Sinopsis Goddess of Fire, Jung Yi epsidoe 5 bagian 2 akhirnya selesai, tapi maaf ini baru tulisannya saja belum disertai dengan gambarnya. insya alloh akan disusulkan segera. Di bagian dua ini, kita akan meninggalkan pemain remaja dan beralih ke pemain dewasa, oooooh akhirnya Kim Bum nongol juga. Mau karakter Tae Do remaja, mau pemeran Tae Do dewasa, aku tetap suka...
Sinopsis Goddess of Fire, Jung Yi Ep 5 ( Bagian 2 ) !!!
Jung Yi sampai di rumah kakek Sa Seung. Karena sangat kelelahan harus berjalan sendiri ke tempat yang jauh, Jung Yi pun langsung pingsan di depan kakek Sa Seung.
Dalam tidurnya, Jung Yi mengigau memanggil2 ayahnya. Sa Seung pun bisa menebak apa yang terjadi.
Keesokan harinya, Jung Yi berlutut memohon agar Sa Seung mau menjadikan dirinya sebagai muridnya. Sa Seung menolak karena dia tak mau menjadi seorang guru lagi. Jung Yi mengatakan kalau dia harus menjadi seorang pengrajin tembikar, karena itulah dia datang ke tempat Sa Seung untuk bertahan hidup.
“karena kau berpura2 mati, maka hiduplah seperti orang mati. Jangan bermimpi ingin menjadi pengrajin tembikar.”
“Guru.... ini adalah janji terakhirku pada ayah. Selama ini aku tak mendengarkan ayah dan selalu mengecewakannya. Bantu aku agar bisa menetapi janji ini. Kumohon padamu.”
“kau benar2 keras kepala. Apa ini keinginan ayahmu? Wanita pengrajin tembikar? Itu mustahil. Jika itu terjadi, hidupmu akan sengsara. Apa itu yang diharapkan ayahmu? Yang pastinya ayahmu... berharap kau menikah dan menjadi orang biasa. Hidup sehat.. hidup dengan bahagia.”
“itu tidak mungkin. Jika dia berpikir seperti itu.... dia tak akan mengajariku membuat tembikar. Hati ayahku, aku yangpaling mengerti. Malam dimana dia meninggal.... dia berencana akan pergi ke Bun Won bersama-sama. “
“Meskipun ayahmu berpikir seperti itu... aku tetap tidak akan mengajarimu. Mengerti?” ucap Sa Seung.
Jung Yi menjelaskan lagi, walau dia harus menikah dan menjadi orang biasa, dia tetap harus bertahan hidup, “Tapi ayahku, telah berjanji pada mendiang ibu... untuk membesarkanku menjadi pengrajin tembikar seperti ayah. Jika janjinya tak terpenuhi, dia tak bisa bertemu ibu di akhirat. Untuk ayahku yang ma;ang, apa yang harus kulakukan? Walaupun demi ayahku... maukah Anda menerimaku sebagai murid? Ya?”
Sa Seung tak menjawab sepatah katapun, dia malah berpaling.
“Sampai Anda berjanji mengajariku... aku akan tetap disini.”
Sa Seung menjawab, terserah Jung Yi mau melakukan apa, karena keputusannya tidak akan berubah.
Jung Yi tetap berdiri di depan rumah Sa Seung. Walau hari hujan, Jung Yi tak menyerah. Sa Seung sendiri pergi ke kedai untuk minum arak. Tapi akhirnya dia memutuskan pulang ke rumah karena sepertinya dia tak tega pada Jung Yi.
Karena keras kepalanya Jung Yi, akhirnya Sa Seung menerima Jung Yi sebagai muridnya, tapi dengan syarat Jung Yi harus memasakan makanan untuknya dan bersih2 rumah.
Jung Yi, Tae Do, Hwa Ryung, Yook Do, P Imhae, menjalani keseharian mereka masing2 sampai mereka beranjak dewasa. Bagitu juga dengan P Gwang Hee, dia terus merindukan Jung Yi sampai2 dia terus datang ke lubang dimana mereka terjebak dulu. Sampai dewasa, P Gwang Hee masih sangat merindukan Jung Yi, dan akhirnya dia berkata pada dirinya sendiri, dia tak akan datang ke lubang itu lagi. kali ini tanpa bantuan tali, P Gwang Hee bisa keluar dari lubang itu.
Hmmmm... dari semua perubahan pemain dari yang remaja ke dewasa, kenapa aku kurang sreg yah.. sama pemeran P Gwang Hee dewasa. Hehehhe....
Jung Yi yang dulu tak mengerti tetang tembikar sekarang di tangan Sa Seung, Jung Yi sudah bisa membuat tembikar dengan baik. Sa Seung juga memberitahu kalau yang paling penting dalam pembuatan tembikar, adalah cari air yang cocok dengan jenis tanah agar sempurna.
Hasil buatan tembikar Jung Yi sangat bagus, berbeda sekali dengan tembikar yang pertama dia buat, yang dia tunjukkan pada Raja untuk menyelamatkan ayahnya. Yang sekarang tembikarnya terlihat mulus dan mahal, bahkan Sa Seung juga memujinya.
Semakin tua hobi mabuk Sa Seung semakin menjadi, karena itu Jung Yi mengingatkan Sa Seung untuk berhenti minum dan obati tangannya.
“karena tanganmu gemetar, maka kau tak bisa membuat tembikar yang halus.”
Sa Seung tentu saja menolaknya.
Malam harinya, di kamar batuk Sa Seung semakin menjadi2. Dia terkaget2 saat melihat Jung Yi masuk dengan memakai pakaian laki2. Jung Yi berencana pergi ke kota untuk menjual tembikar menggantikan Sa Seung.
Di istana, raja puas karena tamu mereka utusan China pulang dengan puas. Setelah mengatakan kepuasannya dan rasa terima kasihnya, raja menyuruh semuanya bubar, namun mereka malah seperti orang bingung. Ternyata raja lupa kalau hari itu ada penyerahan penghargaan.
“sesuai tradisi Yang Mulia setelah pembagian upeti bukankah akan memberi penghargaan pada pelayan yang paling berjasa? “ jelas Penasehat Yi.
Raja pun memanggil seseorang yang membawa penghargaan. P Imhae terlihat begitu berharap kalau dia yang mendapatkannya. Namun sayang yang dipanggil Raja sebagai pemenangnya bukan P Imhae melainkan P Gwang Hee.
“Cuaca sulit mengeringkan tanah pada tembikar. Pemenangnya juga sangat sulit. Namun kau masih berhasil mengumpulkan 1000 buah untuk upeti. Kau paling berjasa. Dengan alasan ini, kau menjadi dewan pengawas umum. Terimalah anugerah ini.”
P Gwang Hee menerimanya dengan senang hatii. Sebaliknya P Imhae tidak terima dengan kekalahan ini. Dia pun langsung menghadap Raja dan bertanya kenapa bukan dirinya yang ditunjuk sebagai Dewan Pengawas Umum, bukankah dia sudah mempersiapkan 100 kuda terbaik.
Raja sengaja tidak melihat 100 kuda yang ditunjukkan P Imhae, karena dia tahu apa yang dilakukan P Imhae di belakangnya. P Imhae sudah menjual kuda2 bagus pada swasta demi keuntungan sendiri dan menggunakan kuda tua dan sakitan sebagai upeti. P Imhae sudah kehabisan kata2. Raja pun memintanya untuk mengembalikan setiap sen yang sudah dia habiskan.
Masih belum puas, P. Imhae menemui P Gwang Hee. Dia mengajak P Gwang Hee minum bersama, namun P Gwang Hee menolak karena dia sudah punya janji akan bertemu dengan para pengrajin Bun Won.
Sendirian di ruangan P Gwang Hee, P Imhae melihat sabuk penghargaan milik adiknya itu. Dia tersenyum licik, lagi2 P Imhae mempunyai rencana untuk menjatuhkan nama baik adiknya itu.
Yups! Dia pergi ke tempat Gisaeng dengan menggunakan sabuk penghargaan tersebut. sepertinya dia ingin berpura2 menjadi P Gwang Hee dan berbuat sesuatu yang akan menjelekan nama P Gwang Hee.
Jung Yi tiba di kota. Lagi2 dia teringat pada ayahnya, dimulai saat dia membunyikan gendang, menunggu ayahnya keluar dari tahanan dan pulang bersama dengan ayahnya. Selain ingat pada ayahnya, Jung juga teringat pada P Gwang Hee.
Jung Yi pergi ke tempat gesaeng, karena sa Seung bilang dia biasa menjual tembikar pada pemilik rumah bordir itu. di dalam P Imhae sedang asik berjoget ria dengan para gesaeng. Dia bahkan melepas sabuk milik P Gwang Hee dan pakaiannya.
Tiba2 para gesaeng pemetik kecapi di bawa pergi, itu membuat p Imhae kesal ditambah lagi alasannya karena ada pejabat tinggi datang. P Imhae kemudian mengatakan kalau posisi tertinggi baginya hanyalah Yang Mulia Raja. Kata2 itu membuat gesaeng penasaran dan bertanya memangnya siapa dia.
Dengan yakin dan pasti P Imhae menjawab kalau dia adalah P Gwang Hee. Kedua gisaeng yang menemaninya terkejut tak percaya, sehingga P Imhae menunjukkan sabuk giok yang dia bawa. “ini adalah... sabuk giok yang diberikan Yang Mulia padaku.”
Kedua Gisaeng itupun percaya2 saja. Dengan angkuh P Imhae lalu meminta dibawakan makanan dan gisaeng lagi, kalau perlu semua gisaeng di bawa ke hadapannya semua.
Beralih pada Jung Yi yang sudah berhadapan dengan pemilik rumah bordir, wanita itu mengamati tembikar yang di bawah Jung Yi, setelah itu dia mengganti tembikar2 itu dengan tusuk konde emas dan hiasan. Jung Yi terlihat terkejut, melihat ekspresi Jung Yi yang seperti tidak terima, wanita itu lalu menambahkan lagi dengan sebuah cincin. Jung Yi masih tak bicara.
Tiba2 seorang gisaeng masuk dan mengatakan kalau P Gwang Hee datang ke tempat mereka, dia menanyakan pada wanita pemilik rumah bordir apa ingin menyapanya.
Mendengar nama P Gwang Hee, membuat Jung Yi seperti memikirkan sesuatu. ( maaf saya susah menebak ekspresi Jung Yi dewasa.... jadi hanya menebak2)
Beralih lagi pada P Imhae yang bertanya pada Gisaeng, siapa pejabat tinggi yang sebelumnya mereka maksud. Gisaeng itu menjawab kalau pejabat itu adalah Penasehat Yi. Mendengar nama Penasehat Yi, P Imhae langsung kelabakan. Dia tak ingin Penasehat Yi tau apa yang dia lakukan.
P Imhae mengambil pakaiannya dan juga sabuk giok. Dia bergegas pergi.
Beralih pada Jung Yi yang tak tenang setelah mendengar nama P Gwang Hee. Tiba2 terdengar suara gisaeng yang memanggil2 P Gwang Hee. Jung Yi membuka pintu dan mengintip orang yang di panggil P Gwang Hee.
P. imhae melihat ke arah Jung Yi, dengan cepat Jung Yi langsung menutup pintu. Dia merasakan jantungnya berdegub dengan cepat.
Pada saat P Imhae akan keluar, dia melihat Penasehat Yi sudah datang, dan itu membuatnya kembali ke rumah bordir untuk sembunyi. Jung Yi membuka pintu sedikit untuk mencaritahu apa yang terjadi, tiba2 pintu itu malah terbuka lebar dan P Imhae menerobos masuk ke dalam. Jung Yi salah tingkah, dia berusaha menenangkan jantungnya yang berdegub cepat.
Setelah memastikan kondisi di luar aman, P. Imhae tergesa2 keluar lagi, sampai2 dia tak sadar sudah meninggalkan sabuk giok milik P Gwang Hee.
Jung Yi lalu teringat saat2 dia bersama P Gwang Hee dulu dan melihat apa yang terjadi pada pangeran yang dia tahu sebagai P Gwang Hee sekarang, Jung Yi beranggapan kalau posisi seorang pangeran itu tidak mudah. Akhirnya JungYi sadar kalau sabuk giok milik P Gwang hee tertinggal.
Jung Yi pun keluar mencari P Imhae, tepat disaat P Imhae sudah berada di tandu dan akan pergi, pada gisaeng yang juga mengejarnya, P Imhae mengatakan kalau semua tagihannya akan di bayar oleh Jung Yi.
Alhasil JungYi ditagih oleh pemilik rumah bordir, walaupun Jung Yi berusaha menjelaskan kalau dia tidak kenal, pemilik rumah bordir itu tak mau tahu, yang pasti Jung Yi harus membayarnya.
Wanita pemilik itupun mengambil tusuk konde emas yang sudah dia berikan kepada Jung Yi sebagai ganti minuman P Imhae (menyamar jadi P Gwang Hee), perhiasan dan cincin sebagai ganti kamar yang ditempati.
Jung Yi pun berjanji akan mencari P Gwang Hee untuk meminta ganti rugi atas semua itu.
Wanita pengkoleksi tembikar datang ke rumah bordir bersama penasehat Yi. Dia memanggil pemilik rumah bordir yang ternyata bernama Deok. Pada deok wanita pengkoleksi tembikar itu marah, karena lamban menjamu Penasehat Yi.
Deok meminta maaf atas keterlambatannya, dia mengatakan kalau alasan mereka lamban menjamu karena P Gwang Hee yang tiba2 berkunjung. Deok juga menambahkan kalau sabuk giok milik pangeran tertinggal, tapi sekarang sabuk itu sudah di tangan seorang pemuda yang membayar tagihan pangeran.
Beralih scene, dimana wanita pengkoleksi tembikar yang mengajak Tae Do bekerja sama, tapi sayang Tae Do menolaknya. Hwa Ryung tahu betul karakter Tae Do, karena Tae Do tak terarik pada uang, dia kemudian menawarkan tembikar buatan Eul Dam untuk dijadikan gantinya. Tae Do yang memang merindukan Jung Yi langsung menerima tawaran tersebut. Dia kemudian bertanya benda apa yang harus dia cari.
Kembali ke ruangannya, P Gwang Hee kelabakan tak menemukan sabuk giok miliknya. P Imhae masuk, dia tahu P Gwang Hee sedang mencari sabuk gioknya jadi dia menyuruh P Gwang Hee untuk mengambil sabuknya di Hae Wol Gwan (rumah giisaeng). Dengan santai dan seenaknya, P Imhae berkata, “aku meninggalkannya untuk membayar tagihanku.”
P Gwang Hee tak percaya pada apa yang kakaknya katakan. P Imhae mengatakan kalau semua itu adalah salah P Gwang Hee sendiri. Dia menyalahkan karena P Gwang Hee tak mau menerima ajakannya untuk minum bersama. P. Imhae juga mengingatkan kalau P Gwang Hee tidak akan bisa menghadap ayah mereka tanpa sabuk itu, jadi dia harus mengambilnya sendiri ke rumah gisaeng.
Di luar gerbang istana, Jung Yi bertanya pada pengawal bagaimana cara bertemu dengan P Gwang Hee. Penjaga itu tak menghiraukan Jung Yi dan menyuruhnya pergi. Jung Yi kemudian meminta pengawal itu menyampaikan pada P Gwang Hee kalau dia mempunyai benda yang ingin dia kembalikan. Tapi tetap saja pengawal itu tak mau melakukan apa yang Jung Yi minta, dia malah menyuruh Jung Yi pergi.
Penasehat Yi menyampaikan berita pada Ratu In Bin kalau P Gwang Hee pergi ke rumah gisaeng dan meninggalkan sabuk giok nya disana. Dia juga mengatakan kalau dia sudah menyuruh orang mencari sabuk itu. euuum.... Penasehat Yi pasti nyuruh wanita pengkoleksi tembikar yang menacarinya, dan wsanita itu menyuruh Tae Do yang bergerak mencarinya. Ratu menambahkan kalau mereka harus cepat menemukan sabuk itu, karena dengan sabuk itu mereka bisa menjatuhkan P Gwang Hee.
Hmmmm.......... Tae Do dan P Gwang Hee sama2 berusaha menjadi Jung Yi donk kalo gitu.
Tae Do mulai beraksi dan tipe2 orang yang diberitahukan padanya adalah seorang pria muda tidak berkumis dan kurus, selain itu juga membawa topi bambu dan tas. Dengan cepat Tae Do mendapat sosok yang di cari tersebut. Tae Do pun mengikutinya, ya.... Tae Do mengikuti Jung Yi.
Jung Yi kembali ke rumah Gisaeng, dia masih ragu akan masuk atau tidak. Tiba2 Tae Do datang dan merebut sabuk giok itu. Jung Yi berteriak, “pencuri!”
Karena teriakannya salah satu Gisaeng keluar dan langsung menarik Jung Yi masuk. Ternyata sudah ada P Gwang Hee asli yang menunggunya.
“cepat berikan ikat pinggang itu.” ucap P Gwang Hee.
“ Ya?”
Beralih ke Tae Do yang memandangi ikat pinggang giok milik P Gwang Hee. Dia tersenyum.
Euuuuuum... senyum kim bum..... manies bangeeeeet.......
0 komentar:
Post a Comment
Tolong berkomentar sesuai topik pembicaraan, dilarang spam dan jangan menaruh link aktif. Terima kasih :)