Ternyata orang bertopeng tadi adalah anak buah Kang Chun yang diperintahnya untuk mengkonfirmasi ttg keberadaan guci pecah tersebut. Dan anak buahnya mengatakan kalau Eul Dam pergi dengan membawa serpihan guci tersebut.
Tiba2 Yook Do masuk dan langsung berkata, "jangan2 dia lari dengan membawa pecahan guci itu?"
Kang Chun bertanya pada anaknya, apa yang pertama kali harus dilakukan untuk memperbaikinya?
Yook Do menjawab "mencari tanah yang sama, kalau begitu dia pasti pergi mencari tanah yang sama. Guru Eul Dam benar2 menangani masalah ini?"
"Eul Dam..... Kemampuanmu, cepat atau lamabt menjadi perangkapmu." Ucap Kang Chun dalam hati.
Eul Dam dan Jung Yi sampai di tempat tujuan. Ternyata mereka pergi ke tempat Moon Sa Seung, dia adalah guru Eul Dam. Eul Dam langsung memberi hormat pada gurunya itu walau gurunya itu sedang tertidur pulas.
Melihat kondisi orang yang ada di hadapannya itu, membuat Jung Yi terheran2, kenapa bisa ayahnya pergi meminta tolong pada orang seperti itu. Orang yang mereka temui itu, sedang tertidur pulas dengan posisi terlentang dan bagian perutnya terbuka.
Eul Dam menyuruh Jung Yi memberi hormat juga pada Sa Seung, dengan setengah hati Jung Yi memberi hormat. Setelah Jung Yi memberi hormat dan memperkenalkan diri, Sa Seung bangun dari tidurnya.
Tak ♏ªϋ membuang waktu, Sa Seung langsung menyuruh Eul Dam mengatakan maksud kedatangannya. Eul Dam mengeluarkan pecahan guci Raja Tae Jo. Eul Dam mengatakan kalau dia hanya membutuhkan tanah yang sama untuk guci itu.
"Membantumu berarti pengkianat," ucap Sa Seung.
Eul Dam berjanji akan pergi diam2 dan tak akan menyusahkan gurunya itu. Selain itu, Eul Dam berniat menitipkan Jung Yi pada Sa Seung sementara waktu.
"Ayah"
"jika terjadi sesuatu padaku, ªкŭ mempercayakan Jeong pada guru." Pinta Eul Dam.
Tentu saja Jung Yi tak ♏ªϋ , dia terus mengatakan kalau dialah yang sudah memecahkannya, dan dia tak ♏ªϋ ayahnya yang menanggung semua akibatnya. Jung Yi pun berjanji kalau dia akan menyatukan guci itu dengan benar, dan tak akan ada orang yang menyadarinya.
Mendengar apa yang dikatakan Jung Yi, Sa Seung tertawa kecil., "kau bilang namamu Jeong? Kau yang melakukannya?"
Sa Seung mengajak Jung Yu ke sebuah ruangan yang penuh dengan kendi2 yang berisi tanah.
"Tanah yang dibuat untuk Guci Raja Tae Jo adalah tanah beku Kumgangsan." Ucap Sa Seung pada jung Yi.
Jung Yi membuka salah satu kendi dan terkejut, "apa semua kendi ini diisi dengan tanah?"
Tak menjawab pertanyaan Jung Yi, Sa Seung menyuruh Jung Yi mencari tanah beku kumgangsan dari semua kendi yang ada di ruangan itu. Bukan Jung Yi jika harus menyerah sebelum bertanding, diapun menyanggupi permintaan Sa Seung.
Jung Yi mulai mencari, Sa Seung meminta Jung Yi untuk membawa tanah itu ke hadapannya, jika sudah ketemu.
Sa Seung menemui Eul Dam kembali, dia kemudian mencari kertas yang berisi ramalan untuk Jung Yi. Dari ramalan yang sudah dituliskan, tak perduli seberapa banyak Eul Dam menghentikannya itu tak akan berguna.
Tak diberitahu dengan jelas apa masa depan Jung Yi yang tertulis di ramalan itu. Tapi kalau menurutku, masa depan Jung Yi adalah sebagai pengrajin tembikar yang berbakat.
Eul Dam bertanya apa menurut Sa Seung, Jung Yi bisa menemukan tanah tersebut? Sa Seung menjawab kalau Jung Yi tak akan menemukan tanah yang dia cari. Mendengar jawaban itu, Eul Dam terkejut dan bertanya lagi, kalau memang tak ada, kenapa Jung Yi disuruh mencari tanah itu?
"Ayah macam apa kau, tak mengenal putrinya sendiri? Tertulis jelas di dahinya, keras kepala dan gigih." Ucap Sa Seung. Sa Seung menambahkan kalau anak seperti Jung Yi itu, akan berhenti dengan sendirinya jadi Sa Seung sengaja membuat Jung Yi menyerah dengan sendirinya.
Jung Yi sedang merasakan semua tanah itu, dia merasakannya dari bau.
Sedang asiknya mencari tiba2 Sa Seung dan Eul Dam datang mengagetkannya. Jung Yi mengeluh tidak mendapatkan tanah yang dicarinya, namun dia tak putus asa. Tidak mendapatkan tanahnya, maka dia harus membuatnya sendiri. Jung Yi sudah mengumpulkan beberapa tanah dan dia berniat mencampurnya menjadi satu.
Sedang asiknya mencari tiba2 Sa Seung dan Eul Dam datang mengagetkannya. Jung Yi mengeluh tidak mendapatkan tanah yang dicarinya, namun dia tak putus asa. Tidak mendapatkan tanahnya, maka dia harus membuatnya sendiri. Jung Yi sudah mengumpulkan beberapa tanah dan dia berniat mencampurnya menjadi satu.
Jung Yi benar2 merasakan tanah itu, dia menjilati satu per satu tanah yang sudah berhasil dia kumpulkan.Eul Dam dan Sa Seung benar2 tak menyangka ide Jung Yi untuk membuat tanah. Sa Seung pun mengatakan pada Eul Dam untuk meninggalkan Jung Yi bersamanya.
Eul Dam pulang sendiri, namun dia taklangsung pulang ke rumah, melainkan pergi ke restoran milik keluaraha Tae Do. Melihat Eul Dam datang, Tae Do langsung bertanya dimana Jung Yi, karena setau dia Jung Yi pergi bersama Eul Dam.
Ayah Tae Do bertanya apa Eul Dam butuh bantuannya, karena Tae Do bilang Eul Dam mendapat masalah jadi dia ingin membantu. Ayah Tae Do juga mengatakan kalau dia dengar P Gwang Hee datang ke rumah Eul Dam. Mendengar nama P Gwang Hee, membuat Eul Dam menyadari sesuatu.
Eul Dam dan Tae Do pergi ke istana, namun mereka sedikit kesulitan meminta izin dari pengawal istana. Untung saja Komandan Militer yang ikut berburu Raja kemarin keluar, komandan Militer itu mengenali Tae Do.
P Gwang Hee sedang berada di kuil persembahan. Dia teringat kejadian dimana P Imhae dengan sengaja menjatuhkan guci itu. Yook Do yang dari tadi memperhatikan P Gwang Hee dari belakang, akhirnya membuka suara juga,
"Yang Mulia, Guci Raja Tae Jo menghilang." ucapnya.
"Oh... itu..." P Gwang Hee terlihat sedikit gugup di tanyai mengenai guci tersebut, "untuk sementara ada di tempat yang sering kukunjungi. pasti akan segera kembali."
"Yang Mulia, meskipun tak tahu apa yang dipikirkan Yang Mulia, hamba merasa Yang Mulia sangat berbeda. jadi jika Yang Mulia butuh bantuan hamba, mohon katakan saja pada hamba. entah itu masalah bahaya, hamba akan melakukannya."
"Apa yang kau katakan, aku sangat berterima kasih," jawab P Gwang Hee dan dia membelakangi Yook Do lagi.
"Yang Mulia, Apa Anda tak bisa mempercayai hamba?" ucap Yook Do dalam hati.
Tiba2 seorang pengawal datang dan mengatakan kalau seseorang yang bernama Eul Dam datang mencari P Gwang Hee. Mendengar nama Eul Dam, P Gwang Hee langsung menyuruh pengawal itu membawanya ke ruangan persembahan itu. Dia juga meminta Yook Do pergi karena dia harus bicara berdua dengan Eul Dam. Terlihat ekspresi kekecewaan pada Yook Do.
Tae Do dan Eul Dam di bawa masuk ke istana, diam2 Yook Do melihat mereka. Komandan Militer hanya membiarkan Eul Dam yang masuk ke ruangan persembahan untuk menemui P Gwang Hee.
Sedangkan Tae Do di ajaknya ke lapangan berlatih, karena komandan mliliter ingin melihat kemampuan memanah Tae Do, seperti yang komandan militer itu dengar, kalau Tae Do lah yang sebenarnya menangkap babi hutan sebelumnya.
Sedangkan Tae Do di ajaknya ke lapangan berlatih, karena komandan mliliter ingin melihat kemampuan memanah Tae Do, seperti yang komandan militer itu dengar, kalau Tae Do lah yang sebenarnya menangkap babi hutan sebelumnya.
Dari jarak biasa, Tae Do berhasil memanah dan tepat sasaran. Setelah itu, Tae Do di tes memanang pada jarak yang lumayan jauh, dan Tae Do pun berhasil memanah tepat sasaran. Kali ini, Tae Do di tes memanah dengan mata tertutup, dan lagi2 Tae Do berhasil. Tes terakhir, Komandan Militer itu menyuruh anak buahnya melempar sesuatu ke udara ( kayak buat kaki kuda ) dengan cepat Tae Do memanahnya dan dapat. Untuk tes yang terakhir itu benar2 membuat Komandan Militer itu terperanjat tak percaya dengan kemapuan Tae Do.
Eul Dam langsung bersujud saat bertemu dengan P Gwang Hee dan itu membuat P Gwang Hee terkejut.
"Yang Mulia, hamba bersalah atas pengkhianatan telah memecahkan guci Raja Tae Jo. jadi, hamba bermaksud untuk memperbaikinya." ucap Eul Dam. P Gwang Hee tak mengerti kenapa Eul Dam berkata seperti itu. "Putri hamba terlihat masalah sehingga pantas mati. tapi... dia masih muda dan tak tahu apa-apa. kumohon selamatkan dia".
P Gwang Hee akhirnya mengaku pada Eul Dam kalau dirinya lah yang sudah memecahkan guci tersebut, pada saat dia membawanya ke rumah Eul Dam, guci tersebut memang sudah pecah.
"Apa?" tanya Eul dam tak percaya.
"kudengar Jeong bisa memperbaikinya seperti semula. Jadi aku berharap, jika kau bisa membantu, maka guci itu mungkin akan bisa kembali seperti semula. Sekarang aku akan melaporkan pada Yang Mulia, dan membiarkan semua masalah kembali ke asalnya. Jangan khawatir."
Eul Dam bergetar mendengar semua itu, "tidak perlu Yang Mulia. Kalau seperti itu, Yang Mulia pasti akan dalam kesulitan. Yang Mulia adalah penolong hamba. Tanpa Anda tidak mungkin ada hamba."
P Gwang Hee tak mengerti dengan apa yang Eul Dam katakan, "Penolong maksudmu? aku?"
Eul Dam mengucapkan terima kasihnya karena P Gwang Hee sudah lahir ke dunia, sehingga dia dibebaskan dari hukuman eksekusi dan bisa menjalani hidup bebas," bisa dikatakan kalau Yang Mulia adalah penolong hamba."
Eul Dam lalu meminta P Gwang Hee untuk percaya pada Jung Yi sekali ini saja. Tapi jika masalah ini menjadi besar, Eul Dam meminta semua tanggung jawabnya di serahkan pada dirinya. sekali lagi, Eul Dam meminta P Gwang Hee untuk melindungi Jung Yi.
Yook Do mengadukan pada ayahnya kalau Eul Dam datang menemui P Gwang Hee. Kang Chun mengatakan analisisnya kalau Eul Dam datang menemui P Gwang Hee untuk mengembalikan guci seperti semula, itu semua dilakukannya untuk menyelamatkan pangeran, setelah itu Eul Dam menginginkan posisi Rang Chong.
"Tidak mungkin, Senior Eul dam tidak mungkin." ucap Yook Do tak percaya.
Mendengar ucapan anaknya itu membuat Kang Chun emosi sampai2 dia memukul meja, "kau ini polos atau bodoh? kenapa Eul Dam mau mempertaruhkan nyawa menolong P Gwang Hee? Alasan mengambil tanggung jawab hukuman pengkhianatan dan mengembalikan guci? Apa ada yang lain?" tanya Kang Chun untuk meracuni anaknya yang masih polos.
Beralih pada Tae Do yang mendapat pujian dari Komandan Militer, dia mengatakan dengan kemampuan seperti itu, Tae Do pasti bisa menjadi pengawal istana, pasukan berkuda atau angkatan darat. Tiba2 P Gwang Hee muncul dan menambahkan kalau Tae Do bukan hanya pandai memanah, dia juga pandai bermain pedang.
P Gwang berjalan mendekati Tae Do dan berbisik, "setelah guci selesai, bawa ke toko tembaga di pinggir jalan. Hari keempat sekitar jam 1 - 3 siang."
P Gwang berjalan mendekati Tae Do dan berbisik, "setelah guci selesai, bawa ke toko tembaga di pinggir jalan. Hari keempat sekitar jam 1 - 3 siang."
Tae Do menjawab dengan anggukan. Eul Dam dan Tae Do pulang, dalam perjalanan pulang Eul Dam terlihat kurang sehat.
Beralih ke Kang Chun dan anaknya lagi, dimana Kang Chun sedang menge-tes cangkir yang baru diperbaiki dengan menuangkan air panas ke dalamnya. Airnya merembas keluar, cangkirnya masih bocor. Semua itu bisa terjadi karena Kang CHun merekatkan pecahan cangkir itu kembali dengan putih telur, "putih telur efektif untuk merekatkan, orang lain tak akan menyadarinya. Tapi jika di tuang air panas, akan seperti ini, meleleh dan bocor. sehingga kita bisa melihat retakannya,"
Yook Do dapat menebak maksud dari kata2 ayahnya adalah ayahnya percaya Eul Dam mungkin menggunakan putih telur sebagai perekatnya.
Tepat sekali, Jung Yi berniat merekatkan guci tersebut dengan menggunakan putih telur. Namun belum sempat telur itu dipecahkan oleh Jung Yi, telur itu sudah di sambar oleh Sa Seung, dan di makannya mentah2.
Sa Seung sengaja memakan telur itu, agar Jung Yi tak menggunakannya. Dia memberi semangkuk cacing pada Jung Yi dan menyuruhnya membuat lumpur dengan cacing tersebut.
Jung Yi mengikuti kata2 Sa Seung, dia menggunakan bahan perekat dari cacing. Dengan hati2 Jung Yi merekatkan serpihan guci tersebut. Dan untuk serpihan yang hilang, Jung Yi membuatnya lagi dengan menggunakan tanah liat yang dia buat sendiri.
Guci itu sudah berbentuk guci seperti sebelumnya, hanya saja masih terlihat retakannya dimana2. Jung Yi tertidur karena kelelahan. Sa Seung mendatanginya, dia kagum melihat hasil rekatan yang Jung Yi lakukan.
Tanpa membangunkan Jung Yi, Sa Seung melanjutkan memperbaiki guci tersebut, dia memoles guci itu dengan sangat hati2 sehingga guci itu terlihat seperti sebelumnya, sebelum dipecahkan oleh P Imhae.
Jung Yi terbangun, betapa terkejutnya dia saat mendapati guci yang baru dia susun tadi malam, sekarang sudah menjadi seperti guci yang baru. Jung Yi sangat senang, diapun memeluk guci tersebut.
Jung Yi dan Tae Do sedang menunggu P Gwang Hee di tempat yang sudah dijanjikan. P Gwang Hee sadar kalau dia sedang diikuti, karena itu dia meminta Tae Do mengecoh prajurit yang mengikutinya sedangkan dia lari dengan Jung Yi.
Tae Do berhasil mengecoh dua prajurit yang mengikuti P Gwang Hee, setelah berkelahi dengan mereka, Tae Do melarikan diri, tentu saja dua prajurit itu malah mengejar Tae Do, bukan mengejar P Gwang Hee.
Tae Do lari dan lari, tiba2 ada seseorang yang menangkap tangannya dan menyelamatkan dia dari kejaran dua prajurit itu. Orang yang menyelamatkan Tae Do adalah Hwa Ryung.
Hwa Ryung menyembunyikan Tae Do di dalam peti. Saat prajurit masuk untuk menggeledah, Hwa Ryung langsung memecahkan sebuah guci. Dia menuduh prajurit2 itu yang memecahkannya, karena mendengar kalau guci itu sangat berharga dan di bawa oleh utusan negara Ming ( China ), kedua prajurit itupun memutuskan untuk pergi tanpa menggeledah tempat itu lagi.
Hwa Ryung membuka peti tempat sembunyi Tae Do, tapi dia tak langsung menyuruh Tae Do keluar, dia malah mengatakan kalau prajurit2 itu masih diluar, jadi dia meminta Tae Do menunggu sebentar lagi di dalam peti. Tae Do menurut saja. Dari luar peti, Hwa Ryung terus menatap peti itu.
P Gwang Hee terus membawa Jung Yi berlari. Setelah merasa aman mereka pun berhenti. Jung Yi sadar kalau mereka sedang berpegangan tangan, diapun langsung melepaskan tangannya dari genggaman P Gwang Hee. Terjadi kecanggungan sejenak diantara mereka. Untuk memecah kecanggungan, P Gwang Hee langsung menanyakan tentang guci Raja Tae Jo.
Lagi2 terjadi kecanggungan diantara mereka. P Gwang Hee lalu berterima kasih atas usaha yang sudah Jung Yi lakukan, dia juga mengatakan akan membelikan sesuatu yang diinginkan Jung Yi sebagai balasan terima kasihnya.
Jung Yi terdiam, tak ♏ªϋ menunggu lama, P Gwang Hee menarik baju Jung Yi dan mengajaknya pergi ke pasar. Dia menyuruh Jung Yi memilih salah satu kantung. Bukannya memilih, Jung Yi malah melihat ke tempat jualan busur panah. Menyadari Jung Yi memperhatikan busur2 itu, P Gwang Hee berjanji akan membelikannya juga untuk Tae Do, karena Tae Do sudah banyak membantu.
Jung Yi menjawab kalau Tae Do tidak membantu apa2, ayahnya pun tak membantu, memperbaiki guci itu clear hanya dia sendiri yang melakukannya. P Gwang Hee tau apa maksud Jung Yi, dia tak ingin jika ada maslah nanti, ayah nya dan Tae Do ikut terseret dalam maslah.
"Nantinya ªкŭ dan Yang Mulia tak perlu bertemu lagi. Ayah dan ªкŭ sudah selamat. Mohon jaga diri Anda. Mohon jaga diri anda baik2." Ucap Jung Yi sebagai ucapan perpisahan.
Jung Yi pergi meninggalkan P Gwang Hee sendiri.
Kembali pada Hwa Ryung dan Tae Do. Hwa Ryung dan Tae Do sedang memberesi guci yang sudah dia pecahkan. Tae Do bertanya kenapa Hwa Ryung ada di tempat itu. Hwa Ryung menjawab kalau dia sudah mengatakan pada Eul Dam, kalau dia takan akan kembali. Tae Do mengatakan kalau Jung Yi sangat merindukan Hwa Ryung.
"Sangat merindukanku?" Tanya Hwa Ryung, Tae Do mengiyakan.
"Karena merindukanku, sampai dia tidak bisa tidur? Melihat bulan sambil menangis?" Ucap Hwa Ryung.
Tae Do tahu maksud Hwa Ryung, pasti orang yang sedang Hwa Ryung katakan adalah dirinya sendiri yang sangat merindukan Tae Do.
Tae Do lalu mengubah topik pembicaraan dengan mengatakan kalau Jung Yi pasti tidak berada jauh dari tempat mereka, jadi dia akan menjemputnya.
Hwa Ryung tahu, Tae Do merasa tak nyaman bersama dirinya, "Jika ªкŭ mengatakan seperti ini, ªкŭ takut ªкŭ akan membenci Jeong."
Tae Do terkejut dengan apa yang di katakan Hwa Ryung, Hwa Ryung pun langsung mengatakan kalau di luar sudah tenang, jadi Tae Do sudah boleh pergi.
P Gwang Hee memandangi guci Raja Tae Do dengan perasaan senang, dia tak menyangka Jung Yi bisa mengerjakannya. P Gwang Hee kemudian meletakkan guci tersebut di tempat semula.
Tepat disaat itu Kang Chun datang. Dia bertanya apa yang sedang P Gwang Hee lakukan di tempat persembahan malam2.
"Besok adalah upacara leluhur. ªкŭ akan melakukan pemeriksaan menyeluruh." Jawab P Gwang Hee. Kang Chun pun mengatakan kalau dia juga melakukan hal yang sama.
P Gwang Hee keluar, Kang Chun sangat terkejut saat melihat guci Raja Tae Jo sudah berada di tempat semula tanpa cacat sedikitpun. Bukan hanya Kang Chun yang terkejut, Yook Do dan juga P Imhae juga sangat terkaget2 melihat guci itu terlihat sempurna seperti sedia kala.
Keesokan harinya, P Imhae terlihat gelisah menunggu Kang Chun. Pada Kang Chun dia mengatakan kalau rencana mengatakan guci tersebut pecah diurungkan saja, karena dia sudah melihat hasil perbaikan guci tersebut yang begitu sempurna.
Kang Chun tetap pada rencana awal, dia menyuruh P Imhae hanya diam saja. Namun P Imhae tetap ingin mereka membatalkan rencana mereka.
"Eul Dam, orang itu... Memiliki tangan dewa, tangan dewa... "
"Yang Mulia, meskipun kemampuannya luar biasa. Guci pecah tetaplah guci pecah. Hamba bisa menemukan buktinya." Yakin Kang Chun.
Kang Chun kemudian menemui Penasehat Istana. Penasehat Istana tetap marah pada Kang Chun karena tak melakukan apa yang dia minta. Penasehat Istana mengatakan kalau dia akan melakukan pertisi kepada Yang Mulia untuk memilih Bun Won Rang Chong yang baru.
"Setelah upacara leluhur berakhir. Tuan akan menyesal mengatakannya. Lihat baik2 bagaimana P Gwang Hee dan Eul Dam akan berakhir." Janji Kang Chun.
Latihan upacara persembahan leluhur di lakukan. Tepat disaat itu Raja datang. Raja marah saat guci Raja Tae Jo dipegang sembarang orang.
Tiba2 Yook Do maju dan mengambil guci tersebut. Yook Do langsung berlutut dan mengatakan, "Yang Mulia, mohon Yang Mulia tenang. Guci Raja Tae Jo ini sudah jatuh dan pecah."
Apa yang dilakukan dan dikatakan Yoo Do benr2 membuat semua orang terkejut terebih Raja dan P Gwang Hee.
Powered by Telkomsel BlackBerry®
0 komentar:
Post a Comment
Tolong berkomentar sesuai topik pembicaraan, dilarang spam dan jangan menaruh link aktif. Terima kasih :)