We love u guys...^^
Kim Chi Young menyerang Choi Won tapi hanya melukai lengannya. Jung Hwan datang dan berhasil menikam Kim Chi Young. Mu Myeong di saat bersamaan melemparkan pisau beracun ke arah Jung Hwan.
Jung Hwan bertarung lagi dengan Mu Myeong tapi tidak bisa mengalahkannya. Mu Myeong memeriksa Kim Chi Young, ia hanya menggeleng saat menyadari Kim Chi Young sudah meninggal. Mu Myeong pergi.
Woo Young panik sekali melihat Jung Hwan terluka, Orrabeoni..bagaimana kondisi Tuan Setan merah? dia tidak akan meninggal kan? Jung Hwan bertarung lagi dengan Mu Myeong tapi tidak bisa mengalahkannya. Mu Myeong memeriksa Kim Chi Young, ia hanya menggeleng saat menyadari Kim Chi Young sudah meninggal. Mu Myeong pergi.
Choi Won tampak cemas lalu menarik pisau dari dada Jung Hwan. Wajahnya jadi pucat, ini racun Jim.
Woo Young : Racun Jim?
Sekilas Jung Hwan tampak takut.
Untung Choi Won selalu membawa obat, ia memiliki obat penawar racun Jim. Choi Won meminumkan obat itu pada Jung Hwan dan menyiramkan sisa obat pada luka di dada Jung Hwan.
Woo Young sadar lengan kakaknya luka, tapi Choi Won tidak terlalu mempedulikannya. Choi Won berkata ia sudah menggunakan obat penawar untuk mencegah racunnya menyebar, kita tunggu sebentar lagi.
Kkeok Jung memeriksa Kim Chi Young dan memastikan bahwa musuh mereka sudah meninggal. Geo Chil masih marah, ia mencengkeram baju Kim Chi Young, meskipun aku tidak membunuhnya sendiri tapi ia akan tetap membalas dendam orang-orang dari perkampungan bandit yang terbunuh.
Mereka sepakat mengejar Mu Myeong. Geo Chil minta So Baek tidak ikut dan teriak ke Won, Tuan tabib ..tolong jaga So Baek-ku. Geo Chil dan Kkeok Jung langsung pergi. Tapi So Baek tidak bisa diam saja, ia langsung menyusul ayahnya. Aish ..anak ini selalu tidak mau mendengar.
Geo Chil dan Kkeok Jung berhasil mengejar Mu Myeong. Mereka ingin menuntut balas atas kematian rekan2 mereka.
Mu Myeong siap bertarung. Pertarungan kali ini sangat keras dan kedua pihak sempat terluka. Mu Myeong sudah hampir terdesak tapi ia masih bisa melawan dan melukai Geo Chil.
So Baek melihat ayahnya terancam, ia langsung lari menerjang Mu Myeong. Keduanya berkelahi, tapi So Baek jelas bukan tandingan Mu Myeong. So Baek terlempar. Tubuhnya membentur pohon lalu jatuh dan kepalanya terantuk batu dengan keras. So Baek langsung kehilangan kesadarannya.
Geo Chil dan Kkeok Jung panik sekali. So Baek..! So Baek bangun nak! Keduanya berusaha menyadarkan So Baek tapi tidak berhasil.
Mu Myeong melarikan diri lagi. Kkeok Jung tidak mengejarnya. Choi Won lari ke arah Geo Chil dll, apa yang terjadi? Geo Chil tampak panik, So Baek. Choi Won terkejut melihat kondisi So Baek.
Choi Won membawa semuanya ke rumahnya. Ia minta Geum Ok menyiapkan kasur untuk para pasiennya.
Choi Won membaringkan Jung Hwan di kamar Woo Young. Woo Young menangis, Tuan..anda tidak apa-apa? Jung Hwan meyakinkan mereka, ia baik-baik saja. Seperti waktu itu, selama Woo Young disampingnya, ia akan baik-baik saja. Lalu komen, tapi kakakmu..kenapa ia masih ada disini? (Ha!)
Choi Won hanya geleng kepala. Woo Young mencemaskan luka Won, sepertinya lukamu parah. Choi Won menenangkan Woo Young, aku tidak apa-apa. Kau jaga saja Inspektur, pastikan pendarahannya berhenti. Aku akan melihat So Baek. Won menepuk bahu Woo Young lalu keluar.
So Baek masih belum sadarkan diri. Geo Chil panik bukan main. So Baek..ini ayah..dengarkan ayah, kumohon buka matamu. Kkeok Jung menghela nafas, So Baek tetap tidak akan membuka matanya meskipun kau seperti itu ketua. Geo Chil marah pada Kkeok Jung.
Choi Won datang dan memisah keduanya, lalu mulai memeriksa So Baek. Wajah Choi Won kelihatan muram. Tapi ia tetap mengeluarkan jarum akupunturnya lalu mulai merawat So Baek dengan akupuntur.
Woo Young masih di sisi Jung Hwan. Jung Hwan memuji kemampuan Won, kakakmu benar-benar tabib yang ahli.
Woo Young : Tentu saja, bagaimanapun juga, klan kami adalah tabib yang hebat dari generasi ke generasi.
Jung Hwan masih kesakitan tapi ia tahu luka Choi Won juga lumayan parah, ia minta Woo Young pergi memanggil Da In. Woo Young mengerti, lalu minta Jung Hwan jangan bicara lagi. Woo Young mengeluarkan sapu tangan untuk menghapus keringat dingin Jung Hwan.
Jung Hwan mengulurkan tangan, memegang tangan Woo Young.
Tiba-tiba mata Jung Hwan berputar dan ia seperti pingsan. Tangannya terkulai. Woo Young panik sekali, Tuan..tuan! Tuan!
Woo Young meletakkan kepalanya di atas dada Jung Hwan, ia ingin mendengar detak jantungnya. Tangan Jung Hwan bergerak (fiuh..masih hidup dia) dan membelai kepala Woo Young.
Jung Hwan membuka matanya lagi, bukankah masih berdetak? Woo Young duduk, ia sedikit lega. Jung Hwan masih bisa bercanda, seharusnya sudah berhenti, tapi jantungku masih berdetak. Ini karena kau disini. Kau sudah aman dan selamat..aku lega.
Woo Young meletakkan kepalanya di atas dada Jung Hwan, ia ingin mendengar detak jantungnya. Tangan Jung Hwan bergerak (fiuh..masih hidup dia) dan membelai kepala Woo Young.
Jung Hwan membuka matanya lagi, bukankah masih berdetak? Woo Young duduk, ia sedikit lega. Jung Hwan masih bisa bercanda, seharusnya sudah berhenti, tapi jantungku masih berdetak. Ini karena kau disini. Kau sudah aman dan selamat..aku lega.
Woo Young menghentikan ocehan Jung Hwan dengan ciuman. Well...tentu saja itu berhasil membuat Inspektur diam wkk.
Woo Young menangis : Ini melelahkan, jangan bicara lagi. Saya tahu perasaan Tuan, jadi jangan meninggal.Jung Hwan menghapus air mata Woo Young.
Ibu Suri marah saat mendengar Kim Chi Young terbunuh oleh Lee Jung Hwan. Apapun alasannya, dia seharusnya mengawal Kim Chi Young tiba di pengasingan dengan selamat, tapi ia justru membunuhnya. Aku tidak akan membiarkan ini!
Dayang Kang berkata kalau Inspektur Lee terkena pisau beracun Mu Myeong. Ibu Suri langsung merasa senang, benarkah? itu bagus. Karena pisau Mu Myeong beracun, si brengsek itu pasti sudah tidak bernyawa saat ini. Tapi senyum Ibu Suri langsung menghilang berganti murka saat Dayang Kang berkata, Choi Won menggunakan cula badak untuk menawarkan racun, sepertinya orang itu selamat.
Ibu Suri memukul meja karena marah. Choi Won...baiklah, kita akan lihat siapa yang bertahan sampai akhirnya.
Da In menemui Raja untuk mengantarkan tonik. Kasim Hwang mulai batuk-batuk dan pucat. Ini tidak bagus.
Injong : Ibu Suri ingin menyelamatkan tangan kanannya, Kim Chi Young, tapi ia justru membuatnya masuk ke pintu kematian. Aku tidak tahu apa yang akan ia lakukan nati.
Raja lega mendengar Choi Won berhasil menyelamatkan Inspektur Lee. Ini sama seperti Jubu Min menyelamatkannya dengan cula badak. Raja mendengar Choi Won terluka, ia minta Da In mengeceknya. Ini karena aku ingin tahu kondisi Choi Won.Injong : Ibu Suri ingin menyelamatkan tangan kanannya, Kim Chi Young, tapi ia justru membuatnya masuk ke pintu kematian. Aku tidak tahu apa yang akan ia lakukan nati.
Da In tampak ragu. Raja berkata sebenarnya ingin pergi sendiri melihat kondisi Choi Won, tapi ia tidak seperti dulu lagi waktu masih Putra Mahkota yang bisa pergi dengan bebas.
Da In mondar-mandir di depan kediaman Won, tapi ia batal masuk dan jalan pergi.
Padahal Choi Won sangat sibuk mengurus So Baek. Ia berusaha menyadarkan So Baek dengan ramuan obat.
Gyeongwon menemui ibunya. Ibu Suri heran, ini sudah waktunya belajar tapi kenapa Daegun ada disini. Gyeongwon menunjukkan dua batang lilin besar pada ibunya. Gyeongwon menunjuk lilin aroma dari kamarnya dan dari kamar Raja. Herannya, lilin dari kamar Raja apinya berwarna biru jika dinyalakan dan ada tanda di bawahnya seperti ini. Semua lilin yang Ibunda berikan pada Raja seperti ini semua.
Ibu Suri sedikit terkejut, lalu ia tampak tenang, lalu kenapa? Gyeongwon merasa ibunya tidak tulus saat memberikan lilin beraroma pada Raja.
Ibu Suri tersenyum dingin : Ketulusan?
Gyeongwon merasa curiga, ia awalnya sudah merasa senang karena ibunya mulai bersikap baik pada Raja, tapi melihat semua lilin itu, Gyeongwon ingin tahu rencana jahat apa yang akan dilakukan ibunya pada Raja.
Ibu Suri marah, beraninya kau bicara seperti itu pada ibumu? Gyeongwon menangis, Meskipun saya mati, saya tidak ingin melihat ibu yang melahirkan saya menjadi pembunuh.
Ibu Suri tidak tahan lagi dan menampar Gyeongwon. Ibu Suri mengancam Gyeongwon, ia tidak akan diam saja kalau putranya terus seperti itu. Apapun yang ia lakukan, Gyeongwon harus mengikutinya dengan patuh.
Gyeongwon keluar dari kamar ibunya sambil menangis. Lalu ia menghadap Raja dengan wajah memerah, jelas terlihat bekas tamparan Ibu Suri.
Injong terkejut mendengar permintaan adiknya, Adik, apa yang kau katakan?
Gyeongwon : Saya mohon Yang Mulia menurunkan status saya menjadi orang biasa dan mengusir saya keluar dari Istana.
Injong tidak mengerti kenapa Gyeongwon mengatakan itu. Gyeongwon tidak menyukai istana. Saya juga tidak suka dengan posisi Daegun! Tempat ini adalah neraka! Injong menyadari bekas tamparan di wajah adiknya, Apa kau baru saja ditampar oleh Ibu Suri?
Injong merasa sedih, kau terperangkap diantara aku dan Ibu Suri, pasti ini sangat berat bagimu.
Gyeongwon memohon, saya tidak ingin terus terperangkap diantara Yang Mulia dan Ibunda, saya hanya ingin menjadi orang biasa sampai saya meninggal. Meskipun saya miskin dan harus bertahan hidup dengan makan bubur akar pohon, saya tetap ingin hidup dengan baik dan saling menyayangi dengan keluarga saya seperti orang biasa.
Injong : Adik..
Gyeongwon : Tolong turunkan saya!
Injong : Daegun!
Tapi Gyeongwon semakin stres mendengar sebutan Daegun. Ia teriak dan menangis, menutup telinganya, ia tidak mau menjadi Daegun. Injong terkejut melihat kondisi adiknya.
Ibu Suri mendengar permohonan Gyeongwon pada Raja. Ibu Suri minta dayang Kang membawa Gyeongwon segera kepadanya.
Injong memanggil Da In untuk memeriksa Gyeongwon. Da in menghela nafas, Yang Mulia Daegun sangat tertekan secara psikis, ini membuat denyut nadi sebelah kirinya jadi cepat sekali.
Injong menggenggam tangan adiknya.
Kasim Hwang masuk, Yang Mulia..Ibu Suri memanggil Daegun. Mendengar kata2 itu, tiba-tiba Gyeongwon bangkit dan sembunyi di balik punggung kakaknya. Injong terkejut, Adik!
Gyeongwon gemetaran, tidak. Saya takut. ibu lebih menakutkan daripada malaikat maut. Memikirkan kalau ibu seperti itu telah melahirkan saya, membuat rambut saya berdiri. Tolong usir saya dari istana. Saya tidak mau bertemu Ibunda lagi.
Kasim Hwang menemui Ibu Suri dan menyampaikan ini. Ibu Suri tidak percaya, apalagi mendengar kalau Raja melarangnya memanggil Daegun ke kediamannya.
Ibu Suri marah : Beraninya kau berkata seperti itu padaku! Aku ingin bertemu putraku.
Kasim berkata kalau saat ini Daegun tidak ada di istana. Ibu Suri terkejut, tidak ada di istana?
Da In membawa Gyeongwon ke kediaman Choi Won. Choi Won terkejut dan membungkuk pada Gyeongwon, Daegun Mama..!
Ibu Suri menemui Raja, dimana sebenarnya anda menyembunyikan Daegun? Injong hanya berkata ia mengirim adiknya untuk menenangkan diri dan istirahat. Ibu Suri marah, orang akan mengira kalau Daegun saya sudah gila.
Injong : Justru untuk mencegah itu, maka saya mengirimnya pergi.
Ibu Suri tidak mengerti kenapa harus merahasiakan ini dari dirinya. Injong berkata itu permintaan adiknya. Ibu Suri marah tapi Raja tetap tidak mengatakan dimana Gyeongwon.
Choi Won dan Da In bicara sebentar soal Gyeongwon yang menderita secara psikis karena memiliki ibu seperti Ibu Suri Munjeong. Gyeongwon berkeras pergi ke rumah Won, jadi Raja tidak punya pilihan selain mengirim Daegun ke rumah ini. Won mengerti dan akan mengurus semuanya.
Da In melirik luka Won dan minta Won memikirkan kesehatannya. Choi Won justru minta Da in yang harus lebih berhati-hati karena masih tinggal di istana. Da In ingin segera pergi dari rumah Choi Won.
Tapi baru satu langkah, Da In langsung berbalik lagi karena tidak bisa membiarkan luka di lengan Won. Saya harus melihatnya. Da In langsung menggulung lengan baju Won dan merawat luka Choi Won sambil mengomel. Kenapa luka ini bisa seperti ini sekarang? Bagaimana anda bisa membiarkannya saja sampai jadi seperti ini?
Choi Won tidak menjawab, ia hanya diam dan menikmati perhatian yang diberikan Da In kepadanya. Da In terus saja 'memarahi' Won. Won tersenyum, tidak apa-apa.
Da In kesal : Tidak bagi saya.
Choi Won memanfaatkan situasi dan minta Da In kembali padanya. Kalau kau begitu mencemaskanku, kenapa kau meninggalkanku? Jika kau begitu cemas, seharusnya kau kembali. Da In menghela nafas dan minta Won merawat lukanya. Da In beranjak pergi.
Choi Won masih merajuk, aku tidak akan merawat luka ini, aku bisa melihatmu sedekat ini dan bisa menikmati perhatianmu, jadi aku biarkan saja luka ini agar kau bisa merawatnya. Mau tidak mau Da In jadi geli. Won tersenyum.
Paginya, Jung Hwan sudah bangun lagi, siap untuk kembali ke kantornya meskipun kondisinya masih lemah.
Jung Hwan menyentuh kepala Woo Young yang masih tertidur, karena menjagaku, wajahmu yang mungil jadi tinggal separuh. Mimpikan aku. Jung Hwan menyelimuti Woo Young lalu jalan pergi.
Jung Hwan menghadap atasannya. Boss langsung melimpahkan kesalahan dan mencurigai Jung Hwan sengaja membunuh Kim Chi Young. Jung Hwan membela diri, ia hanya berusaha menyelamatkan nyawa orang yang tidak bersalah.
Uigeumbu Chief menganggap itu tetaplah pembunuhan. Jung Hwan tidak menolak untuk diselidiki. Meskipun saya menghunus pedang untuk alasan yang baik, tapi kriminal yang saya kawal meninggal karena pedang itu, jadi saya merasa bersalah. Saya siap diselidiki dan ada yang harus saya lakukan.
Raja tanya soal adiknya pada Da In dan juga kondisi Won, bagaimana dia. Da In lapor kalau Choi Won mengabaikan keselamatan dirinya sendiri demi menjaga orang lain. Injong mengerti dan minta Da In membantu menjaga kesehatan Choi Won dan Gyeongwon. Da In tampak ragu karena harus mengurus Choi Won juga. Injong langsung berkata, ini perintah Raja. Hehe...
Raja minta Kasim Hwang mengirim barang2 yang dibutuhkan Daegun ke kediaman Choi Won. Kasim Hwang mengiyakan. Tiba-tiba Kasim Hwang jatuh. Da In terkejut dan segera memeriksa Kasim Hwang. Kasim Hwang tersengal-sengal lalu meninggal dunia.
Gyeongwon gelisah dalam tidurnya. Choi Won terus berjaga di samping Gyeongwon. Gyeongwon terbangun, ia kelihatan ketakutan. Choi Won tanya apa terjadi sesuatu di istana. Gyeongwon tidak berani menjawab. Ia tampak pucat dan berkeringat dingin.
Choi Won membelai punggung Gyeongwon, saya mengerti. Saya tidak akan bertanya lagi. Anda bisa kembali tidur.
Da In masuk ke kamar itu, ia membungkuk dan ingin bicara dengan Choi Won diluar.
Da In mengatakan soal kematian Kasim Hwang pada Choi Won. Da In merasa itu sedikit aneh. Karena gejalanya mirip dengan sakit perut yang diderita Baginda akhir-akhir ini.
Choi Won tampak khawatir karena Kasim Hwang selalu bersama dengan Raja. Sepertinya Yang Mulia dalam bahaya karena keracunan timbal. Gyeongwon muncul di dekat mereka, ia mendengar percakapan keduanya tapi tidak mengatakan apapun soal lilin beracun itu.
Choi Won dan Da In memeriksa mayat Kasim Hwang. Won memeriksa jari dan mengambil contoh jaringan dari mulut kasim Hwang. Katanya Kasim Hwang menunjukkan gejala kejang sebelum ia meninggal?
Da In membenarkan, sebelum meninggal, Kasim Hwang mendapat pengobatan karena pusing dan muntah-muntah. Ini juga sesuai dengan catatan RS Istana. Choi Won langsung tahu bahwa itu adalah keracunan logam berat/timbal. Choi Won minta Da In memeriksa kediaman Raja, lihat benda-benda yang bisa menimbulkan keracunan.
Malamnya, ketika Da In menemui Raja, ia mencoba memeriksa sekitar kamar Raja dan tampak curiga melihat lilin-lilin itu. Da In berkata aroma lilin itu benar-benar unik.
Injong membenarkan, Kasim Hwang juga mengatakan itu sebelumnya. Injong merasa sedih, karena ia juga harus kehilangan Kasim Hwang. Injong merasa aroma lilin itu bisa membuat pikirannya jernih.
Da In tanya apa Raja memiliki gejala lain selain sakit perut. Injong berkata ia baik-baik saja dan minta Da In tidak mencemaskannya. Injong justru memikirkan Gyeongwon.
Ibu Suri puas setelah mendengar Kasim Hwang meninggal, sekarang tinggal menunggu orang berikutnya. Ia tanya apa dayang Kang masih belum tahu dimana Gyeongwon disembunyikan. Ibu Suri kesal dan minta Dayang Kang memanggil Mu Myeong.
Dayang Kang : Yang Mulia Raja dan Inspektur Lee dari Uigeumbu selalu mengawasi kediaman Ibu Suri.
Ibu Suri : Kalau begitu, besok pagi pergilah diam-diam dari istana. Pergi dan berikan suratku pada Mu Myeong.
Choi Won mondar-mandir di halaman rumahnya sambil berpikir, Kasim Hwang tidak mendapatkan makanan atau minuman yang sama seperti Baginda. Ini bukan keracunan dari makanan atau minuman. Tapi, Kasim Hwang selalu bersama dengan Baginda. Kalau seperti itu..
Choi Won mendengar teriakan Gyeongwon. Ia terkejut dan segera lari ke kamar Gyeongwon.
Gyeongwon marah dan teriak minta Rang membuang lilin. Rang tidak mau, kenapa saya harus membuang lilin yang sangat saya senangi? Gyeongwon teriak, cepat buang itu jauh-jauh! (Jaman Joseon, harga lilin sangat mahal dan lilin sebesar itu hanya dimiliki keluarga kaya atau bangsawan)
Choi Won masuk dan ingin tahu apa yang terjadi. Rang hampir menangis, Daegun ingin membuang lilin aroma milik saya. Dan dia teriak2.
Gyeongwon teriak lagi, bukankah aku memintamu untuk membuangnya?! Gyeongwon tampak gemetaran.
Choi Won membujuk putrinya untuk melakukan saja keinginan Daegun, kita berharap saja luka di hati Daegun segera sembuh. Rang setuju meskipun dengan berat hati. Ia akan menyingkirkan lilin aromanya.
Da In membawa contoh lilin aroma dari kamar Raja. Choi Won mengamati lilin itu. Bagi Da In itu hanya lilin aroma biasa tapi Choi Won merasa curiga dan memecahkan lilin itu. Da In terkejut, apa yang Tuan lakukan? Saya masih harus mengembalikan lilin itu.
Choi Won mengerat lilin itu dan mengetesnya. Mereka menemukan bahwa lilin itu sudah dicampur timbal dan ditambahkan aroma harum untuk menutupi bau racun. Choi Won berkata, jika terus menerus menghirup aroma lilin ini akan membuat seseorang keracunan timbal. Dimulai dengan muntah-muntah dan lemas, sebelum akhirnya orang itu akan kehilangan nyawanya.
Keduanya tahu, Ibu Suri benar2 ingin meracuni Raja. Choi Won mengerti sekarang kenapa Gyeongwon bertingkah aneh seperti itu. Meskipun kedua lilin ini mirip, tapi isinya berbeda, Daegun pasti menyadarinya. Itu sebabnya Daegun memilih menjadi orang biasa saja. Raja dan Daegun, keduanya sangat menyedihkan.
Won minta Da In segera kembali ke istana untuk menyingkirkan lilin-lilin itu dari kediaman Raja.
Jung Hwan terus mengawasi kediaman Ibu Suri dan akhirnya ia melihat Dayang Kang keluar dari istana. Jung Hwan tersenyum senang, meskipun masih merasa kesakitan.
Jung Hwan mengikuti Dayang Kang.
So Baek mulai sadar, ah leganya. Geo Chil dan Kkeok Jung luar biasa gembira. So Baek! So Baek! Ini aku, kau mengenalku? So Baek kenal, Aboji.
Geo Chil langsung lega, betul..1 betul. Aku ayahmu. Aigoo..putriku akhirnya kembali, So Baek hidup.
So Baek juga mengenali Kkeok Jung. Kkeok Jung langsung janji akan hidup disamping So Baek selamanya. Geo Chil teriak memanggil Choi Won, Tuan tabib ! So Baek-ku sudah kembali!
Choi Won lari masuk, ia juga sangat lega dan segera memeriksa nadi So Baek. Geo Chil mengucapkan terima kasih pada Won, ini semua karena pertolonganmu, kau menyelamatkan So Baek-ku.
Won tanya bagaimana perasaan So Baek. Tapi So Baek kelihatan bingung, ia tanya pada Kkeok Jung, siapa pria itu Kkeok Jung? What? So Baek kena amnesia selektif hahaha.
Choi Won bicara dengan Kkeok Jung diluar, sepertinya karena luka di kepalanya, So Baek jadi tidak ingat kepadanya. Kkeok Jung heran, tapi So Baek mengingatku dan Ketua.
Choi Won tersenyum, sepertinya bagi So Baek, aku bukan salah seorang yang harus ia ingat, dia tidak kehilangan seluruh ingatannya, hanya sebagian saja. Jadi jangan cemas. Geo Chil keluar dan setuju, ia juga tidak merasa cemas. Geo Chil merasa ini lebih baik karena ia juga tidak ingin hati So Baek terluka karena Choi Won. Ini bagus untuk So Baek-ku.
Geo Chil menepuk bahu Kkeok Jung, ini juga bagus untukmu.
Jung Hwan mengikuti dayang Kang sampai ke tengah hutan. Dayang Kang menunggu di satu tempat dan Mu Myeong muncul dari atas pohon. Wah..dia tinggal di pohon. Dayang Kang memberikan surat dari Ibu Suri.
Tiba-tiba Do Mun muncul, ingin membunuh Mu Myeong. Jung Hwan kelihatan kesal. Mu Myeong memberi kode pada dayang Kang untuk pergi. Do Mun dan Mu Myeong bertarung lagi. Mu Myeong terluka oleh pedang Do Mun.
Jung Hwan menerjang keduanya sambil teriak. Ketiganya bertarung untuk kesekian kalinya. Jung Hwan dan Do Mun berhasil melukai Mu Myeong. Tapi Mu Myeong juga berhasil menjatuhkan Jung Hwan.
Do Mun ingin membunuh Mu Myeong. Jung Hwan melarangnya.
Jung Hwan : Si brengsek ini adalah satu-satunya bukti yang akan membuat Ibu Suri tertangkap. Itu sebabnya aku mengambil resiko melepaskannya.
Mu Myeong menyadari itu dan ia mengambil keputusan nekad. Mu Myeong merampas pedang Do Mun, lalu menikam dirinya sendiri. Do Mun dan Jung Hwan syok melihatnya.
Sebelum meninggal, Mu Myeong teriak : Bunga peoni tidak akan pernah mati. Akan terus hidup! (Astaga anak ini.)
Jung Hwan benar-benar frustrasi, ia teriak pada Do Mun, kau puas sekarang? Membunuh orang ini tidak akan membuat Ibu Suri jatuh. Jung Hwan pergi.
Do Mun tahu ia tidak membantu Jung Hwan, tapi paling tidak ia sudah membalaskan dendam ayah angkatnya, Tuan Jang.
Ibu Suri syok mendengar berita bahwa Mu Myeong tersayangnya sudah meninggal. Dayang Kang menangis, benar, tolong bunuh saya Yang Mulia. Ibu Suri tanya mayat Mu Myeong. Dayang Kang akan mengirim orang untuk mengambilnya, ia tidak boleh terlihat ada di sana.
Ibu Suri mendapat laporan, kalau tabib wanita Hong Da In saat ini sedang menyelidiki kematian Kasim Hwang dan bahkan mengambil lilin dari kediaman Raja untuk diselidiki. Ibu Suri tampak kesal dan mengira ini perbuatan Gyeongwon, Daegun pasti buka mulut. Bagaimana ia bisa memperlakukan ibunya seperti itu? Yang Mulia pasti mempercayakan Daegun pada Hong Da In.
Jung Hwan kembali ke kediaman Choi Won. Won langsung memarahinya, anda belum pulih benar. Jung Hwan seperti biasa, ia minta Won tidak mencemaskannya. Urus saja lukamu sendiri. Tapi karena lukamu itu, kau bisa bertemu Hong Da In (wkk)
Choi Won tersenyum dan minta Jung Hwan masuk ke dalam untuk istirahat. Jung Hwan tampak menyesal, si pembunuh itu bunuh diri. Orang itu adalah satu-satunya bukti terakhir untuk menuduh Ibu Suri. Tapi Do Mun tiba-tiba muncul! Sekarang semuanya sudah selesai.
Choi Won menunjukkan bungkusan berisi lilin, belum selesai.
Ibu Suri memanggil Da In, ia bersikap manis dan ramah. Aku baru tahu kalau kau menjaga Gyeongwon Daegun-ku, aku merasa sangat berterima kasih. Jadi aku memanggilmu kesini.
Da In : Kalau Yang Mulia tulus, apa saya boleh mengatakan sesuatu?
Ibu Suri : Tentu saja.
Da In melaporkan kondisi Gyeongwon yang menderita tekanan psikis dan mengalami kegelisahan.
Ibu Suri : Kegelisahan?
Da In berkata satu-satunya orang yang bisa menyembuhkan kegelisahan Daegun adalah anda, Dae-Bi Mama. Ibu Suri kelihatan tidak senang, hanya aku? Maksudmu putraku sakit karena aku? Da In minta maaf, tapi itu memang benar. Ibu Suri minta Da In meneruskan penjelasannya.
Da In : Anda pasti mengerti perasaan Daegun, apa yang ia inginkan. Bukan sebagai seorang ibu menakutkan yang menginginkannya menjadi Raja, melainkan sebagai ibu yang hanya memikirkan putranya saja.
Ibu Suri menekan kemarahannya dan dengan tenang berkata ia bukan ibu yang baik, lalu apa yang harus ia lakukan? Da In merasa sekarang masih belum terlambat untuk menunjukkan kasih sayang seorang ibu kepada Daegun Mama.
Ibu Suri pura-pura bisa menerima penjelasan Da In, siapa lagi yang akan mengatakan hal seperti ini dengan jujur kepadaku? Ibu Suri menunjuk minuman dan makanan di depan Da In, aku sudah menyiapkan itu untukmu, minumlah.
Da In tertegun, di depannya ada minuman manis. Ia mengambil mangkuk itu tapi batal meminumnya.
Ibu Suri tanya kenapa Da In tidak meminumnya. Da In ragu, apa setelah minum itu, ia masih bisa jalan keluar dari kediaman Ibu Suri. Da In minta maaf tapi ia tidak bisa meminumnya.
Ibu Suri marah, kau tidak bisa meminumnya? Kau berani menolak perintahku sekarang? Da In tidak mau, jika ia kehilangan nyawanya, maka luka Daegun tidak akan pernah sembuh, kenapa anda tidak mengerti?
Ibu Suri : Bagaimana aku tidak bisa mengerti? Tapi menurutku, luka seperti itu tidak ada artinya. Apa kau mengerti? Kau harus meminumnya, meskipun itu demi Daegun-ku.
Ibu Suri teriak dan menyuruh dayang-dayangnya memaksa Da In minum minuman beracun itu. Keduanya memaksa Da In minum. Da In sekuat tenaga menolaknya, saya tidak mau! Ibu Suri teriak, minumkan ke mulutnya!
Raja Injong tiba, hentikan! Raja tidak sendirian, ia datang bersama Choi Won dan Inspektur Lee Jung Hwan.
Ketiganya langsung masuk. Raja ingin tahu apa yang terjadi. Choi Won langsung memeluk Da In. Ibu Suri berkata bahwa Da In sangat tidak sopan kepadanya, jadi ia hanya memberi Da In pelajaran. Beraninya dia menolak minuman yang diberikan Ibu Suri!
Choi Won buka suara : Dia jelas memiliki alasan menolaknya. Yang Mulia ingin memandikannya dalam genangan darah ayah angkatnya dan dengan minuman yang anda tawarkan, jelas ia curiga minuman itu mengandung arsenik. Dae Bi Mama, dia tahu bahwa anda berencana membunuh Yang Mulia Raja menggunakan lilin beraroma dan anda merasa sangat ketakutan.
Ibu Suri murka : Lancang! beraninya kau!
Jung Hwan tanpa banyak bicara mengeluarkan lilin-lilin dari dalam kantung di depan Ibu Suri. Semua ini adalah hadiah dari Ibu Suri kepada Yang Mulia Raja. Semua kriminal yang terlibat telah ditangkap dan dibawa ke Uigeumbu.
Injong memerintah : Inspektur Lee Jung Hwan dari Uigeumbu dengarkan.
Jung Hwan : Ya, Yang Mulia.
Injong minta Jung Hwan juga menyelidiki kediaman Ibu Suri. Aku ingin penyelidikan yang menyeluruh!
Jung Hwan : Baik, Yang Mulia.
Choi Won mengajak Da In keluar. Semua bergerak keluar dari kediaman Ibu Suri.
Tapi Ibu Suri menahan Raja. Yang Mulia, saya melakukan ini karena saya ingin hidup. Saya takut dihukum minum racun. Saya takut karena anda bukan putra kandung saya, jadi saya tidak tahu kapan anda akan mengusir saya dan Daegun keluar istana.
Injong minta Kasim mengambil minuman yang tadi akan diberikan untuk Da In. Injong menerima mangkuk minuman itu dan mengulurkannya pada Ibu Suri. Injong minta Ibu Suri meminumnya.
Ibu Suri panik ketakutan, ia tidak bisa meminumnya. Ibu Suri berlutut dan memohon pada Raja, saya mohon Yang Mulia, saya ingin hidup. Saya masuk istana dalam usia sangat muda, 16 tahun dan saya tidak ingin mengakhiri hidup saya dengan tragis dalam istana dimana saya sudah mengabdikan diri saya pada segalanya seperti ini. Yang Mulia, saya mohon kepada anda. Jika anda bersedia mengampuni saya, saya tidak akan serakah pada apapun.
Saya hanya akan menjadi Nenek tua yang tidak menginginkan dunia, dan hanya menjalani hidup saya dengan tenang. Yang Mulia, saya mohon ampuni saya!
Injong hanya melirik dingin Ibu Suri, lalu ia membuang minuman itu ke lantai dan keluar tanpa bicara. Ibu Suri tersungkur dan menangis. (Injong, Raja yang terlalu baik hati.)
Choi Won membawa Da In ke RS Istana, kau pasti sangat syok. Da In masih ketakutan. Choi Won mencoba memeriksa andi Da In, tapi Da In justru memegang tangan Won. Akhirnya Choi Won memeluk Da In. Sudah tidak apa-apa sekarang.
Da In mengaku ia sangat ketakutan karena mengira akan mati. Tapi hal yang lebih menakutkan daripada kematian adalah tidak bisa lagi melihat Rang dan Tuan.
Choi won tersenyum dan mengulurkan tangannya. Da In memegang erat tangan Choi Won. Choi Won janji tidak akan pernah melepaskan tangan Da In.
So Baek sudah sehat, meskipun sama sekali tidak bisa mengingat Won maupun Rang. Rang sedikit sedih, ayah apa kakak So Baek benar2 tidak mengingatku?
Geo Chil menghibur Rang, tidak apa-apa, meskipun So Baek tidak ingat, yang penting kau selalu ada dalam hatinya. Choi won memberikan obat So Baek pada Kkeok Jung, siapkan sesuai resepnya dan ingat untuk memberikan obat ini untuknya. Jika kau membutuhkan ramuan obat, kau bisa mencariku kapan saja.
Kkeok Jung mengerti, ia juga minta Won menghubunginya jika ada yang mengganggu mereka.
Rang minta Geo Chil dan Kkeok Jung tidak berkelahi atau mencuri lagi. Kkeok Jung protes, lalu apa yang bisa kulakukan? Rang menjawab, Raja adalah teman ayahnya dan Raja sudah berjanji kepadanya. Yang Mulia akan membuat orang-orang baik seperti kalian tidak melakukan hal jahat lagi.
Geo Chil mengerti dan berjanji tidak akan melakukan itu lagi. Rang mengulurkan kelingkingnya, ayo kita berjanji. Geo Chil berlutut dan membuat janji dengan Rang.
Rang bahkan mencium dahi Geo Chil. Geo Chil seperti akan menangis. Kedua keluarga itu akhirnya berpisah. Kami pergi, sampai jumpa.
Injong dan Choi Won pergi ke Batu Guryeong lagi. Keduanya juga mengajak Rang dan Gyeongwon. Injong dan Won tersenyum melihat Rang dan Gyeongwon main kejar-kejaran.
Injong tanya kenapa Won mengajaknya kesini. Choi Won ingin melakukan perpisahan secara resmi dengan Raja, itu sebabnya ia mencari lokasi rahasia yang hanya diketahui oleh mereka berdua. Injong setuju, ini memang lokasi yang bagus. Membuatku teringat masa lalu kita.
Choi Won : Yang Mulia, tentang perintah anda yang ingin saya kembali ke posisi saya dalam RS Istana dan merawat Yang Mulia..
Injong : Kau ingin menjawabnya?
Choi Won : Ya.
Injong berkata Won tidak perlu menjawabnya, Injong menggoda temannya, ini sudah terlalu lama, jadi aku sudah berubah pikiran. Sekarang, meskipun kau ingin tinggal, aku tidak menginginkannya.
Injong mengerti, ia tidak seharusnya berharap pada Choi Won, ia tidak boleh memaksa Choi Won untuk tinggal di sisinya lagi.
Choi Won tersenyum penuh rasa terima kasih. Injong menyindirnya, apa kau begitu gembira karena tidak perlu berada di sisiku? Choi Won membenarkan, saya tidak mengira bahwa saya merasa segembira ini.
Injong : Mulai sekarang, kau bisa membuka praktek kedokteran di luar istana untuk merawat orang banyak. Hidup seperti itu adalah mandat dari langit untukmu.
Choi Won : Ya, mulai sekarang, saya bisa merasa tenang dan tidak harus mengikuti perintah Raja tapi mengikuti mandat dari langit/cheon myeong.
Choi Won minta ijin untuk terakhir kalinya, apa dia bisa memeriksa nadi Yang Mulia Raja. Injong menggoda Won, tidak. Won memohon, sekali saja. Injong tersenyum dan mengulurkan tangannya. Choi Won berterima kasih lalu memeriksa nadi Raja. Pengawal Seo tersenyum melihat keduanya.
Batu Guryeong menjadi saksi bisu, persahabatan antara Raja dan Choi Won serta Gyeongwon dan Rang.
Beberapa waktu kemudian.
Choi Won dan Da In membuka praktek di kediaman keluarga Choi. Pasien mereka banyak sekali. Choi Won dan Da In saling melempar senyum, meskipun lelah mengurus pasien, tapi keduanya tampak bahagia.
Choi Won menegur seorang pasien, kau ini kenapa baru datang sekarang? kondisimu sudah parah, aku sudah bilang jangan merisaukan masalah biaya pengobatan. Ayo cepat berbaring, aku akan memberikan perawatan akupuntur untukmu.
Sepasang suami-istri muda jalan masuk ke kediaman Choi Won. Pasangan Lee Jung Hwan dan Woo Young (yang sedang hamil tua wkkk). Woo Young teriak memanggil Rang. Rang lari menyambut mereka, Gomo! Woo Young senang melihat Rang, kau sehat2 saja kan? Kau tidak sakit lagi kan?
Jung Hwan langsung menggendong Rang, kau sehat2 kan Rang?
Rang : Gomobu juga sehat kan?
Jung Hwan tertawa, tentu saja.
Rang menyentuh perut Woo Young, apa adik bayi baik-baik saja? Bibi, dia bisa menendang!
Woo Young : Ya. dia tidak mau diam sepanjang hari. Persis ayahnya. (Woo Young melirik Jung Hwan)
Jung Hwan tersenyum.
Woo Young heran kenapa ayah-ibu Rang (Mereka sudah menikah juga wkk) tidak keluar. Rang mengadu, ayah-ibunya selalu sibuk mengurus pasien dan tidak memperhatikan yang lainnya. Woo Young terkejut, kau juga tidak diperhatikan? Rang membenarkan, ia tidak bisa sakit lagi.
Geum Ok muncul dan menyambut mereka. Jung Hwan sekarang memanggilnya Ibu mertua wkk. Choi Won-Da In muncul menyambut pasangan Lee, adik ipar kau sudah datang? I just love this.
Jung Hwan : Hyungnim, kau semakin sibuk saja setelah keluar dari RS Istana.
Choi Won tertawa, benar. Oya, apa pekerjaanmu membantu Yang Mulia berjalan lancar?
Jung Hwan mengeluh, benar-benar sangat sibuk, aku tidak tahu sebenarnya Yang Mulia ingin menjadi Raja sebijaksana apa. Yang Mulia selalu bertempur sendirian sepanjang hari, siang dan malam. Kalau tahu seperti ini, seharusnya aku tidak meninggalkan Uigeumbu. Sekarang Jung Hwan adalah pengawal pribadi Raja Injong. Jung Hwan memberikan buku-buku kedokteran untuk Choi Won, Yang Mulia khusus meminjamkan buku2 dari perpustakaan terlarang untukmu.
Jung Hwan : Tapi kapan kau akan menyelesaikan menyalin buku2 ini? Kau tidak akan memintaku menyalinnya seperti waktu itu kan?
Da In ketawa : Apa suamiku minta keluarganya datang untuk diam saja? (Choi Won memang suka memanfaatkan orang haha)
Jung Hwan mengadu, tanganku hampir patah karena memijat kaki istriku yang sedang hamil...dan kau masih memintaku menyalin ini semua..? Woo Young melirik Jung Hwan, ia tidak percaya ini.
Tapi Choi Won dan Da In kompak memberi jawaban : Untuk orang-orang sakit itu, yang tidak bisa mendapat perawatan dan obat, kita tidak bisa membiarkan seorangpun meninggal dengan sia-sia.
Jung Hwan dan Woo Young hanya geleng kepala. Lalu percakapan mereka terputus karena ada seorang ayah yang teriak2, Tabib..Tabib, anak saya tiba-tiba pingsan, saya mohon tolong selamatkan anak saya, Tabib.
Choi Won segera menggendong anak itu dan lari ke dalam bersama Da In, ini sangat berbahaya, ayo cepat. Begitulah Choi Won menjalani hari-harinya.
Choi Won dan Da In jalan-jalan bersama Rang di padang rumput. Rang main-main di sekitar mereka.
Choi Won : Aku tidak menginginkan yang lainnya, selama aku bisa hidup seperti ini denganmu dan Rang selamanya.
Da In : Itu serakah namanya. Menginginkan terus hidup bahagia seperti ini bukan hal yang mudah.
Choi Won : Benarkah? Kalau begitu aku akan jadi orang serakah selamanya.
Keduanya tersenyum lalu melambai ke arah Rang. Sepakat menjalani hidup dengan bahagia, meskipun tahu itu tidak mudah.
Notes :
Salah satu drama terbaik yang pernah kulihat. Tidak peduli ratingnya, tapi ceritanya benar-benar memuaskan. Semua karakter memiliki tujuan dan berkembang. Tidak ada yang hanya jadi penggembira dan untuk pertama kalinya, secondary-couple-nya lebih menarik daripada pasangan utamanya.
Meskipun, kenyataannya kebahagiaan keluarga Choi dan Lee diatas mungkin hanya tinggal menghitung bulan saja. Menurut sejarah, Raja Injong hanya 9 bulan bertahta dan setelah itu Injong tiba-tiba meninggal dunia.
Melihat usia kehamilan Woo Young, mungkin sekitar 7-8 bulan, jadi tidak lama lagi pasti terjadi goncangan besar dalam keluarga itu. Jadi, kebahagiaan seperti ini benar-benar berharga untuk mereka.
Jung Hwan adalah pengawal pribadi Injong. Kalau Raja meninggal, kita tidak akan tahu apa yang akan terjadi pada Jung Hwan. Tapi semoga keluarga ini tetap bisa bersama.
Munjeong Dae-bi Mama, tidak akan pernah menjadi nenek tua yang tidak menginginkan dunia. Yang hidup dengan tenang sampai tua. Munjeong akan terus memerintah dibalik layar selama 20 th. Tapi Munjeong Dae-bi Mama juga dikenal sebagai administrator yang handal. Selama Munjeong berkuasa, Yoon Won Hyeong juga berkuasa dan dengan semena-mena mengeksekusi semua pendukung Injong dari faksi Daeyun.
Raja Myeongjong baru bisa lepas dari bayang-bayang Ibunda-nya setelah Ibu Suri Munjeong meninggal. Raja Myeongjong akhirnya bisa mengeksekusi pamannya sendiri, Yoon Won Hyeong. Tapi sayang, 2 tahun kemudian, Myeongjong juga meninggal. Myeongjong hanya memiliki seorang putra mahkota, tapi sayang anak itu juga meninggal di usia muda.
Tapi yang paling penting adalah saat ini, sekarang. Choi Won dan Rang tidak akan mau menukar kebersamaan mereka dengan apapun.'Cause it's too precious.
Thank's for reading
Love u guys,
Tirza Kwan
Mandate [1], [2], [3], [4], [5], [6], [7], [8], [9], [10], [11], [12], [13], [14], [15], [16], [17], [18], [19]
Da In melirik luka Won dan minta Won memikirkan kesehatannya. Choi Won justru minta Da in yang harus lebih berhati-hati karena masih tinggal di istana. Da In ingin segera pergi dari rumah Choi Won.
Tapi baru satu langkah, Da In langsung berbalik lagi karena tidak bisa membiarkan luka di lengan Won. Saya harus melihatnya. Da In langsung menggulung lengan baju Won dan merawat luka Choi Won sambil mengomel. Kenapa luka ini bisa seperti ini sekarang? Bagaimana anda bisa membiarkannya saja sampai jadi seperti ini?
Choi Won tidak menjawab, ia hanya diam dan menikmati perhatian yang diberikan Da In kepadanya. Da In terus saja 'memarahi' Won. Won tersenyum, tidak apa-apa.
Da In kesal : Tidak bagi saya.
Choi Won memanfaatkan situasi dan minta Da In kembali padanya. Kalau kau begitu mencemaskanku, kenapa kau meninggalkanku? Jika kau begitu cemas, seharusnya kau kembali. Da In menghela nafas dan minta Won merawat lukanya. Da In beranjak pergi.
Choi Won masih merajuk, aku tidak akan merawat luka ini, aku bisa melihatmu sedekat ini dan bisa menikmati perhatianmu, jadi aku biarkan saja luka ini agar kau bisa merawatnya. Mau tidak mau Da In jadi geli. Won tersenyum.
Paginya, Jung Hwan sudah bangun lagi, siap untuk kembali ke kantornya meskipun kondisinya masih lemah.
Jung Hwan menyentuh kepala Woo Young yang masih tertidur, karena menjagaku, wajahmu yang mungil jadi tinggal separuh. Mimpikan aku. Jung Hwan menyelimuti Woo Young lalu jalan pergi.
Jung Hwan menghadap atasannya. Boss langsung melimpahkan kesalahan dan mencurigai Jung Hwan sengaja membunuh Kim Chi Young. Jung Hwan membela diri, ia hanya berusaha menyelamatkan nyawa orang yang tidak bersalah.
Uigeumbu Chief menganggap itu tetaplah pembunuhan. Jung Hwan tidak menolak untuk diselidiki. Meskipun saya menghunus pedang untuk alasan yang baik, tapi kriminal yang saya kawal meninggal karena pedang itu, jadi saya merasa bersalah. Saya siap diselidiki dan ada yang harus saya lakukan.
Raja tanya soal adiknya pada Da In dan juga kondisi Won, bagaimana dia. Da In lapor kalau Choi Won mengabaikan keselamatan dirinya sendiri demi menjaga orang lain. Injong mengerti dan minta Da In membantu menjaga kesehatan Choi Won dan Gyeongwon. Da In tampak ragu karena harus mengurus Choi Won juga. Injong langsung berkata, ini perintah Raja. Hehe...
Raja minta Kasim Hwang mengirim barang2 yang dibutuhkan Daegun ke kediaman Choi Won. Kasim Hwang mengiyakan. Tiba-tiba Kasim Hwang jatuh. Da In terkejut dan segera memeriksa Kasim Hwang. Kasim Hwang tersengal-sengal lalu meninggal dunia.
Gyeongwon gelisah dalam tidurnya. Choi Won terus berjaga di samping Gyeongwon. Gyeongwon terbangun, ia kelihatan ketakutan. Choi Won tanya apa terjadi sesuatu di istana. Gyeongwon tidak berani menjawab. Ia tampak pucat dan berkeringat dingin.
Choi Won membelai punggung Gyeongwon, saya mengerti. Saya tidak akan bertanya lagi. Anda bisa kembali tidur.
Da In masuk ke kamar itu, ia membungkuk dan ingin bicara dengan Choi Won diluar.
Da In mengatakan soal kematian Kasim Hwang pada Choi Won. Da In merasa itu sedikit aneh. Karena gejalanya mirip dengan sakit perut yang diderita Baginda akhir-akhir ini.
Choi Won tampak khawatir karena Kasim Hwang selalu bersama dengan Raja. Sepertinya Yang Mulia dalam bahaya karena keracunan timbal. Gyeongwon muncul di dekat mereka, ia mendengar percakapan keduanya tapi tidak mengatakan apapun soal lilin beracun itu.
Choi Won dan Da In memeriksa mayat Kasim Hwang. Won memeriksa jari dan mengambil contoh jaringan dari mulut kasim Hwang. Katanya Kasim Hwang menunjukkan gejala kejang sebelum ia meninggal?
Da In membenarkan, sebelum meninggal, Kasim Hwang mendapat pengobatan karena pusing dan muntah-muntah. Ini juga sesuai dengan catatan RS Istana. Choi Won langsung tahu bahwa itu adalah keracunan logam berat/timbal. Choi Won minta Da In memeriksa kediaman Raja, lihat benda-benda yang bisa menimbulkan keracunan.
Malamnya, ketika Da In menemui Raja, ia mencoba memeriksa sekitar kamar Raja dan tampak curiga melihat lilin-lilin itu. Da In berkata aroma lilin itu benar-benar unik.
Injong membenarkan, Kasim Hwang juga mengatakan itu sebelumnya. Injong merasa sedih, karena ia juga harus kehilangan Kasim Hwang. Injong merasa aroma lilin itu bisa membuat pikirannya jernih.
Da In tanya apa Raja memiliki gejala lain selain sakit perut. Injong berkata ia baik-baik saja dan minta Da In tidak mencemaskannya. Injong justru memikirkan Gyeongwon.
Ibu Suri puas setelah mendengar Kasim Hwang meninggal, sekarang tinggal menunggu orang berikutnya. Ia tanya apa dayang Kang masih belum tahu dimana Gyeongwon disembunyikan. Ibu Suri kesal dan minta Dayang Kang memanggil Mu Myeong.
Dayang Kang : Yang Mulia Raja dan Inspektur Lee dari Uigeumbu selalu mengawasi kediaman Ibu Suri.
Ibu Suri : Kalau begitu, besok pagi pergilah diam-diam dari istana. Pergi dan berikan suratku pada Mu Myeong.
Choi Won mondar-mandir di halaman rumahnya sambil berpikir, Kasim Hwang tidak mendapatkan makanan atau minuman yang sama seperti Baginda. Ini bukan keracunan dari makanan atau minuman. Tapi, Kasim Hwang selalu bersama dengan Baginda. Kalau seperti itu..
Choi Won mendengar teriakan Gyeongwon. Ia terkejut dan segera lari ke kamar Gyeongwon.
Gyeongwon marah dan teriak minta Rang membuang lilin. Rang tidak mau, kenapa saya harus membuang lilin yang sangat saya senangi? Gyeongwon teriak, cepat buang itu jauh-jauh! (Jaman Joseon, harga lilin sangat mahal dan lilin sebesar itu hanya dimiliki keluarga kaya atau bangsawan)
Choi Won masuk dan ingin tahu apa yang terjadi. Rang hampir menangis, Daegun ingin membuang lilin aroma milik saya. Dan dia teriak2.
Gyeongwon teriak lagi, bukankah aku memintamu untuk membuangnya?! Gyeongwon tampak gemetaran.
Choi Won membujuk putrinya untuk melakukan saja keinginan Daegun, kita berharap saja luka di hati Daegun segera sembuh. Rang setuju meskipun dengan berat hati. Ia akan menyingkirkan lilin aromanya.
Da In membawa contoh lilin aroma dari kamar Raja. Choi Won mengamati lilin itu. Bagi Da In itu hanya lilin aroma biasa tapi Choi Won merasa curiga dan memecahkan lilin itu. Da In terkejut, apa yang Tuan lakukan? Saya masih harus mengembalikan lilin itu.
Choi Won mengerat lilin itu dan mengetesnya. Mereka menemukan bahwa lilin itu sudah dicampur timbal dan ditambahkan aroma harum untuk menutupi bau racun. Choi Won berkata, jika terus menerus menghirup aroma lilin ini akan membuat seseorang keracunan timbal. Dimulai dengan muntah-muntah dan lemas, sebelum akhirnya orang itu akan kehilangan nyawanya.
Keduanya tahu, Ibu Suri benar2 ingin meracuni Raja. Choi Won mengerti sekarang kenapa Gyeongwon bertingkah aneh seperti itu. Meskipun kedua lilin ini mirip, tapi isinya berbeda, Daegun pasti menyadarinya. Itu sebabnya Daegun memilih menjadi orang biasa saja. Raja dan Daegun, keduanya sangat menyedihkan.
Won minta Da In segera kembali ke istana untuk menyingkirkan lilin-lilin itu dari kediaman Raja.
Jung Hwan terus mengawasi kediaman Ibu Suri dan akhirnya ia melihat Dayang Kang keluar dari istana. Jung Hwan tersenyum senang, meskipun masih merasa kesakitan.
Jung Hwan mengikuti Dayang Kang.
So Baek mulai sadar, ah leganya. Geo Chil dan Kkeok Jung luar biasa gembira. So Baek! So Baek! Ini aku, kau mengenalku? So Baek kenal, Aboji.
Geo Chil langsung lega, betul..1 betul. Aku ayahmu. Aigoo..putriku akhirnya kembali, So Baek hidup.
So Baek juga mengenali Kkeok Jung. Kkeok Jung langsung janji akan hidup disamping So Baek selamanya. Geo Chil teriak memanggil Choi Won, Tuan tabib ! So Baek-ku sudah kembali!
Choi Won lari masuk, ia juga sangat lega dan segera memeriksa nadi So Baek. Geo Chil mengucapkan terima kasih pada Won, ini semua karena pertolonganmu, kau menyelamatkan So Baek-ku.
Won tanya bagaimana perasaan So Baek. Tapi So Baek kelihatan bingung, ia tanya pada Kkeok Jung, siapa pria itu Kkeok Jung? What? So Baek kena amnesia selektif hahaha.
Choi Won bicara dengan Kkeok Jung diluar, sepertinya karena luka di kepalanya, So Baek jadi tidak ingat kepadanya. Kkeok Jung heran, tapi So Baek mengingatku dan Ketua.
Choi Won tersenyum, sepertinya bagi So Baek, aku bukan salah seorang yang harus ia ingat, dia tidak kehilangan seluruh ingatannya, hanya sebagian saja. Jadi jangan cemas. Geo Chil keluar dan setuju, ia juga tidak merasa cemas. Geo Chil merasa ini lebih baik karena ia juga tidak ingin hati So Baek terluka karena Choi Won. Ini bagus untuk So Baek-ku.
Geo Chil menepuk bahu Kkeok Jung, ini juga bagus untukmu.
Jung Hwan mengikuti dayang Kang sampai ke tengah hutan. Dayang Kang menunggu di satu tempat dan Mu Myeong muncul dari atas pohon. Wah..dia tinggal di pohon. Dayang Kang memberikan surat dari Ibu Suri.
Tiba-tiba Do Mun muncul, ingin membunuh Mu Myeong. Jung Hwan kelihatan kesal. Mu Myeong memberi kode pada dayang Kang untuk pergi. Do Mun dan Mu Myeong bertarung lagi. Mu Myeong terluka oleh pedang Do Mun.
Jung Hwan menerjang keduanya sambil teriak. Ketiganya bertarung untuk kesekian kalinya. Jung Hwan dan Do Mun berhasil melukai Mu Myeong. Tapi Mu Myeong juga berhasil menjatuhkan Jung Hwan.
Do Mun ingin membunuh Mu Myeong. Jung Hwan melarangnya.
Jung Hwan : Si brengsek ini adalah satu-satunya bukti yang akan membuat Ibu Suri tertangkap. Itu sebabnya aku mengambil resiko melepaskannya.
Mu Myeong menyadari itu dan ia mengambil keputusan nekad. Mu Myeong merampas pedang Do Mun, lalu menikam dirinya sendiri. Do Mun dan Jung Hwan syok melihatnya.
Sebelum meninggal, Mu Myeong teriak : Bunga peoni tidak akan pernah mati. Akan terus hidup! (Astaga anak ini.)
Jung Hwan benar-benar frustrasi, ia teriak pada Do Mun, kau puas sekarang? Membunuh orang ini tidak akan membuat Ibu Suri jatuh. Jung Hwan pergi.
Do Mun tahu ia tidak membantu Jung Hwan, tapi paling tidak ia sudah membalaskan dendam ayah angkatnya, Tuan Jang.
Ibu Suri syok mendengar berita bahwa Mu Myeong tersayangnya sudah meninggal. Dayang Kang menangis, benar, tolong bunuh saya Yang Mulia. Ibu Suri tanya mayat Mu Myeong. Dayang Kang akan mengirim orang untuk mengambilnya, ia tidak boleh terlihat ada di sana.
Ibu Suri mendapat laporan, kalau tabib wanita Hong Da In saat ini sedang menyelidiki kematian Kasim Hwang dan bahkan mengambil lilin dari kediaman Raja untuk diselidiki. Ibu Suri tampak kesal dan mengira ini perbuatan Gyeongwon, Daegun pasti buka mulut. Bagaimana ia bisa memperlakukan ibunya seperti itu? Yang Mulia pasti mempercayakan Daegun pada Hong Da In.
Jung Hwan kembali ke kediaman Choi Won. Won langsung memarahinya, anda belum pulih benar. Jung Hwan seperti biasa, ia minta Won tidak mencemaskannya. Urus saja lukamu sendiri. Tapi karena lukamu itu, kau bisa bertemu Hong Da In (wkk)
Choi Won tersenyum dan minta Jung Hwan masuk ke dalam untuk istirahat. Jung Hwan tampak menyesal, si pembunuh itu bunuh diri. Orang itu adalah satu-satunya bukti terakhir untuk menuduh Ibu Suri. Tapi Do Mun tiba-tiba muncul! Sekarang semuanya sudah selesai.
Choi Won menunjukkan bungkusan berisi lilin, belum selesai.
Ibu Suri memanggil Da In, ia bersikap manis dan ramah. Aku baru tahu kalau kau menjaga Gyeongwon Daegun-ku, aku merasa sangat berterima kasih. Jadi aku memanggilmu kesini.
Da In : Kalau Yang Mulia tulus, apa saya boleh mengatakan sesuatu?
Ibu Suri : Tentu saja.
Da In melaporkan kondisi Gyeongwon yang menderita tekanan psikis dan mengalami kegelisahan.
Ibu Suri : Kegelisahan?
Da In berkata satu-satunya orang yang bisa menyembuhkan kegelisahan Daegun adalah anda, Dae-Bi Mama. Ibu Suri kelihatan tidak senang, hanya aku? Maksudmu putraku sakit karena aku? Da In minta maaf, tapi itu memang benar. Ibu Suri minta Da In meneruskan penjelasannya.
Da In : Anda pasti mengerti perasaan Daegun, apa yang ia inginkan. Bukan sebagai seorang ibu menakutkan yang menginginkannya menjadi Raja, melainkan sebagai ibu yang hanya memikirkan putranya saja.
Ibu Suri menekan kemarahannya dan dengan tenang berkata ia bukan ibu yang baik, lalu apa yang harus ia lakukan? Da In merasa sekarang masih belum terlambat untuk menunjukkan kasih sayang seorang ibu kepada Daegun Mama.
Ibu Suri pura-pura bisa menerima penjelasan Da In, siapa lagi yang akan mengatakan hal seperti ini dengan jujur kepadaku? Ibu Suri menunjuk minuman dan makanan di depan Da In, aku sudah menyiapkan itu untukmu, minumlah.
Da In tertegun, di depannya ada minuman manis. Ia mengambil mangkuk itu tapi batal meminumnya.
Ibu Suri tanya kenapa Da In tidak meminumnya. Da In ragu, apa setelah minum itu, ia masih bisa jalan keluar dari kediaman Ibu Suri. Da In minta maaf tapi ia tidak bisa meminumnya.
Ibu Suri marah, kau tidak bisa meminumnya? Kau berani menolak perintahku sekarang? Da In tidak mau, jika ia kehilangan nyawanya, maka luka Daegun tidak akan pernah sembuh, kenapa anda tidak mengerti?
Ibu Suri : Bagaimana aku tidak bisa mengerti? Tapi menurutku, luka seperti itu tidak ada artinya. Apa kau mengerti? Kau harus meminumnya, meskipun itu demi Daegun-ku.
Ibu Suri teriak dan menyuruh dayang-dayangnya memaksa Da In minum minuman beracun itu. Keduanya memaksa Da In minum. Da In sekuat tenaga menolaknya, saya tidak mau! Ibu Suri teriak, minumkan ke mulutnya!
Raja Injong tiba, hentikan! Raja tidak sendirian, ia datang bersama Choi Won dan Inspektur Lee Jung Hwan.
Ketiganya langsung masuk. Raja ingin tahu apa yang terjadi. Choi Won langsung memeluk Da In. Ibu Suri berkata bahwa Da In sangat tidak sopan kepadanya, jadi ia hanya memberi Da In pelajaran. Beraninya dia menolak minuman yang diberikan Ibu Suri!
Choi Won buka suara : Dia jelas memiliki alasan menolaknya. Yang Mulia ingin memandikannya dalam genangan darah ayah angkatnya dan dengan minuman yang anda tawarkan, jelas ia curiga minuman itu mengandung arsenik. Dae Bi Mama, dia tahu bahwa anda berencana membunuh Yang Mulia Raja menggunakan lilin beraroma dan anda merasa sangat ketakutan.
Ibu Suri murka : Lancang! beraninya kau!
Jung Hwan tanpa banyak bicara mengeluarkan lilin-lilin dari dalam kantung di depan Ibu Suri. Semua ini adalah hadiah dari Ibu Suri kepada Yang Mulia Raja. Semua kriminal yang terlibat telah ditangkap dan dibawa ke Uigeumbu.
Injong memerintah : Inspektur Lee Jung Hwan dari Uigeumbu dengarkan.
Jung Hwan : Ya, Yang Mulia.
Injong minta Jung Hwan juga menyelidiki kediaman Ibu Suri. Aku ingin penyelidikan yang menyeluruh!
Jung Hwan : Baik, Yang Mulia.
Choi Won mengajak Da In keluar. Semua bergerak keluar dari kediaman Ibu Suri.
Tapi Ibu Suri menahan Raja. Yang Mulia, saya melakukan ini karena saya ingin hidup. Saya takut dihukum minum racun. Saya takut karena anda bukan putra kandung saya, jadi saya tidak tahu kapan anda akan mengusir saya dan Daegun keluar istana.
Injong minta Kasim mengambil minuman yang tadi akan diberikan untuk Da In. Injong menerima mangkuk minuman itu dan mengulurkannya pada Ibu Suri. Injong minta Ibu Suri meminumnya.
Ibu Suri panik ketakutan, ia tidak bisa meminumnya. Ibu Suri berlutut dan memohon pada Raja, saya mohon Yang Mulia, saya ingin hidup. Saya masuk istana dalam usia sangat muda, 16 tahun dan saya tidak ingin mengakhiri hidup saya dengan tragis dalam istana dimana saya sudah mengabdikan diri saya pada segalanya seperti ini. Yang Mulia, saya mohon kepada anda. Jika anda bersedia mengampuni saya, saya tidak akan serakah pada apapun.
Saya hanya akan menjadi Nenek tua yang tidak menginginkan dunia, dan hanya menjalani hidup saya dengan tenang. Yang Mulia, saya mohon ampuni saya!
Injong hanya melirik dingin Ibu Suri, lalu ia membuang minuman itu ke lantai dan keluar tanpa bicara. Ibu Suri tersungkur dan menangis. (Injong, Raja yang terlalu baik hati.)
Choi Won membawa Da In ke RS Istana, kau pasti sangat syok. Da In masih ketakutan. Choi Won mencoba memeriksa andi Da In, tapi Da In justru memegang tangan Won. Akhirnya Choi Won memeluk Da In. Sudah tidak apa-apa sekarang.
Da In mengaku ia sangat ketakutan karena mengira akan mati. Tapi hal yang lebih menakutkan daripada kematian adalah tidak bisa lagi melihat Rang dan Tuan.
Choi won tersenyum dan mengulurkan tangannya. Da In memegang erat tangan Choi Won. Choi Won janji tidak akan pernah melepaskan tangan Da In.
So Baek sudah sehat, meskipun sama sekali tidak bisa mengingat Won maupun Rang. Rang sedikit sedih, ayah apa kakak So Baek benar2 tidak mengingatku?
Geo Chil menghibur Rang, tidak apa-apa, meskipun So Baek tidak ingat, yang penting kau selalu ada dalam hatinya. Choi won memberikan obat So Baek pada Kkeok Jung, siapkan sesuai resepnya dan ingat untuk memberikan obat ini untuknya. Jika kau membutuhkan ramuan obat, kau bisa mencariku kapan saja.
Kkeok Jung mengerti, ia juga minta Won menghubunginya jika ada yang mengganggu mereka.
Rang minta Geo Chil dan Kkeok Jung tidak berkelahi atau mencuri lagi. Kkeok Jung protes, lalu apa yang bisa kulakukan? Rang menjawab, Raja adalah teman ayahnya dan Raja sudah berjanji kepadanya. Yang Mulia akan membuat orang-orang baik seperti kalian tidak melakukan hal jahat lagi.
Geo Chil mengerti dan berjanji tidak akan melakukan itu lagi. Rang mengulurkan kelingkingnya, ayo kita berjanji. Geo Chil berlutut dan membuat janji dengan Rang.
Rang bahkan mencium dahi Geo Chil. Geo Chil seperti akan menangis. Kedua keluarga itu akhirnya berpisah. Kami pergi, sampai jumpa.
Injong dan Choi Won pergi ke Batu Guryeong lagi. Keduanya juga mengajak Rang dan Gyeongwon. Injong dan Won tersenyum melihat Rang dan Gyeongwon main kejar-kejaran.
Injong tanya kenapa Won mengajaknya kesini. Choi Won ingin melakukan perpisahan secara resmi dengan Raja, itu sebabnya ia mencari lokasi rahasia yang hanya diketahui oleh mereka berdua. Injong setuju, ini memang lokasi yang bagus. Membuatku teringat masa lalu kita.
Choi Won : Yang Mulia, tentang perintah anda yang ingin saya kembali ke posisi saya dalam RS Istana dan merawat Yang Mulia..
Injong : Kau ingin menjawabnya?
Choi Won : Ya.
Injong berkata Won tidak perlu menjawabnya, Injong menggoda temannya, ini sudah terlalu lama, jadi aku sudah berubah pikiran. Sekarang, meskipun kau ingin tinggal, aku tidak menginginkannya.
Injong mengerti, ia tidak seharusnya berharap pada Choi Won, ia tidak boleh memaksa Choi Won untuk tinggal di sisinya lagi.
Choi Won tersenyum penuh rasa terima kasih. Injong menyindirnya, apa kau begitu gembira karena tidak perlu berada di sisiku? Choi Won membenarkan, saya tidak mengira bahwa saya merasa segembira ini.
Injong : Mulai sekarang, kau bisa membuka praktek kedokteran di luar istana untuk merawat orang banyak. Hidup seperti itu adalah mandat dari langit untukmu.
Choi Won : Ya, mulai sekarang, saya bisa merasa tenang dan tidak harus mengikuti perintah Raja tapi mengikuti mandat dari langit/cheon myeong.
Choi Won minta ijin untuk terakhir kalinya, apa dia bisa memeriksa nadi Yang Mulia Raja. Injong menggoda Won, tidak. Won memohon, sekali saja. Injong tersenyum dan mengulurkan tangannya. Choi Won berterima kasih lalu memeriksa nadi Raja. Pengawal Seo tersenyum melihat keduanya.
Batu Guryeong menjadi saksi bisu, persahabatan antara Raja dan Choi Won serta Gyeongwon dan Rang.
Beberapa waktu kemudian.
Choi Won dan Da In membuka praktek di kediaman keluarga Choi. Pasien mereka banyak sekali. Choi Won dan Da In saling melempar senyum, meskipun lelah mengurus pasien, tapi keduanya tampak bahagia.
Choi Won menegur seorang pasien, kau ini kenapa baru datang sekarang? kondisimu sudah parah, aku sudah bilang jangan merisaukan masalah biaya pengobatan. Ayo cepat berbaring, aku akan memberikan perawatan akupuntur untukmu.
Sepasang suami-istri muda jalan masuk ke kediaman Choi Won. Pasangan Lee Jung Hwan dan Woo Young (yang sedang hamil tua wkkk). Woo Young teriak memanggil Rang. Rang lari menyambut mereka, Gomo! Woo Young senang melihat Rang, kau sehat2 saja kan? Kau tidak sakit lagi kan?
Jung Hwan langsung menggendong Rang, kau sehat2 kan Rang?
Rang : Gomobu juga sehat kan?
Jung Hwan tertawa, tentu saja.
Rang menyentuh perut Woo Young, apa adik bayi baik-baik saja? Bibi, dia bisa menendang!
Woo Young : Ya. dia tidak mau diam sepanjang hari. Persis ayahnya. (Woo Young melirik Jung Hwan)
Jung Hwan tersenyum.
Woo Young heran kenapa ayah-ibu Rang (Mereka sudah menikah juga wkk) tidak keluar. Rang mengadu, ayah-ibunya selalu sibuk mengurus pasien dan tidak memperhatikan yang lainnya. Woo Young terkejut, kau juga tidak diperhatikan? Rang membenarkan, ia tidak bisa sakit lagi.
Geum Ok muncul dan menyambut mereka. Jung Hwan sekarang memanggilnya Ibu mertua wkk. Choi Won-Da In muncul menyambut pasangan Lee, adik ipar kau sudah datang? I just love this.
Jung Hwan : Hyungnim, kau semakin sibuk saja setelah keluar dari RS Istana.
Choi Won tertawa, benar. Oya, apa pekerjaanmu membantu Yang Mulia berjalan lancar?
Jung Hwan mengeluh, benar-benar sangat sibuk, aku tidak tahu sebenarnya Yang Mulia ingin menjadi Raja sebijaksana apa. Yang Mulia selalu bertempur sendirian sepanjang hari, siang dan malam. Kalau tahu seperti ini, seharusnya aku tidak meninggalkan Uigeumbu. Sekarang Jung Hwan adalah pengawal pribadi Raja Injong. Jung Hwan memberikan buku-buku kedokteran untuk Choi Won, Yang Mulia khusus meminjamkan buku2 dari perpustakaan terlarang untukmu.
Jung Hwan : Tapi kapan kau akan menyelesaikan menyalin buku2 ini? Kau tidak akan memintaku menyalinnya seperti waktu itu kan?
Da In ketawa : Apa suamiku minta keluarganya datang untuk diam saja? (Choi Won memang suka memanfaatkan orang haha)
Jung Hwan mengadu, tanganku hampir patah karena memijat kaki istriku yang sedang hamil...dan kau masih memintaku menyalin ini semua..? Woo Young melirik Jung Hwan, ia tidak percaya ini.
Tapi Choi Won dan Da In kompak memberi jawaban : Untuk orang-orang sakit itu, yang tidak bisa mendapat perawatan dan obat, kita tidak bisa membiarkan seorangpun meninggal dengan sia-sia.
Jung Hwan dan Woo Young hanya geleng kepala. Lalu percakapan mereka terputus karena ada seorang ayah yang teriak2, Tabib..Tabib, anak saya tiba-tiba pingsan, saya mohon tolong selamatkan anak saya, Tabib.
Choi Won segera menggendong anak itu dan lari ke dalam bersama Da In, ini sangat berbahaya, ayo cepat. Begitulah Choi Won menjalani hari-harinya.
Choi Won dan Da In jalan-jalan bersama Rang di padang rumput. Rang main-main di sekitar mereka.
Choi Won : Aku tidak menginginkan yang lainnya, selama aku bisa hidup seperti ini denganmu dan Rang selamanya.
Da In : Itu serakah namanya. Menginginkan terus hidup bahagia seperti ini bukan hal yang mudah.
Choi Won : Benarkah? Kalau begitu aku akan jadi orang serakah selamanya.
Keduanya tersenyum lalu melambai ke arah Rang. Sepakat menjalani hidup dengan bahagia, meskipun tahu itu tidak mudah.
TAMAT
Bye and thank's everybody ..!!
Notes :
Salah satu drama terbaik yang pernah kulihat. Tidak peduli ratingnya, tapi ceritanya benar-benar memuaskan. Semua karakter memiliki tujuan dan berkembang. Tidak ada yang hanya jadi penggembira dan untuk pertama kalinya, secondary-couple-nya lebih menarik daripada pasangan utamanya.
Meskipun, kenyataannya kebahagiaan keluarga Choi dan Lee diatas mungkin hanya tinggal menghitung bulan saja. Menurut sejarah, Raja Injong hanya 9 bulan bertahta dan setelah itu Injong tiba-tiba meninggal dunia.
Melihat usia kehamilan Woo Young, mungkin sekitar 7-8 bulan, jadi tidak lama lagi pasti terjadi goncangan besar dalam keluarga itu. Jadi, kebahagiaan seperti ini benar-benar berharga untuk mereka.
Jung Hwan adalah pengawal pribadi Injong. Kalau Raja meninggal, kita tidak akan tahu apa yang akan terjadi pada Jung Hwan. Tapi semoga keluarga ini tetap bisa bersama.
Munjeong Dae-bi Mama, tidak akan pernah menjadi nenek tua yang tidak menginginkan dunia. Yang hidup dengan tenang sampai tua. Munjeong akan terus memerintah dibalik layar selama 20 th. Tapi Munjeong Dae-bi Mama juga dikenal sebagai administrator yang handal. Selama Munjeong berkuasa, Yoon Won Hyeong juga berkuasa dan dengan semena-mena mengeksekusi semua pendukung Injong dari faksi Daeyun.
Raja Myeongjong baru bisa lepas dari bayang-bayang Ibunda-nya setelah Ibu Suri Munjeong meninggal. Raja Myeongjong akhirnya bisa mengeksekusi pamannya sendiri, Yoon Won Hyeong. Tapi sayang, 2 tahun kemudian, Myeongjong juga meninggal. Myeongjong hanya memiliki seorang putra mahkota, tapi sayang anak itu juga meninggal di usia muda.
Tapi yang paling penting adalah saat ini, sekarang. Choi Won dan Rang tidak akan mau menukar kebersamaan mereka dengan apapun.'Cause it's too precious.
Thank's for reading
Love u guys,
Tirza Kwan
"pesawatnya mendarat...ngeng..." |
Prayer ceremony |
Farewell party |
Ibu dan anak yang akrab wkk |
Mandate [1], [2], [3], [4], [5], [6], [7], [8], [9], [10], [11], [12], [13], [14], [15], [16], [17], [18], [19]
0 komentar:
Post a Comment
Tolong berkomentar sesuai topik pembicaraan, dilarang spam dan jangan menaruh link aktif. Terima kasih :)