Sinopsis Film Terbaru, Film Bioskop Terbaru, Daftar Film Terbaru Tayang di Bioskop dan Terupdate Bioskop.

Sinopsis I Miss You Episode 16 ( Bagian 1 )

Sinopsis I Miss You Epiosde 16 semoga cepet selesai, karena dah gak sabar pengen nulis sinopsis I Miss You episode 17 yang tayang pada malam ini. Namun seperti biasa di episode 16 ini akan sama seperti episode - episode sebelumnya, saya tetap akan membaginya menjadi dua bagian. Penasaran apa respon Soo Yeon pada Hyung Joon ? apakah dia akan benar-benar termakan akting Hyun Joon? mari kita saksikan sinopsis I Miss You Episode 16 bagian 1 berikut ini:
Sinopsis I Miss You Episode 16 ( Bagian 1 )!!!

Jung Woo langsung pergi ke rumah Hyung Joon saat tidak menemukan Soo Yeon ditempat kerjanya. Saat tidab di rumah Hyung Joon, Jung Woo lansung berteriak memanggil Soo Yeon. Tapi dia teridiam mematung saat melihat Soo Yeon dan Hyung Joon berpelukan. 

Saat mendengar suara Jung Woo, Soo Yeon kontan ingin langsung  menoleh dan melepaskan pelukan Hyun Joon. Tapi Hyun Joon tidak mau melepaskan pelukannya,  malah mempererat pelukannya, dan Hyun Joon berkata, “Zoe, aku tahu kau pasti kembali.”

Jung Woo jelas tekejut mendengarnya begitu juga dengan Soo Yeon. Soo Yeon  mencoba melepaskan diri lagi dari pelukan Hyun Joon, tapi Hyun Joon  tetap tak mau melepaskannya.

Hyung Joon menatap Jung Woo dan tersenyum padanya, dan Soo Yeon tidak tahu itu. Hyun Joo sengaja mengatakan itu, padahal belum tentu Soo Yeon mau kembali padanya, karena alasan Soo Yeon datang sebenarnya adalah untuk menanyakan apakah Hyun Joon tahu yang sebenarnya, apakah dia tahu kalau Han Tae Joon ayah Jung Woo yang sudah membuat kakinya menjadi seperti itu. 

Sekali lagi Jung Woo memanggil Soo Yeon, dan Soo Yeon akhirnya  berhasil melepaskan diri dari pelukan Hyun Joon. Tapi Hyun Joon langsung mengatakan kalau rasanya sakit, jadi dia meminta untuk dibawa kekamar. 

Mendengar itu Jung Woo langsung menyuruh Hyun Joon  untuk menghentikan sikap seperti anak kecilnya itu. Dan Jung Woo langsung  berkata, “sepertinya kau tak akan  mati karena kau masih bisa berbicara. Dan karena aku merasa  ingin mati saat aku menuju kemari, jadi diamlah untuk sebentar saja.”

Harry terdiam. Lalu Jung Woo beralih pada Soo Yeon dan bertanya  apakah sesuatu sudah terjadi padanya.  Hyun Joon juga melihat  Soo Yeon, untuk mengetahui  respon  Soo Yeon. Dan  Soo Yeon teringat lagi dengan rekaman suara Sang Chul, namun dia tidak mengatakan apa-apa. 

Karena Soo Yeon tidak menjawab, Jung Woo mengatakan kalau dia lega melihat Soo Yeon tidak apa-apa, “sekarang berdirilah dan pulang.”

Soo Yeon baru menyebut nama Jung Woo dan akan mengatakan sesuatu, tapi Hyung Joon langsung meyelanya dengan mengatakan, “kau mempunyai sesuatu yang ingin kau katakan padaku kan?”

Soo Yeon ingin berdiri, dan saat akan berdiri, dia melihat bunga plastik di meja, dengan cepat Hyun Joon langsung mengambil bunga itu dan tangan satunya memengang lengan Soo Yeon sehingga Soo Yeon tidak bisa beranjak. Hyung Joon langsung mengeluh kalau dia merasa pusing. 

Jung Woo pun langsung mendekat dan menawarkan diri untuk membawa Hyung Joon ke kamar dengan cara menggendongnya di belakang. Tapi Soo Yeon langsung  berkata kalau ia yang akan membawa Hyung Joon ke kamar, “aku datang hari ini karena aku mempunyai sesuatu yang akan ku katakan pada Harry”. 

Jung Woo pun membiarkan Soo Yeon melakukan itu, dan apapun yang ingin Soo Yeon katakan padanya sebelumnya di telphon, bisa Soo Yeon katakan lain waktu, tapi Jung Woo juga mengatakan kalau dia akan menginap  di rumah Hyung Joon juga.

Mendengar itu Hyung Joon pun melihat Jung Woo, dia terkejut mengetahui Jung Woo juga akan menginap di rumahnya.

Jung Woo lalu mengatakan  kalau ia mendapat telepon aneh dan ia juga tahu kalau Hyung Joo seprtinya  kurang sehat, jadi ia memutuskan untuk menginap malam ini saja.

Hyung Joon mencoba menolak, Jung Woo menginap di rumahnya, dengan alasan dia akan menelpon polisi. Dengan santai  Jung Woo berkata,  kalau dia sudah ada disini, Jung Woo kan polisi, ngapain Hyung Joon mau menelpon polisi lagi. Tapi Jung Woo kemudian menambahkan kalau dia sudah dipecat hari ini dan itu membuat Soo Yeon terkejut mendengarnya. 

Tidak memperdulikan penggilan Soo Yeon, Jung Woo langsung berjongkok dan berniat menggendong Hyung Joon ke kamarnya, “Naiklah. Dan sebagai gantinya, biarkan aku meminjam sofamu untuk hari ini saja.”
Walaupun Hyung Joon merasa tidak suka, tapi sepertinya dia tetap digendong oleh Jung Woo ke kamar, karena dia sekarang sudah berada di kamarnya bersama Soo Yeon, sedangkan Jung woo menunggunya diluar.
Saat hanya berdua dikamar,  Soo Yeon langsung bertanya tentang benda yang  ada ditangan Hyung Joon. Hyung Joon tentu saja berbohong dengan mengatakan kalau Craig datang dan dia sudah meninggalkannya. Hyung Joon kemudian mengubah topik pembicaraan dengan bertanya kenapa Soo Yeon tiba-tiba bertanya tentang kakinya dan telepon aneh apa yang diterima oleh Jung Woo?

Soo Yeon kemudian mengulangi pertanyaannya sebelumnya , “orang  yang sudah membuatmu menjadi seperti ini, Apakah kau berpura-pura tak tahu siapa yang melukaimu,  padahal kau sudah tahu siapa orang itu?”

Hyung Joon menghela nafas dan berkata, “Kalau aku sudah tahu, apakah kau pikir aku akan berada disini dan tidak melakukan apapun? Orang itu sudah membunuh ibuku dan membuatku seperti ini.”
Soo Yeon terkejut mendengarnya, Hyung Joon langsung meraih tangan Soo Yeon dan berkata kalau setelah Soo Yeon pergi kemarin, Hayun Joon mengaku kalau hidupnya sangat menyedihkan, bahkan saat Soo Yeon meninggalkan rumah, Jung Woo mengikutinya didepan matanya, Hyung Joon ingin melakukan semua itu mengejar Soo yeon tapi dia tidak bisa. Dan untuk orang yang membuatnya menjadi seperti ini, “aku akan mencarinya dan membunuhnya, jika aku menemukannya, aku akan membuatnya  merasakan apa yang dirasakan ibuku. Jika dia punya anak, aku akan membuat anaknya menjadi sama seperti ku.”
Soo Yeon menyela tak percaya pada apa yang Hyung Joon katakan, “Harry...”. Hyung Joon pun menanyakan apakah Soo Yeon pikir dia tidak bisa melakukannya?
Di luar, Jung Woo sedang mengingat-ingat telphon aneh yang dia terima. Di telphon itu menyebutkan kamar Kang Hyun Joo nomor 302, Jung Woo lalu teringat pada kamar yang dia masuki saat di RSJ, dan pada saat itu ada seorang dokter yang bersikap aneh.
Ia menulis semua itu dalam buku catatannya : Kamar 302, Kang Hyun Jo, suara anak-anak, RSJ Jaekyung, Dokter aneh, Ayah
Beralih kembali pada Soo Yeon yang meminta Hyung Joon  melepaskan tangannya karena ia takut melihat Hyung Joon tidak seperti yang dia kenal sebelumnya.
Tapi Harry malah bertanya, apakah Soo Yeon mengira kalau ia telah berubah? “Kau juga ingin membunuh orang-orang yang telah menyakitimu. Kau bilang kau tak mau mereka ada disekitarmu! Bukan aku... kaulah yang sudah berubah, hingga aku menemukan si bangsat itu.. tetaplah disisiku hingga saat itu,, aku akan melepasmu kemanapun kau mau pergi setelah itu.”
Jung Woo masih menunggu diluar dan melihat-lihat kondisi rumah Hyung Joon, tepat saat Soo Yeon keluar dari kamar dan melihat Jung Woo. Namun dia belum siap menghadapi Jung Woo karena teringat rekaman dari USB itu, ia bersembunyi di balik dinding.
Jung Woo yang sedang berkeliling rumah itu, menemukan Soo Yeon di balik dinding, dan itu membuat Soo Yeon terkejut.  Dan Jung Woo malah lebih kaget melihat Soo Yeon yang berdiri di sana, diapun berkata “Aku hanya ingin memeriksa jendela kamar,” dan dengan nada berbisik Jung Woo mengatakan, “bagaimanapun, Kau juga tak membiarkanku untuk tidur di kamarmu, kan?”
Soo Yeon tidak menjawab, dia langsung menuju lemari es untuk mengambil segelas air putih. Jung Woo mengikutinya dan terus berbisik kalau ia sebenarnya tahu kalau Hyung Joon hanya berpura-pura sakit agar bisa bersandar dan memeluk Soo Yeon. Terus  berbisik, Jung Woo mengancam kalau ia dapat membunuh Hyung Joon dalam sekali pukul saja, “kau juga perlu dimarahi, jika sesuatu terjadi, kau seharusnya menelponku. Setelah meninggalkan ponselmu, kau langsung kemari? Karena tak ada apapun yang terjadi... aku akan membiarkannya kali ini”
Soo Yeon mengikat rambutnya, dan tidak menanggapi ocehan  Jung Woo karena ia masih sibuk menenangkan hatinya yang takut  melihat Hyung Joon. Tapi kemudian Soo Yeon merespon ocehan Jung Woo, “Apa kau melakukan kesalahan? Bicaralah lebih keras.”
Jung Woo tersenyum, “Ini taktikku,” Soo Yeon menoleh. “Dulu suaramu sangat lembut, itu membuatku  membuatku penasaran sehingga aku terus memandangmu. Aku mempelajarinya  darimu.”

Soo Yeon diam saja, tidak menanggapi, tapi kemudian dia bertanya kenapa Jung Woo berhenti jadi polisi?  Jung Woo berbohong dengan mengatakan kalau bosnya terus menerus mengatakan hal-hal yang tidak masuk akal. Tapi Soo Yeon tidak bisa mempercayainya, telebih dengan sikap Jung Woo saat mengatakannya dengan tidak yakin.

Jung Woo kemudian  mengalihkan pembicaraan  dengan mengatakan kalau ia akan pulang ke rumah besok. Kata rumah membuat Soo Yeon pensaran dan bertanya, “Rumah? Rumah yang mana?” Jung Woo menjawab kalau ia akan pulang ke rumah ayahnya. Ia ingin menjelaskan alasan kepulangannya, tapi dia menoleh sesaat ke kamar Hyung Joon dan akhirnya  Jung Woo memilih untuk menjelaskan alasannya nanti setelah mereka hanya berdua saja.
Karena Jung Woo sudah membahas tentang ayahnya, Soo Yeon langsung bertanya padanya, “ayahmu.. orang yang seperti apa?”
Jung Woo mulai menceritakan seperti apa ayahnya itu, dia adalah orang yang sangat berambisi dengan uang, hampir sama dengan Ibu Soo Yeon. Dan untuk melindungi uangnya, ayahnya tidak bisa melakukan hal yang lain, “aku tak pernah melihatnya liburan dengan uang itu. Aku juga tak pernah melihatnya menikmati sebuah mobil baru degan uang itu. Ketika putranya meninggalkan rumah, dia tidak punya waktu untuk mencarinya, dan dia hanya melindungi uangnya itu. Itulah ayahku. Aku merasa kasihan dengan ayah yang seperti itu”

Soo Yeon menatap Jung Woo, “Han Jung Woo, kau jangan lagi menghiburku dikemudian hari,” Jung Woo terkejut mendengar Soo Yeon mengatakan itu, Soo Yeon melanjutkan, “rumahmu besar, kan? Di dalamnya pasti berangin.”
Jung Woo menyadari apa maksud dari kata-kata Soo Yeon, dimana 14 tahun yang lalu ia pernah mengatakan hal itu. Karena rumahnya besar sehingga didalamnya berangin, dan selalu membuat matanya berair. Walau Jung Woo mengatakan seperti itu, tapi Soo Yeon tahu kalau  sebenarnya Jung Woo kesepian dan sedih saat tinggal di rumahnya sendiri.
Dengan lembut Soo Yeon berkata, “Jika matamu berair lagi, datanglah padaku kapanpun. Aku akan menghiburmu.” Soo Yeon kemudian menyentuh tangan Jung Woo dan menggenggamnya. Mereka berdua sama-sama terlihat janggung, tapi kemudia mereka sama-sama tersenyum satu sama lain.
Keesokan paginya Soo Yeon kembali ke butik Mi Ran, saat masuk ke kantornya dia terkejut  melihat ada orang di bawah meja kerjanya.
Ternyata orang itu adalah polisi, rekan Jung Woo yang  sedang memeriksa semua barang di ruang kerjanya. Tepat pada saat Soo Yeon mau menanyakan alasan rekan Jung Woo memeriksa kantornya,
Jung Woo meneleponnya, dan rekan Jung Woo meminta Soo Yeon memberitahukan Jung Woo kalau ia sudah datang.

Saat rekan Jung sedang memeriksa kembali dia samar-samar mendengar  saat  Soo Yeon berkata kalau Jung Woo sudah pergi saat ia bangun tidur. Ia pun bertanya-tanya, “apa Mereka tidur bersama?”
Jung Woo memberitahu kalau ia sekarang sudah ada di depan rumahnya, dan dia bertanya apakah detektif Ahn sudah datang ke kantornya?  Soo Yeon mengatakan kaIau detektif Ahn sudah datang. Jung Woo mengatakan kalau dia mengirimkan polisi untuk melindungi Soo Yeon karena ia mendapat telepon aneh dari ponsel Soo Yeon dan ia menduga kalau penelepon itu adalah penjahat yang tak bisa ia tangkap kemarin dan itu membuat Soo Yeon terkejut, “Aku minta maaf. Sepertinya penjahat itu tahu kalau aku menyukaimu,”.
Soo Yeon lalu menceritakan kalau malam itu, ada manakin yang jatuh, karena itu dia meninggalkan kantornya, seprtinya orang itu datang pada saat itu. Kata-kata Soo Yeon malah membuat Jung Woo semakin khawatir. Namun kekhawatiran Jung Woo malah membuat Soo Yeon tersenyum.

Jung Woo melihat mobil ketua Timnya  datang dan ia langsung menenangkan Soo Yeon untuk jangan terlalu khawatir karena ada sekuriti di sekitar Belluz.
Jung Woo masuk ke dalam mobi tersebut, di dalam mobil Joo dan ketua Tim  datang dengan membawa  banyak  alat penyadap berupa  alat penyadap, kamera pengintai dan pistol gas.

Jung Woo mengeluh, karena Joo memberikannya pistol gas. (hahahha...) Jung Woo merasa malu untuk menggunakannya. Jung Woo berkata kalau penjahat yang mereka kejar saat ini seperti orang yang sedang kelaparan cinta, karena itu yang dibutuhkan adalah kontak langsung dengan mereka, “Aku akan memberi mereka tinjuanku.”

Jung Woo berkata untuk mulai penyelidikan dari Kang Hyun Joo pasien RSJ di kamar 302. Karena Jung Woo tidak akan melakukan apapun, jadi semuanya dia serahkan pada Detektif Joo dan kawan-kawan, sedangkan dia hanya akan mencari sesuatu yang mencurigakan di dalam rumah. Sebelum pergi Jung Woo mengambil semua barang-barangnya.
Melihat barang-barang milik Jung  Woo, Joo langsung menghentikan Jung Woo yang akan keluar dari mobil, dia mengatakan bagaimana bisa Jung Woo menangkap penjahat itu dengan menggunakan payung, Joo pun langsung memberikan pada Jung Woo pistol miliknya.


Tapi dengan cepat ketua Tim mencegahnya, karena tidak boleh seorang petugas memberikan pistol kepada seseorang yang bukan polisi lagi. Karena itu  ia memberikan borgol miliknya pada Jung Woo dan meminta Jung Woo untuk segera menangkap penjahat itu agar statusnya dapat segera dipulihkan.
Mendapat borgol itu, Jung Woo lalu bertanya pada Ketua Timnya  apakah ia  sudah melakukan hal yang benar dengan menangkap penjahat itu? Karena dia  akan mengekspos kejatahan ayahnya untuk menangkap penjahat itu.

Ketua Tim meminta maaf karena memberi beban yang begitu besar pada Jung Woo. Namun memang hanya itu yang bisa dia lakukan, dengan cara mendekati ayahnya, dia bisa mencari tahu semuanya, karena target penjahat itu adalah ayahnya. Dengan begitu mereka bisa menangkap penjahatnya.
Jung Woo keluar dari mobil, dan Joo mengikutinya dari belakang. Melihat Joo ikut keluar, Jung Woo langsung mendorongnya sebelum Joo berkata-kata, semua itu Jung Woo lakukan karena dia takut mereka ketahuan.
Dengan pola lucunya, Joo langsung mengatakan dari jauh “rahasia kelahiran!” mendengar itu Jung Woo pun menoleh. Joo mengatakan kalau dia tahu soal itu.
Jung Woo langsung mendekati Joo lagi, dan bertanya apakah Joo sudah menemukan sesuatu tentang bibinya? Joo mengatakan kalau ibu Jung Woo hanya memiliki satu saudara, dan dia adalah seorang profesor wanita yang sekarang tinggal di Florida. Joo pun jadi penasaran, siapa bibi Jung Woo  yang tinggal di rumah ayahnya. Joo merasa kasus ini akan sulit dipecahkan, Tapi Jung Woo tetap optimis kalau mereka bisa mendapatkan satu petunjuk, petunjuk lain akan muncul dengan sendirinya.
Pembicaraan mereka harus terhenti karena penjaga rumah Tae Joon muncul dan mulai  berjaga di depan gerbang. Joo langsung pergi sedangkan Jung Woo dengan membawa barang-barangnya, berjalan mendekati dua penjaga tersebut.
Seperti sebelumnya kedua penjaga itu  mencegah Jung Woo masuk dan menanyakan siapa  Jung Woo, dengan sinis Jung Woo menjawab kalau dia adalah orang yang menyelamatkan mereka berdua. Jung Woo pun langsung masuk, dan kedua penjaga itu tidak bisa berbuat apa-apa.
Jung Woo masuk rumah, dan berkata “aku pulang”. Dia langsung mendatangi keluarganya yang sedang makan bersama, jelas saja semuanya kaget  melihat Jung Woo datang dengan tiba-tiba dan membawa barang-barangnya. Terutama Tae Joon yang langsung melempar sendok makannya. Ah Reum dan Mi Ran terkejut dan takut kalau-kalau ayahnya itu akan marah besar.

Dengan tenang dan santai  Jung Woo berkata, “kau sudah mendengarnya dari Kepala Polisi kan? Kalau aku sudah dipecat, karena ayah”.

Dengan ketus Tae Joon mengatakan kalau dia tidak pernah memberikan izin pada Jung Woo untu masuk ke rumahnya.
Mi Ran pun ikut bicara, sampai-sampai dia harus berdiri mengatakannya, “kau sudah tidak menghormati kami orang tua, apa kau pikir tempat ini bisa kau jadikan tempat datang dan pergi sesuka hatimu? Kau ingat saat kau pergi dari rumah, kau mengatakan kalau kau tidak percaya lagi pada ayahmu. Kalau begitu, bagaimana kalian bisa hidup bersama?”
Jung Woo menjawab, dia sudah belajar, kalau kepercayaan bukanlah hal yang paling penting. Makan 3 kali sehari untuk bertahan adalah hal yang paling penting. Jung Woo langsung duduk dikursinya dan mengambil makan, dengan senang Ah reum memberikan mangkok pada Jung Woo.

Sambil makan, Jung Woo berkata pada ayahnya untuk tidak membuang tenaganya untuk menendang dia keluar rumah, karena dia sekarang tidak punya tempat lain untuk pergi dan tidak mempunyai pekerjaan, “sekaranh aku juga baru sadar kalau tidak ada spesialnya menjadi seorang polisi. Kupikir aku mau mencoba menjadi putra Han tae Joon degan baik” 

Tae Joon kemudian bertanya, “Kau mau  mencoba bertingkah seperti putraku?”

Jung Woo menjawab, “Aku sebenarnya memang putramu,  Ayah. Aku bukan mencoba bertingkah seperti itu”

Lagi-lagi Mi Ran ikut bicara, dan mengingatkan pada apa yang Jung Woo katakan waktu dia pergi dari rumah, Jung Woo mengatakan kalau dia tidak mau menjadi putra dari rumah ini lagi.

Jung Woo pun mengingatkan Mi Ran juga, kalau Mi Ran sendiri yang mengatakan kalau dia adalah satu-satunya putra dikeuarga Han, ketika mereka sedang berada di Belluz. Mi Ran dan Tae Joon terdiam, sedangkan Ah Reum senyum-senyum sendiri melihat tingkah kakaknya itu. Jung Woo sendiri sibuk makan. 
Tae Joon masuk ke ruang kerjanya diikuti Mi Ran. Mi Ran tidak terima kalau Jung Woo kembali ke rumah itu lagi, dia bahkan mengancam Tae Joon, kalau Jung Woo tetap tinggal di rumah itu, dia yang akan pergi. Dengan santai Tae Joon berkata, “pergilah... aku membawamu kemari untuk membersarkan Jung Woo dengan baik, tapi apa yang sudah kau lakukan? Kenapa kau begitu banyak bicara setelah membuat dia seperti itu?”

Mi Ran pun mengerti, dan sebelum dia pergi, dia ingin mengungkapkan isi hatinya, “ aku sudah mengatakannya beberapa saat lalu, kenapa kau tidak mencari pangasuh saja daripada seorang istri? Bagaimana dengan Ah Reum? Bukankah dia anakmu juga?”
Tae Joon sudah tidak tahan dengan ocehan Mi Ran, sampai-sampai dia memukul meja dan menyuruh Mi Ran diam. Dia mengingatkan Mi Ran, berapa banyak orang yang sudah Kang Hyun Joon bunuh? , “Direktur Nam juga sudah mati”. Jelas saja Mi Ran kaget mendengarnya, sampai-sampai dia kecepolsan berkata  bagaimana masalahnya tentang gedung Belluz kalau direktur Nam mati.

Tae Joon yang tidak tahu apa-apa langsung melihat curiga terhadapnya, Mi Ran dengan cepat menjelaskan kalau dia hanya khawatir bagaimana kalau Hyung Joon  akan membunuh mereka juga.

Tae Joon mengungkapkan  kalau Kang Hyun Joo tak sadar kesalahan ibunya dan sekarang  dia  malah datang untuk membunuhnya, “mungkin ini adalah hal terbaik Jung Woo pulang ke rumah dengan keinginannya sendiri.  Dan kalau kau tidak mau berurusan dengan Kang Hyun Joon, biarkanlah semua ini terjadi seperti sebelumnya, MENGERTI!”
Di kamar  rahasianya , Hyung Joon meletakkan bunga milik ibunya di lemari estalase miliknya, Dia kemudian menyuruh Harry (asisten Yoon) untuk kembali ke Perancis, ke perkebunan tempat ia dulu tinggal, karena sekarang tak ada seorangpun yang akan mengganggunya disana.

Harry kemudian membahas kalau ibu Hyun Joon masih hidup, jadi bagaimana mereka bisa menyalahkan Han Tae Joon atas tuduhan pembunuhan Ibu Hyung Joon? Hyung Joon mengatakan kalau dia akan melihat ibunya sendiri dengan mata kepalanya sendiri, dan dia berjanji akan membuat Tae Joon merasakan apa yang ibunya rasakan.
Harry lalu mengatakan kalau dia akan membuat Tae Joon meninggalkan rumahnya, sehingga Hyung Joon bisa masuk kesana. Harry lalu bertanya tentang Soo Yeon, apakah dia sudah kembali ke rumah?
Hyung Joon melihat kemare CCTV rumahnya dan tidak menemukan Soo yeon dimanapun, tanpa menjawab pertanyaan Harry sebelumnya, dia berkata, “aku akan sangat merindukanmu, Harry... terima kasih untuk semuanya...”

Sepertinya itulah sisi baik Hyung Joon, dia tidak mau menyulitkan orang yang sudah membantunya selama ini. Dia ingin, menanggungnya sendiri, jika nanti terjadi sesuatu.

Jung Woo dan Joo  mulai beraksi, mereka terhubung dengan telphon satu sama lain.  Jung Woo berusaha mencari tempat yang aman untuk meletakkan kameranya. Sedangkan Joo sudah berada di ruang Dokter yang menjadi kaki tangan Tae Joon, Joo menemukan alat penyadap pada telpon dan hard drive di ruangan doter tersebut. Dokter itu masuk ruangannya, dia terkejut ruangannya digeledah, Joo pun dengan cepat mengeluarkan surat penggeledahannya, agar dokter itu tidak banyak bicara lagi.
Jung Woo sendiri masih sibuk mencari tempat teraman, untuk meletakkan kamera.  Sambil memeriksa semua sudut rumah,  Jung Woo meminta Joo untuk mencari pegawai  rumah sakit yang bekerja selama 14 tahun dan minta semua kontak mereka,  atau kepala perawat untuk mencari petunjuk. Dan Jung Woo juga meminta Joo untuk mengeluarkan kemampuan merayunya agar mereka mengatakan yang sebenarnya. (hahhaa....)
Jung Woo terus melakukan pemeriksaan bahkan sampai ke kamar Mi Ran, namun saat dia merasa ada yang akan masuk kamar, Jung Woo langsung melepas earpiece nya. Melihat Jung Woo ada dikamarnya, jelas saja Mi Ran sangat terkejut.
Mi Ran langsung bertanya kenapa Jung Woo ada dikamarnya? Jung Woo  beralasan kalau dia tidak punya baju ganti, jadi dia masuk untuk mencari baju ayahnya, namun sepertinya Mi Ran sudah memindahkan semuanya ke tempat lain. Sebelum dia keluar kamar, dia meminta Mi Ran untuk membelikannya baju.
Joo melakukan apa yang diperintahkan Jung Woo, untuk menggunakan keahlian merayunya untuk mendapatkan informasi. Joo pun  berhasil mendapatkan informasi kalau sebelum mereka, sudah ada orang yang mencari tahu nama  pasien tersebut dari 14 tahun yang lalu. Dan orang itu meninggalkan nomor handphone, sehingga bisa dilacak dan mereka bisa tahu.
Tae Joon keluar dari ruang kerjanya, dan Jung Woo langsung mengambil kesempatan itu untuk masuk ke ruangan kerja ayahnya. Tak ada yang mencurigakan di ruangan itu, kecuali sebuah lemari kayu. Saat dia akan mendekati lemari itu, Tae Joon keburu masuk dan Jung Woo pun langsung melepas  earpiece di telinga dan memberi hormat pada ayahnya.
Sekali lagi Jung Woo hampir ketahuan, tapi dia dengan cepat memberi alasan kenapa dia berada di ruangan itu, Jung Woo b eralasan kalau dua masuk untuk meletakkan CV-nya yang didalamnya tertulis keahliannya, yaitu Tae Kwon Do, bahasa Inggris, bahasa Perancis, menyadap, membuntuti orang, menyelidiki. Jung Woo lansung pergi, setelah memberi hormat lagi pada ayahnya.
Tae Joon sedikit curiga tapi dia benar-benar menemukan CV milik Jung Woo di meja kerjanya.
Jung Woo kemudian pergi ke kamar Hyun Joo dan Hyun Joo sedang tertidur pulas. Jung Woo masuk dan duduk disampingnya. Melihat bunga plastik yang ada di tangan Hyun Joo, ia teringat pada pria berbaju hitam yang merampas bunga itu dari tangan Hyun Joo.
Dia melihat Hyun Joo sangat menjaga bunga itu, sehingga dia berniat melihatnya dan saat dia akan mengambilnya dari tangan Hyun Joo, tiba-tiba Hyun Joo terbangun, dan langsung mengenggam bunga plastik itu.

Hyun Joo terus berkata, “Kau tak boleh!” itu membuat Jung Woo panik, dan dia meminta  maaf karena ia tak bermaksud untuk mencurinya. Ia hanya ingin melihatnya sebentar.

Tapi Hyung Joo tidak percaya, dan ia terus memanggil-manggil nama Han Tae Joon berulang-ulang sambil menutup seluruh tubuhnya dengan selimut. Jung Woo mencoba menenangkan  dengan mengatakan “apa kau mau aku memanggilkan Han Tae Joon? Aku akan membawakan Tae Joon untukmu”
Ucapan Jung Woo untuk membawakan Tae Joon, bisa mmebuat Hyun Joon tenang, dan dia mau membuka selimutnya. Hyun Joo kemudian duduk dan terus  memandangi bunga plastik itu, Hyun Joo lalu mengucapkan kata “anak” sambil menggenggam bunga plastik itu.  Jung Woo yang mendengarnya kemudian mengikuti ucapan Hyun Joo, “anak?” .
Hyun Joo melihat Jung Woo dan dia meraih tangan Jung Woo kemudian  dia meletakkan bunga plastik itu di tangan Jung Woo, sekali lagi Hyun Joo mengucapkan kata “anak”, dan itu membuat Jung Woo bertanya, “Apakah kau  ingin bertemu dengan anakmu?”
Hyun Joo tidak menjawab, namun dia hanya memandangi wajah Jung Woo, seperti melihat anaknya sendiri. Tiba-tiba Hyun Joo terkejut dan langsung bersembunyi dalam selimutnya saat mendengar ada yang membuka pintu. Ternyata yang masuk adalah Han tae Joon.  Jung Woo langsung berdiri, dan berkata, “bibiku memang cantik alami, Ah Reum bilang  ia mirip denganku. Ia bibiku kan?”

Han Tae Joon menjawab, “ini adalah aib bagi keluarga jadi...  jangan menyinggung soal ini di depan umum.”
Jung Woo mengerti, dia langsung mengajak ayahnya pergi sauna bersamanya, jelas saja Tae Joon menolak dengan mengatakan, “jika kau mau terus diberi makan, awasi rumah dengan baik!”

Jung Woo bergumam kalau ia diperlakukan seperti anjing dan ia pun berkata pada ayahnya kalau dia akan bekerja keras di siang hari seperti anjing dan memperhatikan rumah dengan baik di malam hari. Jung Woo pun langsung  berjalan keluar kamar.
Sebelum Jung Woo keluar kamar, ayahnya  memintanya untuk tidak  berbuat bodoh lagi. “Karena kau sudah kembali setelah 14 tahun, kau mungkin tahu, tak peduli berapa banyak kau melompat naik dan turun... pada akhirnya, satu-satunya tempat dimana kau bisa meminta-minta adalah bayanganku”.

Sepertinya, Jung Woo benar-benar sudah bisa mengontrol emosinya untuk misi ini, dia lalu meminta ayahnya untuk tidak mengingatkannya tentang semua itu, karena dia hampir tidak kuat menahan rasa malunya lagi. Jung Woo lalu memberi hormat dan dia langsung pergi.
Joo mendapat telphon dari ibunya Soo Yeon, diapun langsung bergegas menemuinya di rumah. Ibu mengatakan kalau Jung Woo sakit, jadi dia harus membawakannya selimut listrik itu untuk Jung Woo. Ibu begitu khawatir pada Jung Woo, dan terus membelanya saat Joo mengatakan kalau Jung Woo berbohong kalau dia sedang sakit.

Sampai akhirnya Joo mengatakan kalau ibu terlambat, sekarang Jung Woo sudah pindah ke rumahnya. Ibu terlihat khawatir mengetahui Jung Woo pulang ke rumahnya.

Eun Joo tiba-tiba  keluar dari kamarnya, dan mengajak Joo masuk ke kamarnya, karena ada sesuatu yang ingin dia bicarakan.
Di kamarnya, Eun Joo bertanya pada detektif Joo, “wanita itu... sejak kapan dia  tahu kalau dia adalah Soo Yeon?” Joo sedikit ragu ingin menjawab, dan itu membuat Eun Joo memukulnya. Joo tetap mengatakan kalau dia tidak yakin karena sidik jari Zoe dan Soo Yeon tidak sama.

Eun Joo mengeluh, kenapa semua orang menyembunyikannya darinya, begitu juga Jung Woo, dia tidak mengatakan apa-apa padanya, Jung Woo hanya langsung pergi, setelah dia menemukan Soo Yeon. Apa semua orang pikir dia akan menodong Soo Yeon atau semacamnya.

Joo mengatakan kalau dia harus memastikannya terlebih dulu, dan dia juga meminta Eun Joo untuk tidak bicara kasar pada Jung Woo. Karena Jung Woo sekarang sedang mencari tahu orang yang sudah membunuh detektif Kim, dan menyelesaikan semua yang terjadi 14 tahun yang lalu. Dia bahkan pulang ke rumahnya dan membahayakan hidupnya, untuk mencari pembunuh berantai itu. Dia juga mungkin akan menangkap ayahnya sendiri.
Eun Joo terkejut mendengar kata-kata Joo. Begitu juga dengan  ibu yang mencuri dengar pembicaraan mereka di balik pintu.
Jung Woo sedang menata kamarnya  dan mendapat telepon dari  Joo yang langsung  menyuruh Jung Woo untuk menyobek-nyobek mulutnya sendiri karena dia telah berbohong. Joo mengatakan dia tahu dari Eun Joo, kalau Zoe adalah Soo yeon. Joo mengeluh karena Jung Woo tidak memberitahunya dari awal.
Bukannya menjawab pertanyaan Joo, Jung Woo malah bertanya siapa orang yang mengunjungi sanatorium dan mencari tahu tentang Hyun Joo sebelum mereka. Joo menjawab kalau orang itu adalah seorang kakek gila yang mirip dengan Jung Woo, dia dulunya juga seorang detektif. Jung Woo bertanya siapa namanya, Joo mengatakan kalau kakek itu tidak punya nama, dia pergi dengan detektif Choi.

Jung Woo kaget saat mendengar nama itu, dan menyebut “Kakek?”
Jung Woo keluar rumah dan melihat asisten  Yoon (harry)  yang sedang menunggu ayahnya di luar.  Jung Woo pun menyapa Asisten  Yoon dan menepuk pundak kanannya. Asisten  Yoon sedikit memberikan respon seperti pundaknya sedang cidera. Itu  membuat Jung Woo mengerutkan kening, dan bertanya“Apakah kau terluka?”

Asisten  Yoon beralasan  kalau ia tidak sengaja tersandung saat bekerja di luat. Namun Jung Woo sudah mulai curiga dan dia bertanya lagi, “hari itu, kau pergi  kemana?” reflek Asisten Yoon menoleh ke arah Jung Woo, dan berpura-pura tidak tahu maksud Jung Woo.
Jung Woo tersenyum dan berkata Sekretaris  Yoon tahu maksudnya. Sekretasri  Yoon ingin mengentikan percakapannya dengan Jung Woo dengan mengatakan kalau dia tidak suka bermain kata-kata, dan dia menyuruh Jung Woo melanjutkan perjalanannya. Tapi Jung Woo tidak mau pergi, dia tetap berkomentar tentang asisten Yoon, “kau lebih tinggi dariku, tinggimu sepertinya  180 cm lebih... aku tak suka kau karena kau lebih tampan dariku.” Sekali lagi Jung Woo menepak pundak Sekretaris Yoon, dan kali ini lebih keras, sehingga membuat Sekretaris  Yoon tidak nyaman.
Tepat pada saat itu Tae Joon datang, dan dia memberi isyarat pada sekretaris Yoon untuk masuk ke dalam mobil.
Sebelum sekretasi Yoon masuk mobil, Jung memanggilnya dan berpesan, “jangan bekerja di luar sampai lukamu sembuh, jika semakin parah, itu bisa merepotkan” Tidak menjawab, Yoon pun langsung masuk mobil dan membawa Tae Joon pergi.
Setelah ayahnya dan Yoon pergi, Jung Woo menelepon Ketuan Timnya dan memintanya  untuk mencarikan informasi tentang Sekretaris utama Bank Sangil, “Nama belakangnya  adalah Yoon.”




Sinopsis I Miss You Episode 16 ( Bagian 1 ) Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Anonymous

0 komentar:

Post a Comment

Tolong berkomentar sesuai topik pembicaraan, dilarang spam dan jangan menaruh link aktif. Terima kasih :)