu. Aku juga tahu bahwa gudangmu penuh dengan barang2 suap. Lalu apa artinya gelar Guk Gu.
Jang Hyeon berubah raut mukanya, Yang Mulia jabatan membuat orang hidup dan mati. Apa anda tahu apa yang saya lakukan demi jabatan itu?
Ratu tampak gugup, paman melakukan sesuatu? Pamannya berkata ia mempercepat kematian istri Min Yoo Jung dan membunuhnya. Apa anda tahu nyawa siapa lagi yang saya cabut? Ratu Jang pucat dan menelan ludahnya.
Sukjong jalan menuju kediaman Ratu.
Jang Hyeon : Saya memajukan kematian Ibu Suri yang selalu ikut campur.
Ratu Jang gemetaran, paman..bagaimana kau bisa melakukan hal mengerikan seperti itu?
Jang Hyeon : Anda menjadi Ratu dengan menggulingkan Ratu yang lalu, tapi darahnya ada di tangan saya. Jadi, ayah mertua negeri ini..
Tiba-tiba terdengar seruan, Yang Mulia tiba...!
Jang Hyeon dan Ratu Jang terkejut. Sukjong jalan masuk dan menyadari suasana tegang di dalam kamar Ratu.
Ratu Jang dan Jang Hyeon berdiri berusaha bersikap normal. Sukjong tersenyum, sepertinya aku mengganggu pertemuan keluarga yang hangat.
Ratu tersenyum dan menyangkalnya, sama sekali tidak Yang Mulia. Ratu tanya kepentingan Raja. Sukjong berkata ingin bicara dengan Jang Hyeon.
Sukjong jalan bersama Jang Hyeon, ia ingin Jang Hyeon mengimpor meriam dan bubuk mesiu. Apa kau bisa melakukannya?
Jang Hyeon tidak bisa melakukannya. Ia cari uang dengan berdagang dengan Qing. Kalau ia memasukkan meriam dan bubuk mesiu itu ke Joseon maka Qing akan tersinggung. Jang Hyeon takut ia bisa kehilangan segalanya dan juga bisnisnya.
Sukjong kelihatan kecewa, jadi kau tidak bisa melakukannya?
Jang Hyeon tidak bisa untuk yang satu itu. Ia tanya apa ada yang lain yang bisa ia bantu. Sukjong berkata ia hanya butuh itu, kalau hal lain sudah banyak yang membantu. Kau boleh pergi.
Kim Man Gi dan Chi Soo menemui Inhyeon. Kim Man Gi berkata kalau Chi Soo ingin mendukung Inhyeon untuk bisa kembali ke istana. Inhyeon tidak mengerti kenapa Chi Soo melakukan itu, padahal mereka belum pernah bertemu.
Chi Soo berkata ia sudah sering membantu Min Daegam. Dan ia tahu partai Seoin ingin menguasai istana lagi.
Inhyeon mengerti dan tanya apa ada alasan lain. Chi Soo mengaku ada tapi ia tidak ingin mengatakannya disini. Inhyeon tanya apa rencana Chi Soo. Chi Soo berkata mereka harus memenangkan hati rakyat. Inhyeon tertegun, bagaimana caranya?
Sukjong kesal dengan ketidak-kompetenan partai Namin, mereka tidak juga membuat kemajuan dalam satu proyek. Sukjong marah, aku sudah muak dengan ketidak-kompetenan kalian. Sejak kapan masalah perbatasan itu tidak sensitif, kalian hanya memeriksa perasaan Qing dan perasaanku.
Sukjong meminta Hyeon Moo mengirim pesan pada Kim Man Gi, ia ingin ketemu dengannya di waktu dan tempat biasa. Hyeon Moo dan Kasim Yang terkejut.
Sukjong minum bersama Kim Man Gi. Sudah lama tidak minum bersama ayah mertua seperti ini. Kim Man Gi berterima kasih, sebagai mantan Menteri ia dipanggil lagi, ia merasa sangat senang. Yang Mulia sungguh murah hati.
Sukjong berkata Kim Man Gi adalah ayah mertuanya, itu tidak bisa dilenyapkan. Sukjong tanya apa Kim Man Gi masih sering berkunjung ke Ik Reung, makam Ratu Ingyeong.
Kim Man Gi sedikit terkejut, Yang Mulia masih mengingat makam mendiang putri saya, Ingyeong?
Sukjong tersenyum, ia juga bukan orang yang dingin, ia selalu merasa bersalah kepada Ingyeong. Sukjong mengeluh dan merasa rindu dengan debat yang selalu ia lakukan dengan anggota partai Seoin. Kalau sekarang, partai Namin kebanyakan diam dan selalu menyembunyikan masalah.
Sukjong menghela nafas dan minum araknya. Kim Man Gi mulai melihat suatu kesempatan.
Sukjong jalan di tengah pasar dan mendengar anak-anak menyanyikan lagu tentang Jangdari-Minari. Jangdari akan segera pudar dan bertahan satu musim saja, tapi Minari akan bertahan selamanya.
Sukjong awalnya geli, liriknya menarik. Lalu ia minum di kedai bersama Hyeon Moo.
Sukjong tanya arti lirik itu pada bibi pemilik kedai. Bibi itu menjelaskan artinya, itu tentang Ratu Jang dan Ratu Min. Raja yang sangat memperhatikan rakyat untuk sementara jatuh ke dalam pengaruh Jang yang jahat dan membuang Ratu Min, istrinya yang resmi. Tapi Raja pasti akan segera kembali pada Ratu Min yang abadi.
Sukjong tertegun. Bibi itu melanjutkan, bukan itu saja. Tapi Ratu Jang bahkan berani minum racun demi memfitnah Ratu Min. Benar-benar menakutkan, dia bukan manusia. Bibi itu jalan pergi dengan bergidik ngeri.
Hyeon Moo tampak prihatin, Yang Mulia..kita kembali saja ke istana. Sukjong setuju.
Di jalan, Sukjong mendengar lagu itu lagi dan tampak tertekan. Hyun Chi Soo melihatnya dan tersenyum.
Chi Soo menemui Inhyeon. Inhyeon mempelajari arti lagu itu dan tampak senang. Chi So menjelaskan, itu adalah taktik yang sama yang dipakai oleh Seo Dong. Seo Dong (Pangeran Baekje - King Mu) membuat lagu dan menyebarkan gosip diantara masyarakat, sehingga ia bisa menikahi Putri Seonhwa (Putri Silla yang terkenal dengan kecantikannya, adik Ratu Seondeok ).
Chi Soo berkata hati rakyat lebih condong membela Ratu Min dan ia dengar Raja sangat memperhatikan hati rakyat. Inhyeon heran siapa yang sudah menyebarkan lagu itu di tengah masyarakat. Chi Soo senyum-senyum, ia yakin hati rakyat akan benar-benar memusuhi Jang Ok Jung.
Inhyeon mengerti, kadang lebih baik tidak berperang secara langsung, ia tanya apa rencana berikutnya.
Chi Soo ingin membawa perpecahan diantara mereka. Inhyeon terkejut, maksudmu, kau ingin berada diantara mereka?
Chi Soo : Menggunakan musuh untuk menghancurkan musuh.
Inhyeon mengerti, maksudnya melawan Jang dengan menggunakan selir lainnya?
Chi Soo membenarkan. Inhyeon ragu, hubungan mereka berdua sangat kuat, ini bukan dinding yang bisa hancur dengan mudah hanya dengan rencana pemisahan.
Chi Soo : Itu benar, sebuah benteng dihancurkan hanya karena ada retakan kecil. Anda lihat saja.
Choi musuri masuk ke ruangan Inhyeon, Yang Mulia..! Ia mengenali Chi Soo, oh kau ikan yang menggelepar itu. Inhyeon terkejut, kau mengenal Tuan Jin?
Chi Soo tersenyum. (Ada yang bilang suara Choi musuri seperti suara Minnie Mouse wkkkk, suaranya memang lucu)
Sukjong membaca buku tapi tidak bisa konsentrasi, ia ingat lagu anak-anak itu terus. Sukjong tiba-tiba ingin menemui Ratu Jang.
Sukjong menimang PM Yi Yun dengan penuh kasih sayang, lalu menyerahkannya ke dayang Uhm.
Ratu Jang tersenyum, apa Yang Mulia begitu merindukan Yun sampai datang ke sini di tengah jam kerja? Sudah lama Yang Mulia tidak mengunjungi saya seperti ini.
Sukjong menemui Ratu sebagai ibu dari negeri ini. Ratu kelihatan resah, Yang Mulia..apa saya membuat kesalahan?
Sukjong : Raja perlu mengetahui bagaimana mendengar hati rakyat, apapun pilihan yang dibuat oleh seorang Raja, selama ia dibenarkan oleh hati rakyat, dia memiliki senjata yang lebih kuat dari apapun. Tidak seorang pun berhasil pada awalnya. Aku juga sama. Tapi kalau kesalahan terulang lagi, itu bukan kesalahan, itu jadi kejahatan. Dan harga untuk kejahatan itu harus dibayar.
Ratu Jang tampak ketakutan : Yang Mulia...apa saya membuat kesalahan?
Sukjong tersenyum, tidak. Ini hanya harapanku agar kau bisa merangkul hati rakyat lebih lagi.
Kim Man Gi dan Chi Soo menemui Min Yoo Jung yang sudah diasingkan. Min Yoo Jung berkata kekuatan Raja semakin besar, pertama dia menyingkirkan Partai Namin dan menggantinya dengan Partai Seoin. (Gyeongsin Hwanguk) Kemudian, Yang Mulia mengusir Partai Seoin dan mengembalikan partai Namin lagi. (Gisa Hwanguk)
Kim Man Gi membenarkan, Raja benar2 cerdas. Dengan dasar kekuatan militer dan popularitas diantara masyarakat, dia membuat semua orang sadar bahwa kekuasaan memang hanya berasal dari Raja.
Chi Soo : Menguatkan kekuasaan dengan mengganti pemerintahan. (Hwanguk) Menyedot darah para menteri yang berkorban setiap saat. Lalu apa Raja ingin mengganti pemerintahan lagi dan menggunakan partai Namin sebagai korban?
Min Yoo Jung membenarkan, sepertinya memang demikian. Karena kita adalah anak buahnya, kenapa kita tidak mengirim "bunga" pada Yang Mulia untuk mengetahui hatinya?
Chi Soo : Bunga?
Kim Man Gi berkata ini adalah taktik yang sama seperti saat Jang Hyeon mengirim Ok Jung ke istana.
Chi Soo tersenyum, mengirim bunga untuk memastikan hati Yang Mulia? ini ide hebat. Min Yoo Jung tanya apa ada bunga yang sesuai dengan selera Yang Mulia.
Chi Soo : Ada bunga yang saya pikirkan.
Bunga yang dimaksud, Choi musuri sedang jalan untuk mencuci baju Raja. Tapi seorang temannya menghentikannya dan marah karena mencuci baju Raja adalah tugasnya, tapi Choi mengambilnya begitu saja.
Choi tidak peduli, siapa yang peduli? Setiap orang yang bagus dalam mencuci bisa mencucinya. Choi jalan pergi. Dayang itu marah dan menarik rambut Choi, tapi Choi berhasil berkelit dan justru membuat dayang itu jatuh ke kolam cuci.
Choi berdiri dan memandang dayang itu dengan dingin. Dayang lain kelihatan ngeri dengan sikap Choi.
Inhyeon berkata bunga itu harus bagaikan kuda liar tapi bukan yang bisa ditebak. Chi Soo senang, jadi Yang Mulia punya pendapat yang sama? Tapi waktu adalah faktor yang paling penting dalam soal ini. Hati Yang Mulia Raja harus bisa digoyahkan tapi meskipun kita menawarkan bunga kepadanya, itu harus terjadi di hari yang bisa dibenarkan.
Inhyeon ingat, besok adalah hari ulang tahunnya. Hari ulang tahun Ratu yang sudah diturunkan dan tidak ada satupun yang mengingatnya, kecuali seorang pelayan setia. Bagaimana kalau seperti itu?
Chi Soo tersenyum : Kita tidak akan menemukan waktu yang lebih baik lagi.
Inhyeon tampak ragu, apa benar anak itu bisa melakukannya. Chi Soo tersenyum, ia yakin dengan kemampuan mencuri yang dimiliki pelayan itu.
Sukjong meminta Hyeon Moo pergi ke RS Istana untuk mengambil catatan medis mendiang Ibu Suri.
Hyeon Moo menemukan tabib Hwang, anak buah Jang Hyeon. Hyeon Moo membawanya menghadap Raja.
Sukjong marah dan melempar buku catatan itu ke depan Hwang, tidak ada resep Bu Ja dalam obat ibuku, tapi kau menambahkannya dalam jumlah yang besar?
Tabib Hwang menyangkal, ia tidak melakukannya. Sukjong meminta saksi masuk. Perawat istana yang melakukan perintah dari tabib Hwang muncul, ia minta ampun karena hanya menjalankan perintah tabib untuk memasukkan obat itu dalam jumlah besar ke dalam tonik Ibu Suri. Tabib Hwang pucat pasi.
Hyeon Moo mengarahkan pedang kepada tabib Hwang. Sukjong hanya ingin tahu satu hal, siapa yang memerintahmu menambahkan obat itu ke dalam tonik ibuku?
Tabib Hwang teriak ketakutan, Yang Mulia...saya mohon biarkan saya hidup. Yang Mulia...sebenarnya..
Beberapa saat kemudian, tabib Hwang lari keluar dan bertemu Jang Hyeon. Jang Hyeon heran, kenapa wajahmu pucat sekali?
Flashback, Sukjong akan mengampuni nyawa tabib Hwang dengan syarat, Hwang harus melakukan apa yang diperintahkannya. Kau akan menemui Jang Hyeon seperti biasa seperti tidak ada yang terjadi. Sampai aku memberikan perintah. (Sukjong ini mengerikan)
Tabib Hwang menanggapi Jang Hyeon dengan santai, pucat apa. Aku cuma harus kerja dan tidak punya cukup waktu untuk istirahat. Kau harus mentraktirku makan. Jang Hyeon ketawa, bagaimana kalau kita minum2 nanti?
Sukjong menulis nama Jang Hyeon di kertas, ia berpikir.
Sementara itu, Ratu Jang mondar mandir di kamarnya dengan gelisah. Ny. Yoon datang menemui putrinya. Ratu langsung tanya apa ibunya membawa barang2 yang dimintanya. Ny. Yoon membenarkan, tapi ia heran untuk apa barang2 itu.
Ratu Jang ingin memiliki putra lagi dari Raja, untuk menguatkan suksesi agar bisa memegang hati Raja yang mulai goyah. Aku harus mendapatkan beberapa anak laki-laki lagi.
Ny. Yoon terkejut dan tanya apa artinya Yang Mulia Raja..tapi Ratu memotongnya, bukan seperti itu Ibu, dia hanya sibuk dengan pekerjaan yang membuatnya stress.
Ny. Yoon mengerti dan menunjukkan bungkusan yang dibawanya. Isinya baju dalam wanita yang memiliki 6 orang putra dan jimat untuk mendapatkan anak.
Ratu Jang sangat gembira, aku seharusnya bisa mendapatkan anak laki-laki lagi dengan ini, ya kan? Aku harus bisa mendapatkan hati Yang Mulia Raja.
Ny. Yoon membenarkan, tentu saja Yang Mulia. Anda pasti bisa melahirkan beberapa putra lagi. Ibu Ok Jung kelihatan mencemaskan putrinya.
Sukjong masih merenung di kamar kerjanya, ia menulis Partai Namin..Jang Ok Jung. Sukjong bicara sendiri dengan sedih, Abba Mama...pada akhirnya apa aku memang harus sendirian? Bahkan wanita yang melahirkan anakku juga pada akhirnya..
Malamnya, Sukjong jalan-jalan di istana. Ia melewati kamar istimewa itu. Sukjong menoleh dan merasa heran karena melihat lampu menyala di kamar itu. Sukjong jalan ke arah kamar itu.
Dayang Choi sudah ada disana, ia mengatur makanan di atas meja. Sukjong membuka pintu kamar dan Choi menyeringai.
Choi pura-pura terkejut dan menghormat. Sukjong jalan masuk dan heran melihat Choi, siapa kau? Kenapa kau disini sendirian, malam-malam seperti ini?
Choi : Saya..saya..Hari ini adalah hari ulang tahun Ratu Min yang sudah diturunkan. Tapi tidak seorangpun mengingatnya. Jadi saya mengatur meja sederhana sendiri.
Sukjong mengangguk, jadi hari ini adalah hari ulang tahun Ratu yang sudah diturunkan?
Sukjong jalan dan duduk. Ia tanya apa hubungan Choi dengan mantan Ratu sampai menyiapkan meja untuk memperingati ulang tahunnya?
Choi mengaku ia dulunya budak di keluarga Min, mantan Ratu sangat baik kepadanya tapi saya dengar Yang Mulia selalu menyalahkan dirinya sendiri dan tidak mau makan. Jadi saya mencoba membawakan makanan kesukaannya di hari ulang tahunnya hari ini. Sukjong kelihatan curiga tapi ia ikut saja dengan permainan anak itu. Choi membungkuk, ampuni saya Yang Mulia.
Sukjong mengangguk, tentu saja, tidak ada alasan kenapa aku tidak bisa mengampunimu. Tapi kenapa kau mengatur meja di kediaman khusus ini?
Flashback,
Inhyeon sudah memberi instruksi pada Choi, kalau Raja jalan2 bersama Jang Ok Jung. Biasanya mereka akan ke Chwi Seon Dang dan ke taman. Tapi kalau Yang Mulia stres karena pekerjaan dan ingin berjalan sendirian, ia akan pergi ke kediaman istimewa. Choi mengerti, ia harus menyiapkan meja di kediaman itu.
Choi menjawab bahwa kediaman ini biasanya kosong. Jadi ia pikir tidak akan ada yang datang ke sini. Tolong ampuni saya Yang Mulia. Choi membungkuk dan melirik ke arah Sukjong. Sukjong melihat ke arahnya.
Beberapa waktu kemudian, Sukjong minta Choi duduk dan tanya kapan Choi masuk ke istana. Choi berkata ia bukan gungnyeo resmi, ia hanya membantu para gungnyeo di bagian jahit dan laundry.
Sukjong : Pasti itu sangat melelahkan.
Choi membenarkan dan ia ingin segera lari dari pekerjaan yang seperti itu. Sukjong tanya pekerjaan apa yang diinginkan Choi.
Choi melihat langsung ke arah Sukjong, saya ingin melayani Yang Mulia Raja.
Sukjong tertegun, kalau kau berterus terang seperti itu. Bagaimana aku harus menjawabmu?
Perlahan, Sukjong menyingkirkan meja berisi makanan itu dan Choi tersenyum. Lalu lampu di kamar itu padam. Ada seorang dayang yang mengamatinya dan terkejut. Ia bergegas lari.
Inhyeon mondar-mandir di kamarnya. Dayang Hong masuk. Yang Mulia. Inhyeon tanya apa Dayang Hong sudah mendapatkan pesan. Dayang Hong membenarkan, ia tampak kikuk. Lampu di kamar istimewa telah padam. Inhyeon tertegun.
Inhyeon terduduk. Baik, itu bagus. Meskipun strateginya berhasil, ia sedikit terpukul karena Sukjong adalah suaminya. Dayang Hong berlutut dan menghibur Inhyeon, Yang Mulia..ini hanya sebuah cara untuk proses kembali ke istana. Tolong jangan bersedih.
Inhyeon menangis, ia tidak menduga cakar besi Jang Ok Jung bisa dihancurkan hanya dengan cara itu. Aku tidak pernah memimpikannya. Hanya dengan satu serangan. (Selera Sukjong sepertinya memang para dayang wkkk)
Seol Hyang juga membisikkan informasi itu pada Chi Soo. Chi Soo sedang minum bersama Kim Man Gi. Ia mengangguk.
Kim Man Gi menghela nafas, menerima gadis itu berarti..Yang Mulia mulai berpihak pada partai Seoin.
Chi Soo merasa itu belum tentu, itu artinya Raja bisa menerima Partai Seoin tapi dia sepertinya belum siap menerima kita sepenuh hati.
Kim Man Gi : Lalu bagaimana kita tahu bahwa Raja siap menerima kita sepenuhnya.
Chi Soo : Harus sampai tahap mengusir Ratu yang sekarang dan menunjuk kembali Ratu yang sudah diturunkan ke posisi semula.
Sukjong jalan masuk ke kamar Ratu Jang. Ratu tertidur dan tidak mendengar kedatangan Raja. Sukjong mengamati wajah Ok Jung dan ia tampak sedih. Lalu Sukjong pergi.
Tiba-tiba Ratu Jang merasakan sesuatu dan ia terbangun. Ratu melihat sekeliling kamar tapi tidak ada bayangan Raja di kamarnya.
Paginya, Choi terbangun di atas tempat tidur dalam kamar istimewa. Ia mendapatkan selimut emas, tanda bahwa Raja sudah tidur dengannya. Benarkah? Choi tersenyum memandang bantal di sampingnya.
Dua orang dayang masuk untuk membersihkan kamar dan terkejut saat melihat kondisi Choi. Dia menerima selimut emas, apa artinya...para dayang langsung syok. Choi tersenyum senang.
Dayang Uhm lari sekencang mungkin ke kediaman Ratu dan menyampaikan berita mengejutkan ini. Ratu Jang syok dan marah2, ia melempar tempat jahitnya dan buku2nya.
Ratu Jang : Bawa dia kesini sekarang. Bawa perempuan itu kesini sekarang juga!
Para Menteri kasak-kusuk, Yang Mulia memberikan anugerahnya pada seorang dayang? wakil Perdana Menteri langsung panik dan minta Perdana Menteri Jo melakukan sesuatu. Menteri Jo menghela nafas, Yang Mulia Raja adalah seorang pria, siapa yang bilang ia hanya akan menemui seorang wanita saja sepanjang hidupnya?
Para Menteri bingung karena gadis itu ada hubungan dengan Partai Seoin, mereka takut kalau Raja akan mengganti partai yang berkuasa lagi. Menteri Jo kesal, istana bukan tempat main anak-anak, Hanya karena ada seorang dayang yang menerima anugerah Raja. Apa kita harus mencemaskan soal dinamika politik? Masalah partai Namin bukan karena gadis itu, tapi ketidak kompetenan yang membuat Yang Mulia marah. Sadarlah!
Dua anggota partai Seoin yang masih bertahan tampak senang dengan dinamika ini, ada harapan untuk partai mereka. Mereka harus tahu sesuka apa Yang Mulia Raja pada dayang itu. Ini jadi menarik.
Choi menghadap Inhyeon dan memberi hormat. Inhyeon memaksa tersenyum, selamat. Kau sudah menerima anugerah dari Raja. Choi tampak resah lalu mengaku, sebenarnya ada sesuatu pada Yang Mulia Raja.
Sebenarnya malam itu, setelah Choi meniup lilin sampai mati, Sukjong mulai mendekatinya. Sukjong mengulurkan tangan dan membelai pipi Choi. Choi menggenggam tangan Raja.
Sukjong mendorong Choi dan mendekat seperti akan menciumnya. Choi kelihatan senang dan sangat menunggu Sukjong. Tapi Sukjong berhenti dan tertawa geli, sampai sini saja.
Sukjong duduk dan berkata ini seharusnya lebih dari cukup. Lampunya sudah dimatikan dan pelayanku akan datang dengan peralatan tidurku. Kalau begitu, kurasa kau akan bisa menjadi Sanggung istimewa.
Choi kelihatan bingung : Yang Mulia..kalau begitu..
Sukjong : Kau bilang pekerjaanmu melelahkan dan kau ingin lari dari itu. Jika kau menjadi Sung eun Sanggung, kau akan dilayani sepanjang hidupmu dan tidak melakukan pekerjaan lagi. Dan kau bisa bilang pada mereka yang menyuruhmu melakukan ini kalau kau sudah menerima anugerah dari Raja. Lalu mereka akan mencari cara lain untuk menggodaku.
Sukjong menepuk lutut Choi lalu jalan pergi.
Inhyeon bicara sendiri, Yang Mulia..apa masih begitu sulit melepaskan tangan Jang itu?
Sukjong berlatih memanah didampingi Chi Soo. Ia suka dengan busur yang dikirim Chi Soo kali ini. Ada banyak di pulau Jeju, jadi kita tidak perlu mengimpornya dari Qing. Dan tidak perlu cemas dengan lem yang meleleh seperti tanduk kerbau air itu.
Chi Soo senang. Sukjong tanya apa Chi Soo yang mengirim dayang kecil itu semalam. Atau itu perbuatan Min Yoo Jung? Chi Soo pura-pura tidak mengerti.
Sukjong : Aku tahu kau berhubungan dengan partai Seoin. Kau sering bertemu dengan Kim Man Gi, ayah mertuaku dan bahkan menemui Min Yoo Jung di pembuangan.
Chi Soo tersenyum : Astaga...intelijen Yang Mulia Raja benar2 luar biasa.
Sukjong juga tersenyum, lalu menurutmu, apa yang akan kulakukan sekarang?
Chi Soo : Bukankah Yang Mulia sudah memberikan jawaban sebelum menerima gadis itu?
Chi Soo mengerti masih ada harapan untuk partai Seoin. Sukjong tersenyum dan melanjutkan memanah.
Dayang Uhm menemui Choi, apa kau Choi musuri? Choi menatap Dayang Uhm dengan gaya menantang, lalu? Dayang Uhm memerintah anak buahnya untuk membawa Choi. Choi teriak2, kenapa kalian melakukan ini kepadaku? Beraninya kalian menarikku! Dayang Uhm tidak percaya, beraninya? Bawa dia sekarang!
Sukjong menimang PM Yi Yun, Yun-ku..kau pasti merindukan ibumu ya? Apa kita pergi menemui ibumu saja? Kasim Yang tersenyum dan berkata akan bersiap pergi ke kediaman Ratu.
Choi diseret dan dilempar ke depan...Ratu Jang. Choi mengangkat wajah dan menatap Ratu Jang. Ratu Jang mengenali Choi, tunggu..kau adalah orang yang datang bersama Min yang sudah diturunkan waktu itu.
Ratu Jang ingat pertemuan dan percakapan mereka. Ratu tanya bagaimana Choi bisa mendapatkan anugerah Raja. Choi berkata ia menyiapkan upacara sederhana untuk memperingati ulang tahun Ratu Min yang sudah diturunkan. Dan Raja tiba-tiba jalan masuk.
Ratu Jang terkejut dan ingat dengan mimpinya. Ratu Jang memaksa Choi mengaku bahwa Inhyeon yang sudah menyuruhnya merayu Raja. Choi tetap berkeras bahwa ia hanya menyiapkan hidangan untuk ulang tahun mantan Ratu dan bukan diperintah mantan Ratu.
Ratu Jang murka ia minta kayu pada dayang Uhm lalu mencambuk betis Choi dengan kayu itu. Choi teriak-teriak kesakitan tapi tetap tidak mau membuka mulutnya.
Ratu Jang kesetanan dan terus mencambuk betis Choi sampai berdarah-darah. Ratu Jang ingat kata-kata mantan Ratu Inhyeon, bahwa Raja akan tetap menjadi Raja setelah Ok Jung memberinya seorang anak laki-laki. Jadi nikmatilah posisi itu selama kau bisa.
Tiba-tiba terdengar seruan, Yang Mulia Raja tiba. Ratu Jang terkejut. Choi tersenyum menang.Ratu Jang kesetanan dan terus mencambuk betis Choi sampai berdarah-darah. Ratu Jang ingat kata-kata mantan Ratu Inhyeon, bahwa Raja akan tetap menjadi Raja setelah Ok Jung memberinya seorang anak laki-laki. Jadi nikmatilah posisi itu selama kau bisa.
Para dayang segera menurunkan Choi dan berusaha membereskan bajunya. Mereka menahan Choi di bagian belakang barisan.
Sukjong jalan masuk dan langsung tahu apa yang terjadi meskipun Ratu Jang berusaha menyembunyikan apa yang sudah ia lakukan. Para dayang berusaha menyembunyikan tongkat kayu yang digunakan Ratu.
Sukjong tampak marah dan minta Kasim Yang membawa PM Yi Yun pergi dulu. Sukjong marah, aku sampai harus meminta anakku yang masih bayi untuk dibawa pergi dulu karena aku tidak ingin ia melihat ibunya yang seperti ini.
Ratu Jang menangis dan berusaha membela diri, bukan seperti itu Yang Mulia..saya tidak..
Sukjong membentak pada dayang untuk minggir. Mereka ketakutan dan mau tidak mau menyingkir. Dayang Uhm yang menahan Choi terpaksa jalan pergi dan memperlihatkan Choi.
Sukjong terkejut melihat Choi, lalu ia melihat darah yang menetes di kaki Choi. Sukjong menatap Ok Jung dengan pandangan tidak percaya, kau adalah orang seperti ini saat aku tidak melihatmu?
Ratu Jang menggeleng, bukan seperti itu Yang Mulia..
Choi musuri tiba-tiba teriak, Yang Mulia...ambil saja nyawa saya Yang Mulia..!
Ratu Jang menatapnya dengan pandangan tidak percaya. Apa yang dulu ia lakukan di depan Ibu Suri, sekarang ada orang lain yang melakukan hal yang sama. Ratu Jang bertemu manipulator baru.
Sukjong marah dan kelihatan lelah dengan semua ini.
Ok Jung [1], [2], [3], [4], [5], [6], [7], [8], [9], [10], [11], [12], [13], [14], [15], [16-1], [16-2], [17], [18], [19]
Notes :
Ok Jung..kenapa jadi seperti ini..? Ok, memang sejarah mencatat kehadiran Choi musuri, tapi yang membuatku tidak tahan adalah sikap paranoid Ok Jung. Kalau bicara soal hati memang susah, tapi saat ini Ok Jung adalah Ratu dan bukan selir lagi. Sebagai Ratu ia harus punya hati besar dan sadar bahwa Raja tidak mungkin memberikan hatinya hanya untuk Ok Jung. Karena bagaimanapun, Sukjong adalah Raja.
Aku jadi ingin tahu, apa yang akan terjadi kalau Ratu Ingyeong tidak meninggal. Apa Ok Jung akan bisa jadi selir? Apa mungkin kehidupan istana bisa lebih harmonis? Mungkin Ok Jung masih bisa mengalah kalau dengan Ratu Ingyeong. Mungkin.
Yang Mulia...anda ingin pipis?! wkkk |
P. Dong Pyeong tidak akan muncul lagi? Atau muncul di saat terakhir, untuk memberikan racun pada Ok Jung? (Picture : https://www.facebook.com/JangOkJung)
Ah In benar-benar tidur ya..ckckck..:) |
Oya, ini lukisan Choi Sukbin di kuil. Ada di drama Yi San. Kalau diperhatikan wajahnya justru mirip Dae Wang Dae Bi Mama di The Moon That Embraces The Sun, Ibu Suri Agung Yoon. Persis banget hehe..jangan-jangan memang keturunannya.
0 komentar:
Post a Comment
Tolong berkomentar sesuai topik pembicaraan, dilarang spam dan jangan menaruh link aktif. Terima kasih :)