Sinopsis Goddess of Fire, Jung Yi sudah memasuki episode 6 dan akhirnya Jung Yi kembali ke kota namun dia kembali bukan sebagai Jung Yi tetapi dia menyamar sebagai laki-laki. walaupun dia sudah bertemu dengan Tae Do dan P Gwang Hee, tapi dia tak bisa mengenali mereka berdua. apa yang terjadi bagaimana pertemuan mereka? yuuuk kita ikuti jalan ceritanya, dari sinopsis yang sudah saya buat. gambar nyusul yak... ;)
Sinopsis Goddess of Fire, Jung Yi Ep 6 ( Bagian 1 )
Jung Yi datang lagi ke rumah Gisaeng, disana dia bertemu dengan P Gwang Hee asli yang meminta Jung yi mengembalikan ikat pinggang itu kepadanya. P Gwang Hee menuduh Jung Yi sebagai pencuri, di tuduh seperti itu, Jung Yi berusaha menjelaskan kalau dia tidak mencuri ikat pinggang itu, sebenarnya dia ingin mengembalikan ikat pinggang tersebut, namun pangeran malah pergi dan menyuruhnya membayar semua tagihannya.
P Gwang Hee menngerti duduk permasalahannya, jadi dia sekarang meminta jung Yi mengembalikan ikat pinggang tersebut, tapi Jung Yi tidak mau. Jung Yi ingin orang yang mengambil ikat pinggang itu adalah P Gwang Hee itu sendiri ( P Imhae ) karena dia ingin meminta uanggnya kembali dan meminta permintaan maaf.
Hmmmm... padahal kan Jung Yi sudah tidak membawa ikat pinggang itu lagi.
“kenapa kau masih disini. Bukannya segera membawa P Gwang Hee kesini.”
P Gwang Hee tidak menjelaskan kalau P Gwang Hee yang kemarin datang adalah P Gwang Hee palsu, dia malah mengatakan kalau pangeran tidak boleh keluar istana karena kehilangan ikat pinggang itu. Sebagai gantinya dia yang meminta maaf dan mengganti tagihannya.
Jung Yi mengasihani laki2 yang ada di depannya karena harus melayani orang seperti pengeran itu. P Gwang Hee berusaha menahan semuanya, dengan baik2 dia meminta ikat pinggang itu. Jung Yi mengatakan lagi kalau dia tidak bisa memberikan ikat pinggang itu, karena sekarang ikat pinggang itu sudah dicuri. P Gwang Hee terkejut dan tak percaya mendengarnya.
Orang yang mengambil ikat pinggang itu adalah Tae Do. Dia duduk di pinggir sungai tempat dimana Jung Yi berjanji akan menemuinya disana setelah 5 tahun berlalu. Tae Do memperhatikan ikat pinggang tersebut.
Emosi, P Gwang Hee bertanya siapa yang sudah mencuri ikat pinggang itu. Dia bertambah marah pada Jung Yi karena sudah menipunya, menyuruhnya minta maaf dan membayar tagihan padahal ikat pinggang itu tak ada lagi pada Jung Yi. Disebut penipu, Jung Yi tak terima.
Karena mereka mulai berteriak2 dan menganggu yang lain, akhirnya seorang gisaeng menyuruh mereka keluar. P Gwang Hee mengajak Jung Yi mencari pencuri itu karena Jung Yi yang sudah melihat bagaimana wajah pencurinya, namun Jung Yi menolak karena hal yang lebih penting yang harus dia lakukan adalah membeli obat untuk gurunya, dan untuk urusan pencuri biarlah P Gwang Hee sendiri yang mencarinya.
P Gwang Hee tak membiarkan Jung Yi pergi begitu saja. Karena P Gwang Hee mengatakan akan mengajaknya ke kantor polisi, Jung Yi pun tak punya pilihan lain selain pergi dengan P Gwang Hee mencari pencuri itu.
Jung Yi berjalan di depan dan P Gwang Hee mengikutinya. Jung Yi bingung harus pergi kemana, diapun merusak sepatunya sendiri untuk menjadi alasan dia tak bisa meneruskan perjalanan mereka.
Jung Yi sengaja mengulur waktu mereka dengan lama memilih2 sepatu. Bukan hanya P Gwang Hee yang dibuatnya kesal, namun pedangan sepatu itu juga kesal karena Jung Yi sudaah banyak mencoba sepatu. Akhirnya Jung Yi meminta pada pedagang itu untuk memberikannya sepatu yang paling mahal, saat pedagang itu menagih bayaran pada Jung Yi, Jung Yi memberi isyarat pada pedagang itu untuk meminta uangnya pada P Gwang Hee. P Gwang Hee pun tak punya pilihan lain.
Setelah dari tempat penjual sepatu, kali ini Jung Yi merasa dia lapar, jadi dia pergi ke sebuah tempat makan. Dia makan dengan lahapnya. Pada P Gwang Hee dia beralasan dia harus makan supaya bisa berfikir dengan jernih dan tahu kemana pencuri itu pergi.
Jung Yi mengajak P Gwang Hee makan bersama, namun P Gwang Hee tidak mau, dia hanya melepas sepatunya untuk duduk di meja bersama dengan Jung Yi.
Jung Yi mengajak P Gwang Hee makan bersama, namun P Gwang Hee tidak mau, dia hanya melepas sepatunya untuk duduk di meja bersama dengan Jung Yi.
Jung Yi kepikiran dengan Sa Seung, jadi dia mulai memikirkan sesuatu yang bisa membuatnya bisa pergi dari P Gwang Hee. Tiba2 Jung Yi mengeluh sakit perut, dia turun kemudian memakai sepatunya sebelum pergi Jung Yi juga mengambil satu sepatu P Gwang Hee. Menyadari kalau Jung Yi akan melarikan diri, P Gwang Hee langsung turun dan memakai sepatu yang hanya sebelah.
Jung Yi kemudian melempar sepatu P Gwang Hee ke meja di mana para parjurit sedang makan. Jelas saja para prajutit itu marah. P gwang hee terbengong2 karena sepatu itu miliknya.
Jung Yi merasa lega sudah bisa lepas dari p Gwang Hee, “sudah kenyang.... bahkan ada sepatu baru... aku harus pergi ke toko obat.”
Jung Yi mencari toko obat, tiba2 seseorang menangkap baju belakangnya. Dan orang itu adalah P Gwang Hee. Kali ini P Gwang Hee tak mau percaya lagi pada Jung Yi, supaya JungYi tak melarikan diri lagi, diapun mengikat tangan Jung Yi ke tangannya.
Beralih pada Tae Do yang memberikan ikat pinggang giok pada Ketua Son. Seperti janjinya Ketua Son sudah mengirimkan cangkir buatan Eul dam ke rumah Tae Do.
(hmmmmm..... akhirnya aku dapat nama ne nyonya pengkoleksi tembikar... yaitu Ketua Son)
Ketua Son ingin mengambil galsir biru untuk Bun Won, mendengar itu Hwa Ryung langsung menawarkan diri untuk mengambilnya. Ketua Son memperingati Hwa Ryung kalau orang yang mengurus glasir biru itu sangat kasar, jadi kalau Hwa Ryung yang pergi mereka pasti akan mempermainkannya.
“bukankah ini adalah negosiasiku? Biarkan aku menyelesaikannya.” Yakin Hwa Ryung.
Hwa Ryung pergi dengan diikuti Tae Do, karena tak tega membiarkan Hwa Ryung pergi sendiri akhirnya Tae Do menemaninya. Ada rasa senang yang Hwa Ryung rasakan bisa pergi bersama Tae Do.
Benar sekali apa yang dikatakan Ketua Son, orang2 itu tidak mau memberikan galisr biru seperti yang mereka pesan. Mereka juga mulai akan berbuat kasar, Tae Do pun maju untuk melindungi Hwa Ryung. Namun Hwa Ryung meminta Tae Do tidak melakukan apa2 karena dia yang akan menyelesaikan semuanya.
Hwa Ryung kemudian mengeluarkan sebuah catatan yang berisi semua barang yang sudah mereka gelapkan. Mereka pun terdiam membaca catatan yang di bawa Hwa Ryung. Dan tae Do tersenyum bangga pada apa yang Hwa Ryung lakukan.
“kami sudah membayar dengan harga yang bagus, kalian harus mengirim pewarna biru pada kelompok pedagang kamiu dalam waktu satu jam. Jika kalian ingin mempermainkanku lagi... aku tidak akan melepaskan kalian dengan mudah. Mengerti?” ucap Hwa ryung dengan berani.
Hwa Ryung keluar diikuti Tae Do, di depan toko Hwa Ryung terduduk lemas, dia gemetaran. Ternyata di dalam tadi, Hwa Ryung merasa ketakutan, namun dia bisa menahannya untuk menggertak mereka.
Beralih ke Jung Yi yang membawa P Gwang Hee ke kelompok perampok. Awalnya dia bertujuan ingin bertanya apa mereka tahu tentang orang yang sedang mereka cari. Namun ciri2 yang Jung Yi sebut semuanya ada pada P Gwang Hee, mendengar itu mereka merasa dipermainkan, jadi mereka menyuruh Jung Yi dan P Gwang Hee pergi.
Kemudian rombongan perampok itu merasa P Gwang Hee membawa banyak uang, jadi mereka mengikuti P Gwang Hee dan Jung Yi. Sadar kalau sedang diikuti, Jung Yi dan P Gwang Hee lari. Hehhehe... lucu mereka lari dengan tangan terikat.
P Gwang Hee dan Jung Yi tersudut. P Gwang Hee langsung melepas ikatan tangan mereka dan menyuruh Jung Yi pergi karena dia yang akan melawan para perampok itu sendiri. P Gwang Hee bisa dengan mudah melawan mereka.
Tiba2 ada yang melempar batu dan mengenai P Gwang Hee, ternyata orang itu adalah Jung Yi yang berusaha mengusir para perampok itu. hehhehe... tapi lemparan batu Jung Yi bukannya mengarah pada perampok itu, melainkan pada P Gwang Hee.
Para perampok itu lari ketakutan, sebenarnya mereka lari karena takut dipukuli lagi oleh P Gwang Hee bukan karena lemparan batu Jung Yi.
Jung Yi berusaha mengejar mereka namun sayang dia kesandung batu dan jatuh. hahhahha... lucu banget adegan itu dah. Jung Yi terluka di tangannya akibat terjatuh.
Sebaliknya, sekarang yang ingin mereka tetap bersama2 adalah Jung Yi. Tapi karena P Gwang Hee sadar kalau Jung Yi tak tahu kemana pencuri itu pergi, dia pun meninggalkan Jung Yi saat dia sedang membeli obat untuk Sa Seung.
Jung Yi membeli obat untuk semua penyakit Sa seung, mulai dari flu, sakit lutut dan yang lainnya. Setelah membeli obat, Jung Yi baru sadar kalau dia sudah ditinggal pergi oleh P Gwang Hee.
Tiba2 dia mendengar seseorang yang membaca sebuah pengumuman, “Lowongan untuk pekerja Gong Cho Geum (posisi pekerja di Bun Won).” Jung Yi mendekati papan pengumuman itu dan membacanya. Dia teringat pada janjinya sendiri yang akan menjadi pengrajin tembikar nomor satu di Joseon. Jung Yi pun mengambil pengumuman itu dan membawanya pulang.
Seperti yang di usulkan Jung Yi agar mereka mendatangi tempat yang biasa didatangi orang untuk menjual barang berharga, jadi P Gwang Hee memutuskan untuk datang ke tempat Ketua Son. Tentu saja Ketua Son tahu tujuan P Gwang Hee datang ke tempatnya, yaitu mencari ikat pinggang giok. Ketua Son pun berkata kalau P Gwang Hee terlambat satu langkah. P Gwang Hee terkejut saat mengetahui Ketua Son tahu apa yang sedang dia cari.
“hamba akan jujur. Ada seseorang yang meminta mencari ikat pinggang itu. sehingga hamba mengirim orang untuk mendapatkannya. Tapi barang itu sudah tidak di tangan hamba”
Mendengar pengakuan Ketua Son, tambah membuat P Gwang Hee terkejut, dia bertanya siapa sebenarnya orang yang menyuruh Ketua Son itu. Sebagai sikap profesional terhadap pekerjaannya, Ketua Son tak bisa mengatakan siapa orang tersebut.
P Gwang Hee dan P Imhae berpapasan saat akan mendatangi pertemuan. P Imhae melihat P Gwang Hee tidak memakai sabuk gioknya, diapun menyuruh adiknya itu untuk tiidak datang ke pertemuan untuk sementara waktu dan dia akan mengatakan pada Raja kalau P Gwang Hee sedang sakit. P Gwang Hee hanya tersenyum dengan tingkah kakaknya itu.
Dengan bangganya P Imhae mengatakan kalau dia akan membantu P Gwang Hee mendapatkan sabuk gioknya kembali, malam nanti dia berencana datang lagi ke Hae Wol Gwan. Mendengar rencana kakaknya itu, P Gwang Hee hanya menghela nafas dan pergi.
Huuft ne orang kapan punya rasa bersalahnya yah.
Pertemuan berlangsung, Penasehat Yi tersenyum sinis ke arah P Gwang Hee, kemudian dia maju untuk melaporkan tentang penemuan ikat pinggang giok di tempat yang tidak seharusnya, dia sengaja tidak menyebutkan nama tempat itu dengan jelas agar Raja pensaran dan menebak2nya sendiri.
Jelas saja Raja sangat murka, anak yang dia andal-andalkan ketahuan melakukan hal-hal yang bisa merusak nama baik keluarga raja. Dengan alasan P Gwang Hee mulai sombong setelah mendapat kedudukan sebagai pengawas umum, Raja pun menurunkan jabatannya menjadi wakil pengawas umum, dan yang naik menggantikan posisinya adalah P Sin Song. Walaupun berat menerima keputusan itu, P Gwang Hee tidak bisa berbuat apa-apa, kali ini dia tetap menutupi kesalahan kakaknya, dan menanggung resikonya sendiri.
Penasehat Yi dan P Sin Song menghadap ratu In Bin dan menceritakan apa yang terjadi, tentu saja Ratu In Bin senang karena anaknya sekarang menjadi Pengawas Umum dan P Gwang Hee bekerja di bawah perintahnya. P Sin Song sendiri tidak nyaman harus menjadi ketua sedangkan P Gwang Hee menjadi wakilnya. Ratu In Bin pun memberi nasehat pada putranya itu untuk tak melakukan apa-apa, untuk masalah Bun Won, P Sin Song bisa menyerahkannya pada Kang Chun, selain itu kalau P Sin Song mau penasehat Yi juga bisa menjadi asistennya. Yang harus dilakukan P Sin Song adalah menjaga posisi tersebut.
P Gwang Hee terduduk lemas meratapi apa yang baru saja terjadi. P Imhae datang menemuinya, dia memanas2i P Gwang Hee kalau keputusan ayahnya itu sudah tak masuk akal, bagaimana bisa ayahnya menempatkan P Gwang Hee di bawah kepemimpinan P Sin Song, karena itu dia punya ide agar P Gwang Hee menggunakan dirinya.
“manfaatkanlah aku, temui ayah dna beritahu padanya kau tak bisa berada di bawah P Sin Song, mungkin lebih baik jika posisi ini diberikan pada P Imhae. Dengan petisi ini bagaimana? Jika aku menjadi ketua pengawas, aku akan lebih menghargaimu. Aku tidak apa-apa, lakukan saja seperti itu.”
P Gwang Hee hanya tersenyum dan pergi.hahahhahah... lagian P Imhae bener-bener gak tahu malu yah, rasanya pengen kubejek2 ne orang.
P Gwang Hee keluar dari ruangannya untuk menghirup udara segar dan terhindar dari P Imhae, tapi di luar dia malah bertemu dengan musuh besarnya yaitu Ratu In Bin. Ratu In Bin mengatakan kalau dia baru saja akan pergi ke tempat Gwang Hee. P Gwang Hee pun meminta maaf karena dia tak bisa sering2 memberi salam padanya.
Ratu In Bin pun tak mempermasalahkannya, “Bun Won dan juga Gibang, pasti menyibukanmu. Sebagai ibu harus mengerti.”
Ratu In bin juga membahas tentang kedatangan P Gwang Hee ke rumah Gisaeng, dia mengatakan kalau iitu adalah hal yang wajar bagi seorang pria. Dia pura-pura menyayangkan keputusan Raja yang dianggapnya terlalu keras pada P Gwang Hee. Sebagai ibu dia meminta P Gwang Hee membantu P Sin Song bekerja.
P Gwang Hee pun meminta maaf karena sudah membuat banyak masalah, dia berjanji akan mendatangi Ratu In Bin terlebih dulu jika dia mendapatkan masalah. P Gwang hee pergi, senyum yang ratu In Bin perlihatkan tadi hilang berubah dengan raut wajah kebencian pada P Gwang Hee.
0 komentar:
Post a Comment
Tolong berkomentar sesuai topik pembicaraan, dilarang spam dan jangan menaruh link aktif. Terima kasih :)