Episode dua ini di buka dengan Tuan Han yang memasukkan sesuatu di dalam sebuah loker. Walaupun dia terlihat ragu, dia tetap melakukannya. Hmmmmm..... sepertinya dari sini nantinya masalah akan muncul. Kita lihat saja nanti.
Yi Soo menelpon Mrs Park untuk memberitahu kalau dia dan Hae Woo berada di vila. Hae Woo sedang tertidur di sofa, karena itu Yi Soo berjanji akan pulang setelah Hae Woo istirahat sebentar. Yi Soo meminta Mrs Park untuk tidak khawatir.
Yi Soo menemani Hae Woo tidur. Dia duduk di lantai, dan menyandarkan kepalanya ke sofa. Tiba-tiba tiga orang datang, dan langsung membawa paksa Yi Soo pergi.
Tuan Yosimura menemui kakek Jo di ruangannya. Tuan Yosimura ternyata juga adalah seorang pemilik hotel yang bernama Hotel Giant. Tuan Yoshimura adalah keturunan Korea- Jepang. Kakek bahkan memuji kefasihan bahasa koreanya.
“anda... tidak ingat padaku?” tanya Tuang Yoshimura.
Kakek mengatakan kalau ini adalah kali pertama mereka bertemu. Tuan Yoshimura lalu betanya apa kakek ingat pada Kim Yoon Shik? Kakek ingat dengan nama itu, karena Kim Yoon Shik adalah teman semasa kecilnya. Tuan Yoshimura lalu mengatakan kalau Kim Yoon Shik adalah ayahnya. Dan itu membuat kakek terkejut.
Ui Sun pulang ke rumah dengan keadaan mabuk. Tepat di saat dia turun dari mobil. Mobil yang membawa Hae Woo dan Yi Soo juga tiba. Hae Woo menatap ayahnya dengan tatapan tidak senang, Ui Sun pun sama, dia menatap Yi Soo dengan tatapan tidak senang juga.
Kembali ke ruangan kakek Jo, dimana Tuan Yoshimura menceritakan kalau orang tuanya meninggal dalam sebuah kebakaran. Setelah itu, dia mendapat kesempatan pergi ke jepang. Dia pergi ke jepang tanpa sempat berpamitan dengan Kakek Jo. Kakek Jo mengungkapkan kekagumannya pada Tuan Yoshimura karena meraih sukses di negeri orang. Kakek Jo sudah mendengar tentang hotel Giant yang menjadi perhatian di dunia internasional, ditambah lagi karena CEO-nya yang masih muda bekerja sangat keras.
Tuan Yoshimura mengatakan kalau berita itu terlalu melebih-lebihkan kesuksesan dirinya, semua itu mungkin karena masa lalunya sebagai yakuza.
“semua orang memiliki masa lalu, yang terpenting adalah masa kini, “ucap kakek Jo.
Dengan kondisi mabuk, dan dihadapan Hae Woo dan Mrs Park, Ui Sun menampar Yi Soo. Yi Soo sebenarnya tidak terima diperlakukan seperti itu, namun dia tak berani melawan karena Ui Sun adalah majikan ayahnya. Ui Sun berniat menampar Yi Soo sekali lagi, tapi diurungkan karena Hae Woo langsung berdiri di depan Yi Soo.
“minggir”
“tidak mau. Apa hak ayah memukul Yi Soo?”
“kubilang minggir!” perintah Ui Sun pada anaknya. Tepat disaat itu tuan Han datang.
“kami tidak melakukan hal yang salah. Yi Soo tak pantas untuk dipukul.”
“kau tak merasa bersalah?” tanya Ui Sun.
Mrs Park berusaha mengingatkan Ui Sun kalau di rumah sedang ada tamu. Tapi ui Sun tak memperdulikannya. Dia mengungkapkan ketidaksukaannya pada Yi Soo dari awal bertemu, “aku tak suka tatapan matamu!” teriak Ui Sun. Walau dikatai seperti itu, Yi Soo tak menghentikan pandangan bencinya pada Ui Sun. “dengan baik-baik. jika kau terus menemui Hae Woo lagi. .. kau akan menyesal. Mengerti?”
Mrs Park mengingatkan Ui Sun kalau dia mabuk. Yi Soo yang dari tadi diam, akhirnya bicara, dengan tatapan bencinya, dia mengatakan kalau dia tidak mengerti. Tuan Han mendekat untuk mencegah Yi Soo mengatakan yang tidak-tidak.
“aku tak mengerti kenapa Anda melakukan ini padaku. Hae Woo dan aku tidak melakukan sesuatu yang salah. Aku tak mengerti kenapa Anda memperlakukanku begini.” Ucap Yi Soo dengan nada tinggi.
“DIAMLAH!” teriak Tuan Han pada Yi Soo. Yi Soo menatap ayahnya dengan wajah tak mengerti, kenapa ayahnya tak mau membela anaknya. Pada Ui Sun, Tuan Han mengatakan kalau dia yang akan membuat Yi Soo mengerti akan semuanya. Tuan Han juga meminta maaf pada Ui Sun. Diperlakukan seperti itu, membuat Yi Soo benar-benar marah.
“tak perlu meminta maaf, kemasi barang-barang kalian dan keluar dari rumahku besok!” ucap Ui Sun, yang membuat semuanya terkejut dan geram, terlebih Yi Soo, dia sepertinya ingin sekali memukul Ui Sun. “kau perlu uang untuk pindah? Aku akan memberimu uang...” tambah Ui Sun.
Yi Soo tak tahan lagi, dia langsung memootong perkataan Ui Sun, “aku akan terus bertemu dengan Hae Woo.” Tuan Han berusaha menghentikan Yi Soo dan mengajaknya pergi, tapi Yi Soo tak mau dan tetap meneruskan kata-katanya. “Hae Woo temanku, dan bertemu atau tidak dengannya, aku yang memutuskan.”
Mendengar perkataan Yi Soo benar-benar memancing kemarahan Ui Sun, sampai-sampai dia mengangkat lampu yang ada di meja, mungkin akan dia lempar pada Yi Soo. namun itu semua tak terjadi karena kakek Jo keluar dari ruangannya dan bertanya dengan keras, apa yang terjadi.
“berani sekali kau bertingkah begini saat ada tamu!” bentak Kakek Jo pada Ui Sun.
Dengan masih membawa lampu, Ui Sun berkata kalau dia tak tahu ada tamu di rumah. Kakek benar-benar marah, Ui Sun langsung pergi dengan jalan sempoyongan. Tuan Yoshimura melihat kepergian Ui Sun.
Kakek Jo kemudian menyuruh Hae Woo masuk kekamarnya. Sebelum masuk pergi, Hae Woo melihat ke arah Yi Soo, namun Yi Soo tak berani melihat ke arah Hae Woo. Pemandangan itu pun tak luput dari perhatian Tuan Yoshimura, dia bisa menyadari apa yang sebenarnya terjadi.
Kakek Jo juga menyuruh Yi Soo pulang. Tuan Han meminta maaf pada kakek jo atas apa yang terjadi. Dengan bijak kakek Jo mengatakan tak perlu. Yi Soo dengan wajah penuh kemarahan, berjalan pergi. Tuan Yoshimura melihat ke arah Yi Soo dan Hae Woo.
Kakek Jo lalu meminta maaf pada Tuan Yoshimura karena harus melihat kejadian yang tak seharusnya dia lihat. Tuan Yoshimura mengatakan kalau tak masalah.
Yi Soo masih berdiri di luar rumah saat Tuan Yoshimura keluar. Tuan Yoshimura lalu menghampiri Yi Soo, “apa kau Han Yi Soo? Presdir bilang padaku, dia menganggapmu seperti cucunya sendiri. Tapi, kau tak bisa mempercayai perkataan siapapun. Meski begitu, pahamilah ayahmu. Dia bukan pengecut, hanya saja dia tidak berdaya, dan ini caranya melindungimu.” Walaupun sudah diceramahi panjang lebar, Yi Soo tak berkata sepatah katapun, masih dengan ekspresi kemarahan, Yi Soo hendak pergi. “namaku... Junichiro Yoshimura.” Mendengar itu, Yi Soo berbalik lagi. “kita pasti akan bertemu lagi.”
“apa maksud Anda?”
Yi Soo kembali ke rumah kecilnya, sebelum masuk rumah, dia berhenti dan berbalik. Dia sepertinya masih penasaran pada Tuan Yoshimura.
Saat akan masuk ke dalam mobil, Tuan Yoshimurapun berhenti sejenak untuk melihat rumah keluarga Jo. Dia juga melihat seorang laki-laki yang berjalan menuju rumah Keluarga Jo, Tuan Yoshimura tersenyum tipis.
Di rumah kecilnya, Yi Hyun mengatakan pada ayahnya kalau dia membutuhkan pensil untuk besok. Tuan Han pun berjanji akan membelikannya malam ini juga untuk Yi Hyun. Yi Hyun memanggil kakaknya yang sedari tadi berdiri di depan pintu.
Yi Soo pun mengatakan kalau dia yang akan pergi membelikan pensilnya. Yi Soo bertanya lagi, apa ada sesuatu yang Yi Hyun perlukan, dengan polosnya, Yi Hyun bertanya apa mereka akan pindah lagi.
Yi Soo pun mengatakan kalau dia yang akan pergi membelikan pensilnya. Yi Soo bertanya lagi, apa ada sesuatu yang Yi Hyun perlukan, dengan polosnya, Yi Hyun bertanya apa mereka akan pindah lagi.
Yi Soo dan ayahnya saling tatap. Tuan Han lalu mengatakan kalau dia saja yang pergi membelinya, karena dia sedang butuh udara segar.
Terlihat sebuah dokumen dari intitusi pembenaran sejarah korea : Kang Hee Soo.
Ternyata orang yang di lihat Tuan Yoshimura sebelumnya adalah orang dari institusi pembenaran sejarah, dia datang untuk bertanya pada kakek Jo, apa kakek Jo tahu sesuatu mengenai sejarah? Namun sepertinya kakek Jo mengaku kalau dia tak tahu banyak tentang sejarah.
Hee Soo mengungkapkan kekecewaannya karena dia pikir kakek Jo tahu banyak tentang sejarah. Kakek Jo pun bertanya, kenapa Hee Soo bisa berfikir seperti itu. Bang jin menjawab kalau hal itu tak penting, yang terpenting sekarang adalah bagaimana caranya belajar kesalahan dari sejarah.
“belajar kesalahan dari sejarah....”
“orang yang melakukan dosa besar dan tetap bisa hidup dengan baik dan nyaman... dan dunia yang membiarkannya. Sejujurnya itu keluhanku sendiri.”
Kakek Jo mengatakan kalau waktu lebih berarti saat sudah berlalu. Hee Soo menambahi kalau itulah yang dikatakan oleh orang yang takut akan masa lalunya, “tentu saja, orang sukses seperti Anda, akan sulit mengerti hal itu. terima kasih sudah bersedia menyempatkan diri menemuiku.”
Kakek Jo pun mengucapkan penyesalannya karena tak dapat membantu. Hee Soo dengan pasti mengatakan kalau Kakek Jo tak perlu khawatir karena kebenaran pasti akan terungkap.
(hmmmm..... di epsiode ini sering banget menyebut masa lalu... masa lalu... dan semua itu berhubungan dengan kakek Jo, sebenarnya apa sih yang dilakukan kakek Jo di masa lalu... jadi penasaran..)
Tuan Han, pulang membawa pesanan Yi Hyun dan memberikannya pada Yi Soo. Tuan Han akan pergi lagi, sebelum pergi dia meminta maaf pada Yi Soo, karena tidak bisa membela Yi Soo walau dia tahu, Yi Soo tidak melakukan hal yang salah. Yi Soo tak lagi marah pada ayahnya, dia bahkan menyuruh ayahnya berhati-hati.
Di ruangannya kakek Jo merenung.
Tuan Han mengantarkan Hee Soo pulang. Untuk memecahkan suasana yang sunyi, Hee Soo bertanya, sudah berapa lama Tuan Han bekerja pada Kakek Jo. Tuan Han hanya menjawab singkat sudah cukup lama. Hee Soo lalu bertanya lagi, bagaimana kakek Jo itu menurut Tuan Han? Tuan Han tak langsung menjawab.
“apa dia pantas menjadi sosok yang di hormati di kalangan mahasiswa?”
“tentu, dia pria yang hebat,” jawab Tuan Han.
Hee Soo mengatakan kalau di dunia ini banyak jenis penipu. Penipu berskala kecil sampai mereka yang menipu seluruh negeri. Penipu besar bahkan bisa membodohi orang yang paling berjati-hati sekalipun. Terkadang mereka bahkan sering dianggap pahlawan. Hee Soo melihat dokumen yang dia bawa.
Yi Soo berdiri di atas jembatan, dia sedang menatap bintang. Dia teringat lagi pada apa yang dilakukan Ui Sun padanya. Tiba-tiba Hae Woo datang menghampirinya dan melihat bekas tamparan ayahnya. “pasti sakit sekali ya?”
Yi Soo mengatakan tidak. Hae Woo meminta maaf atas semuanya, karena itu terjadi karena dirinya. Yi Soo mengatakan tak apa-apa, “dan terima kasih.... karena mengatakan pada Ayah kalau kau akan tetap menemuiku.”
Yi Soo tak berkata apa-apa, dia hanya langsung duduk dan medongak melihat langit. Bintang utara, Yi Soo sedang mencari bintang utara. Bintang itu diberi nama itu karena letaknya yang tepat diatas langit kutub utara sering juga disebut polaris. Bintang itu adalah teman bagi penjelajah karena sering digunakan sebagai pemandu arah mereka. “Karena letakknya di utara, kalau kau tersesat, jika melihatnya, maka kau akan bisa menemukan jalan pulang.”
“sama sepertimu Han Yi Soo. kau bintang pemanduku. Dan teman dekatku.”
So sweet banget dah.. ^^
Beralih ke Tuan Han yang mengatar Hee Soo sampai ke tujuaan. Saat dia akan pulang, dia melihat dokumen yang Hee Soo pegang tadi tertinggal di jok mobil belakang.
Ui Sun pergi ke bar, dia mabuk lagi. sampai-sampai dia harus di papah oleh dua wanita. Dalam kondisi mabuk, Ui Sun mengambil kunci mobil dan pergi mengendarai mobil sendiri.
Hee Soo pulang ke rumahnya, dan di dalam lemarinya terlihat ada seseorang yang bersembunyi disana membawa sesuatu yang sepertinya akan digunakannya untuk membunuh Hee Soo.
Tiba-tiba Hee Soo teringat sesuatu, dia teringat kalau dia meninggalkan dokumen itu, dia langsung keluar, tepat di depan pintu, dia bertemu dengan Tuan Han yang mengembalikan dokumen itu.
Saat Tuan Han akan pergi, Hee Soo bertanya apa mereka pernah bertemu sebelumnya. Dia seperti mengingat-ingat sesuatu, namun yang keluar dari mulutnya malah, “bayangan... aku ingat tatapanmu itu! itu kau! Pasti itu kau! Bagaimana aku tak mengenalimu sebelumnya? Aku tak pernah melupakan wajahmu, bahkan dalam mimpiku!” ucap Hee Soo histeris, dan Tuan Han mash tak mengerti dengan apa yang Bang Jin katakan. “kau tak tahu siapa aku? Kau tak mengingatku?” ucap Hee Soo sambil menangkap tangan Tuan Han. Tuan han terlihat ketakutan, tepat disaat itu ponselnya berdering, itu telepon dari Yi Soo.
Ui Sun mengendarai mobilnya dengan ugal-ugalan bahkan dia juga sambil menelpon Nyonya Yoo, dan memintanya kembali demi Hae Woo. Ui Sun mengatakan kalau dia akan mengabulkan semua permintaan Nyonya Yoo, asal dia mau pulang ke Korea. Nyonya Yoo tetap tidak ingin pulang, karena tujuan dia melakukan semua ini hanya untuk menyiksa Ui Sun sampai mati. Dengan kesal Nyonya Yoo menutup teleponnya.
Karena Ui Sun fokus dengan ponselnya, tanpa dia sadari dia menabrak seorang pejalan kaki. Ui Sun langsung menghentikan mobilnya. Dia shock, sampai2 dia tak sadar jam tangannya terbuka.
Kembali ke rumah Hee Soon, dimana Tuan Han berlari ketakutan. Dia berusaha memasuki mobilnya, namun tak terbuka-buka. Dia kemudian teringat pada apa yang dia lakukan dulu.
Flashback!!!
Ada seorang laki2 diikat di gudang gelap, datang seseorang laki2 lain yang langsung menyiksa laki2 tadi dengan sengatan listrik. Dan laki2 yang menyiksa itu adalah Tuan Han. (Oh..... No..... ) Tuan Han sepertinya menyesali apa yang sudah dia lakukan sampai2 dia menangis.
Ui Sun keluar dari mobilnya. Jam tangannya yang terbuka tadi jatuh ke aspal tanpa dia sadari. Ui Sun berjalan mendekati orang yang sudah dia tabrak tadi, menyadari kalau orang itu sudah tak bergerak, dan selagi tak ada orang, Ui Sun langsung masuk mobil dan melajukan mobilnya.
Tanpa Ui Sun ketahui kalau ada seorang anak kecil yang menyaksikan semuanya.
Dengan gemetaran dan ketakutan, Tuan Han pulang. Dalam kondisi yang sama dengan Tuan Han, Ui Sun juga mengendarai mobilnya dengan gemetaran dan ketakutan.
Tuan Han lagi2 teringat pada apa yang dikatakan Hee Soon padanya. Tuan Han menangis.
Di rumahnya, Hee Soon sudah tergeletak yak bernyawa, dia dibunuh oleh orang yang bersembunyi di dalam lemari tadi dengan sebuah pena. (Kurasa itu bukan pena biasa....)
Ternyata orang itu adalah orang suruhan kakek Jo. Euuuuum.... Ternyata kakek Jo adalah orang yang berbahaya.
Yi Soo pulang, hambis membeli sesuatu, dia melihat Ui Sun keluar dari mobilnya dalam keadaan mabuk.
Dari kejauhan terlihat laki2 Jepang mengawasi mereka. Masih penuh misteri drama ini.
Di dalam kamarnya, Ui Sun masih merasa ketakutan. Dia menangis. Dia baru menyadari kalau jam tangannya hilang.
Jam Tangan Ui Sun sekarang sudah berada di tangan Bang Jin, detektif yang sudah berada di tempat kejadian. Bang Jin membaca inisial nama Ui Sun di jam tangan itu. Yang anehnya , Bang Jin tidak menyerahkan jam tangan itu pada polisi, dia malah mengantonginya. Hmmmmm... Apa sih rencananya.....?
Bang Jin menelpon Jaksa Oh Hyun Shik dan memberitahu sesuatu tentang Presdir Jo Sang Gook.
Jaksa Oh menemui Presdir Jo dan memberitahunya apa yang dikatakan Bang Jin. Presdir Jo pun menyuruh Jaksa Oh untuk menyelesaikannya semua itu menurut hukum yang berlaku.
"Minggu depan ªкŭ akan bertemu dengan Direktur Jung. Menurutku kau pantas memegang jabatan tinggi di kantor kejaksaan. Jadi saat ini ªкŭ sedang mempertimbangkan posisi apa yang paling sesuai untukmu. Kau akan menjadi orang yang bertanggung jawab menegakkan keadilan di negara ini. Tak seharusnya ªкŭ menempatkanmu di posisi yang sulit."
Jaksa Oh mengerti apa maksud perintah Presdir Jo. Presdir Jo menginginkan dia menyelesaikan masalah Ui Sun dan sebagai gantinya, Jaksa Oh akan di berikan jabatan yang lebih tinggi di kantor kejaksaan.
Tuan Han tidak pulang ke rumah, dia pergi ke suatu tempat. Dia melihat sebuah rumah dengan menangis.
Di ruangannya Presdir Jo sedang menunggu telepon dari seseorang.
Masih di dalam mobil, Tuan Han membaca dokumen milik Hee Soon. Matanya terbelalak setiap membaca dokumen itu dari lembar ke lembar. Dia tersentak saat mendengar ponselnya berdering dan itu adalah panggilan dari Presdir Jo.
Tuan Han kemduian memasukkan dokumen itu ke dalam loker nomor 22.
Tuan Han menemui Presdir Jo dan meminta ♏ααƒ padanya. Presdir Jo mengatakan dalam menjalani hidup, selalu ada kendala yang harus kita hadapi, "dan hal itu adalah salah satunya, jadi tak masalah. Ku kira kau sduah cukup membayar kesalahan di masa lalumu itu. Kita belajar banyak dari kesalahan yang kita lakukan. Dan tak ada hukuman yang lebih besar untuk seorang pendosa selain hidup setiap hari dan menyadari kita tak bisa mengubah masa lalu. Yang terpenting adalah bagaimana cara mengatasi kendala itu."
Tuan Han mengatakan kalau dia ingin menyerahkan diri. Presdir Jo menjawab kalau dia mengerti, tapi sebelumnya, dia ingin membuat kesepakatan dengan Tuan Han.
"Keputusan ada ditanganmu.... Tapi ªкŭ percaya kau akan membuat keputusan yang tepat demi Yi Soo dan Yi Hyun."
Beralih pada Ui Sun yang sedang galau di kamarnya.
Kembali lagi ke ruangan Presdir Jo dimana Tuan Han sekarang sudah duduk di kursi, memikirkan apa yang akan dia lakukan. Setelah lama berfikir, akhirnya Tuan Han berkata kalau dia akan melakukan seperti apa yang Presdir Jo katakan, tapi dia meminta waktu untuk memikirkan semuanya dan selain itu juga dia harus menemui seseorang. Prsdir Jo menyetujuinya.
Saat akan pergi. Presdir Jo menanyakan amplop milik Kim Hee Soon, Tuan Han terdiam sejenak dan kemudian mengatakan kalau amplop itu sudah dia hancurkan.
"Apa kau membaca isinya?" Tanya Presdir Jo. Melihat ekspresi Tuan Han, Presdir Jo dapat menebak kalau dokumen itu sudah di baca oleh Tuan Han.
Namun Tuan Han mengaku kalau dia tak percaya pada apa yang tertulis di dokumen itu, karena yang terpenting untuk Tuan Han, adalah dia sangat mengagumi Presdir Jo. Dia juga berjanji pada Presdir Jo untuk tidak mengungkap semua itu sampai dia mati. Semua itu karena dia sangat berhutang budi pada Presdir Jo. Presdir Jo percaya pada apa yang Tuan Han katakan.
Yi Soo belajar di rumah sampai ketiduran. Dia terbangun saat ayahnya pulang. Tuan Han lalu menyuruh Yi Soo tidur di kamarnya. Yi Soo ternyata menunggu ayahnya pulang, dia juga sudah menyiapkan ♏ªĸªΩ malam untuk ayahnya berikut sojunya.
Melihat apa yang sudah disiapkan oleh anaknya, Tuan Han lalu mengatakan tepat sekali, dia memang sedang ingin minum2. Tuan Han juga mengatakan kalau dia libur hari ini, dia ingin menemui seseorang.
"Siapa?" Tanya Yi Soo.
"Jika dipikir2 semua insiden dalam hidupku terjadi sangat mendadak. Seperti saat ibumu divonis kanker. Terjadinya perlahan, tepat di depan mata kita. Ibumu terkena kanker karena ayah. Dan ayah tak tahu apa2 tentang itu. Sebelum kematiannya, ibumu berkata pda ayah. 'Tak perduli bagaimana caramu hidup, berjanjilah.... Kau akan menjalani hidup dengan bahagia, hingga kelak kita akan bertemu lagi.'. Ayah dulu sangat yakin jika nanti bertemu dengan ibumu, ayah bisa mengatakan bahwa ayah sudah menepati janji ayah padanya. Ku kira ayah bisa mengatakan itu padanya." Tuan Han terus meneguk sojunya dan menangis. Yi Soo terkejut melihat ayahnya menangis.
0 komentar:
Post a Comment
Tolong berkomentar sesuai topik pembicaraan, dilarang spam dan jangan menaruh link aktif. Terima kasih :)