Ratu Jang bersama rombongan tiba di Hye Min Seo - klinik untuk rakyat miskin - dengan semangat dan hati yang siap untuk membantu.
Tapi tanggapan rakyat kepadanya sangat dingin bahkan mereka langsung kasak-kusuk, Ratu yang sekarang adalah si jahat Gyo dalam Novel Lady Sa.
Pyebi Min jalan mendekat ke arah Ratu Jang diikuti dayang Hong dan rakyat. Ini adalah kekuatannya. Yaitu rakyat. Ratu Jang tampak sedikit gentar dan terpukul. Rakyat mulai teriak, Ratu sekarang adalah Selir Gyo yang jahat!
Gyo! si selir jahat! Semua mengacung-acungkan tangan dan mengutuki Ratu Jang. P. Dong Pyeong tampak serba salah, mereka jelas tidak bisa melawan rakyat.
Sukjong datang bersama rombongan, ia melihat dan mendengar kata-kata mereka kepada Ratu Jang. Sukjong murka. Ia langsung membentak mereka, apa yang kalian lakukan pada ibu negara ini?!
Inhyeon terkejut dengan sikap Sukjong. Sementara Ratu Jang menangis diam-diam. Hyeon Moo teriak, berlutut! Beliau adalah Yang Mulia Raja Joseon!
Rakyat ketakutan dan baru sadar bahwa bangsawan di depannya adalah Raja. Mereka langsung berlutut dengan muka menghadap ke tanah.
Sukjong kesal sekali, apa Ratu mencelakai kalian? dia mengajukan diri untuk pergi ke sini dan membantu. Kenapa dia harus menderita mendengarkan cemoohan kalian?
Sukjong : Ratu..apa kau baik-baik saja?
Ratu Jang tidak bisa menahan air matanya, Yang Mulia..lebih baik saya kembali saja ke istana. Saya adalah tamu tidak diundang yang merusak suasana bahagia ini.
Sukjong : Tidak, ayo kita kembali bersama.
Sukjong menoleh dan menatap tajam Inhyeon, lalu berbalik dan merangkul Ratu Jang. Mengajaknya kembali ke istana.
Rombongan Raja berbalik dan meninggalkan Hye Min Seo.
Inhyeon hampir jatuh karena terpukul. Dayang Hong langsung menahan bahunya. Inhyeon menahan tangis dan tidak percaya, bahwa sampai detik ini, meskipun berhadapan dengan seluruh rakyat, Sukjong tetap terang-terangan membela Ok Jung.
Sukjong mengantar Ratu ke kediamannya, kau pasti lelah. Istirahatlah. Ratu Jang merasa malu. Sukjong mengulurkan tangan dan menepuk bahu Ratu Jang.
Sukjong ingin pergi, tapi Ratu memanggilnya. Yang Mulia! Ratu mendekat dan berkata, ia sudah mencoba untuk tidak mengulangi kesalahannya, tapi akhir-akhir ini, semakin saya mencoba untuk tidak mengulang kesalahan, justru rasanya seperti semakin dalam menggali lubang untuk diri saya sendiri.
Tidak masalah jika hanya saya yang kena, tapi saya takut ini akan mempengaruhi Yun kita.
Sukjong memastikan : Aku pasti akan melindungi Yun kita, agar tidak seorang pun bisa menyentuh sehelai saja rambutnya.
Ratu Jang : Ya, tolong lakukan itu, Yang Mulia.
Malamnya, Sukjong minum sendiri. Wajahnya muram. P. Dong Pyeong datang, apa Yang Mulia memanggil saya?
Sukjong menghela nafas. Ya...sudah lama kita tidak minum bersama.
P. Dong Pyeong tanya apa banyak yang membebani pikiran Raja. Sukjong tersenyum, aku seharusnya sudah merasa terbiasa. Tapi setiap aku menghadapinya, hatiku terasa berat lagi. Aku saja merasa seperti itu..aku tidak bisa membayangkan perasaan Ratu.
P. Dong Pyeong yakin Ratu bisa mengatasi masalah ini.
Sukjong tersenyum lemah. Ia heran bagaimana hati rakyat bisa berpihak seperti itu. Semua politisi itu, Partai Seoin yang liar, Partai Namin yang tidak kompeten, aku selalu bisa berdiri melawan mereka dengan semua kepandaian dan logika..tapi hati rakyat yang kuhadapi di Hye Min Seo benar-benar mengejutkanku. Bahkan meskipun terpengaruh oleh popularitas kisah Sa Ssi Nam Jeong Gi, tetap saja hati rakyatlah yang harus kupilih.
Alasan kenapa aku terus mengubah partai politik yang berkuasa meskipun harus melalui pertumpahan darah adalah karena aku ingin memerintah untuk rakyat. Tapi rakyat yang sangat kucintai..tidak bisa menerima Ok Jung yang kucintai. Ini benar-benar menghancurkan hatiku.
P. Dong Pyeong juga tampak sedih.
Sukjong jalan masuk ke kamar Ratu Jang. Ratu Jang tidur bersama PM Yi Yun, tangan Ratu memegang Yun. Keduanya terlelap dengan damai dan tidak mendengar kedatangan Raja.
Sukjong memandangi keduanya dengan penuh rasa sayang. Dua orang paling berharga untuknya di dunia.
Sukjong membaringkan diri di samping mereka sambil memandangi Ratu dan PM Yi Yun.
Jang Hyun ingin bertemu Sukjong. Sukjong kesal tapi bersedia menemui Jang Hyeon. Jang Hyeon memberi hormat pada Raja.
Sukjong tanya apa yang diinginkan Jang Hyeon. Jang Hyeon ingin mengajukan satu permintaan. Sukjong tidak percaya, permintaan dari seorang kriminal!
Jang Hyeon bersedia menerima hukuman untuk semua kejahatannya, ia akan mengakui semuanya, ia sudah meracuni Ibu Suri dan bersedia mendapat hukuman setimpal. Jang Hyeon tidak tenang jika hanya dituduh mengenai soal kecil seperti penyuapan.
Sukjong ketawa, ia mengerti ini taktik Jang Hyeon untuk menekannya. Kau ingin menyeret Ratu dan Putra Mahkota dalam kejahatanmu?!
Jang Hyeon memang licin. Akhirnya Sukjong tanya apa yang diinginkan Jang Hyeon darinya. Jang Hyeon hanya ingin satu hal, menenangkan roh Hong Joo putrinya dengan mendapatkan gelar Guk Gu meskipun hanya sehari. (Ampun deh.)
Sukjong geram sekali. Baiklah. Aku akan membuatmu menjadi ayah mertuaku. Tapi kau harus menutup mulutmu seumur hidupmu.
Jang Hyeon membungkuk dengan wajah gembira.
Ratu Jang masih mengingat kejadian yang dialaminya di Hye Min Seo. Betapa rakyat sangat membencinya dan memihak Inhyeon.
Ratu Jang minta Dayang Uhm bersiap. Ia akan pergi ke Gam Go Dang lagi.
Ratu Jang menemui Inhyeon lagi. Inhyeon tanya sekarang ada masalah apa lagi.
Ratu Jang : Untuk memberimu pelajaran.
Dayang Hong terkejut dan menegur Ratu karena berani bicara dengan kasar. Ratu Jang menatap Dayang Hong dengan tajam. Inhyeon minta Dayang Hong pergi dulu.
Ratu Jang : Sopan santunku dalam bicara berasal dari dalam hati. Meskipun kau adalah Pyebi (Ratu yang sudah diturunkan), tapi aku selalu menganggapmu sebagai seniorku sejak dulu. Sehingga aku tidak bisa bicara kasar kepadamu. Tapi setelah kejadian kemarin, aku merasa itu tidak penting lagi.
Ratu Min yang tidak pernah kehilangan harga dirinya atau formalitasnya apapun situasinya, tidak berbeda sikapnya dengan apa yang kulakukan untuk menjadi Ratu.
Inhyeon : Jadi kau datang untuk mengatakan itu?
Ratu Jang : Tidak, aku datang untuk menegaskan sesuatu. Meskipun hati rakyat condong kepadamu, Ratu yang resmi adalah aku. Jang Ok Jung bukan Pyebi Min. Dan aku akan mendapatkan kembali hati rakyat satu hari nanti.
Inhyeon : Tapi apa kau tahu, apa batasan dari Ratu Jang Ok Jung? Itu hanya bergantung pada dukungan Yang Mulia Raja. Tapi tahukah kau betapa rapuhnya dukungan Raja itu? Ada pepatah yang mengatakan "Menyukai buah persik sisa." Ada legenda tentang Mizi Xia yang sangat dicintai oleh seorang Bangsawan di Negara Wei. Saat Mizi Xia masih muda, ia menemukan buah persik yang lezat dan memberikan sisanya pada Bangsawan itu. Sang Bangsawan tersentuh. Tapi waktu berlalu dan kecantikan Mizi Xia pudar, maka rasa cinta Bangsawan itu juga pudar. Jadi, Bangsawan itu menyingkirkan Mizi Xia. Apa kau tahu kenapa?
Karena Mizi Xia memberi makan buah persik sisa padanya. Tidak peduli sedalam apa rasa cintanya, kalau itu hilang, maka akan menimbulkan masalah yang bisa mengakibatkan kematian. Setelah menjadi Ratu karena dukungan Raja, apa kau bisa yakin bahwa masa depanmu tidak berbeda dengannya?
Ratu Jang : Itu mungkin benar, tapi kenyataannya. Ibu negara Joseon saat ini adalah Jang Ok Jung. Jadi, kalau kau muncul lagi ke tempat dimana Ratu berada, aku akan menghukummu sesuai aturan. Ingat itu.
Ratu pergi. Inhyeon hanya bisa mencengkeram roknya dengan kesal.
Jang Hyeon akhirnya mendapat apa yang ia impikan. Gelar sebagai ayah mertua Raja. Jang Hyeon berlutut dan berkata pada roh putrinya, Hong Joo..akhirnya kisah cintamu dengan P. Boksun menghasilkan buah, aku menjadi ayah mertua raja dan melepaskan kemarahanmu. Aku merasa kau sudah menjadi Ratu melalui Ok Jung, jadi aku sangat bahagia.
Hal pertama yang dilakukan Jang Hyeon setelah jadi ayah mertua Raja adalah menemui Min Yoo Jung di pengasingan. Ia memamerkan surat keputusan dari Raja, menunjuk Jang Hyeon pedagang biasa menjadi ayah mertua Raja. Jang Hyeon ketawa, bagaimana perasaanmu?
Min Yoo Jung yang berasal dari keluarga bangsawan terkemuka dan Jang Hyeon si pedagang rendahan, sekarang ada di kelas yang sama. Bagaimana perasaanmu?
Min Yoo Jung masih belum mau mengalah, hanya dengan selembar kertas dan kau berani berkata kita ada di kelas yang sama? Tembok kelas tidak akan bisa kau panjat kecuali kau dilahirkan kembali. Apa kau sudah lupa tentang putrimu yang sudah meninggal?
Jang Hyeon menyeringai dan melempar meja Min Yoo Jung. Aku masih hidup karena putriku itu! Aku tidak perlu terlahir kembali, aku bisa mendapatkan kesetaraan kelas dengan kekayaan. Dan aku juga bisa mendapatkannya kalau memiliki kekuasaan. Aku benar-benar ingin menunjukkan itu pada putriku.
Min Yoo Jung : Meskipun kau mencobanya, apa akan ada yang berubah? Tidak peduli bagaimana caramu, apa kau bisa menjadi ayah mertua Raja yang sesungguhnya?
Jang Hyeon : Apa itu penting? surat dari Raja akan menyelesaikan semuanya di Joseon. Kau menyiksa dan membunuh putriku dengan darah dingin, tapi pada akhirnya darah rendahan itu menjadi WonJa, putra pertama Yang Mulia Raja. Dan anak itu akan naik ke takhta Raja.
(Benar juga, setelah Sukjong berarti Raja2 Joseon adalah keturunan rakyat jelata dari pihak ibu. Hehe..sampai akhir dinasti Joseon, ada istri Pangeran yang orang AS. Ada yang pernah lihat? Film tentang Julia Mullock? The Julia Project/The Last Princess? aku belum wkk..)
Min Yoo Jung : Dia masih belum naik takhta.
Jang Hyeon yakin itu akan segera terjadi. Saat anak dengan darah rendahanku menjadi Raja. Kaum bangsawan yang selalu berteriak soal kemurnian darah akan menundukkan kepala mereka pada anak yang memiliki darah rendahan di dalam tubuhnya.
Bagaimana rasanya? Menundukkan kepala kepada anak yang memiliki darah rendahan dalam tubuhnya?
Min Yoo Jung berkata anak itu masih harus menjalani perjalanan yang lama sampai ia menjadi Raja, siapa tahu ada sesuatu yang terjadi padanya?
Jang Hyeon tahu itu, itulah mengapa ia ingin mengakhiri nyawa Min Yoo Jung yang hanya tinggal beberapa hari saja. Apa kau mengerti?
Jang Hyeon menyuruh anak buahnya menghabisi nyawa Min Yoo Jung. Jang Hyeon ketawa sebelum meinggalkan Min.
Jang Hyeon mengunjungi makam Hong Joo bersama Kwang San. Ia ingin membuktikan pada putrinya bahwa ia bisa menjadi ayah mertua Raja melalui Ok Jung. Tanpa sepengetahuan Jang Hyeon, Hyeon Moo mengawasinya.
Jang Hyeon berkata di depan makam, kalau ia sudah membunuh Min Yoo Jung dan membalaskan dendam Hong Joo. Kwang San tampak gelisah. Hyeon Moo mengawasi mereka dari jauh.
Flashback, ternyata anak buah Jang Hyeon tidak pernah membunuh Min Yoo Jung. Lalu sekarang, tiba-tiba Kwang San menikam Jang Hyeon dari belakang.
Jang Hyeon syok, seumur-umur ia tidak pernah membayangkan Kwang San akan menghianatinya.
Jang Hyeon roboh di atas makam putrinya. Ia ingat semua perkataan dan pertemuannya dengan Min Yoo Jung.
Jang Hyeon di sela-sela nafas terakhirnya : Benar juga, sekali kau dilahirkan sebagai anjing di Joseon, kau akan mati sebagai anjing juga. Ayahmu ...tahu itu sekarang.
Jang Hyeon menutup mata untuk selamanya. Hyeon Moo masih mengamati dari jauh.
Sukjong berlatih memanah. Hyeon Moo lari menemuinya, Jang Hyeon sudah meninggal. Tapi ada yang mendahului saya.
Sukjong tanya siapa pelakunya. Hyeon Moo berbisik dan Sukjong diam saja, tapi ia menembakkan anak panah dengan wajah marah.
Ternyata Hyun Chi Soo pelakunya. Chi Soo mendapat laporan dari Seol Hyang. Chi Soo minta Seol Hyang mengirim pesan pada ayahnya di Qing, katakan padanya semua sudah dibereskan. (Mungkinkah Tuan Jin yang di Qing itu adalah kakak Ny. Kang guru Ok Jung? siapa tahu dia tidak meninggal saat jatuh ke laut tapi selamat, meskipun mungkin lumpuh atau apa. Jadi dendamnya membara pada Jang Hyeon. Bisa jadi cerita sendiri ini.)
Flashback, Chi Soo mengancam Kwang San untuk membunuh Jang Hyeon. Ia melemparkan uang dan minta Kwang San mengambilnya. Kalau kau tidak mau mati. Kejahatanmu sangat banyak bagaikan pasir di pantai. Kwang San akhirnya mengambil kantung uang itu.
Hee Jae melihat para tabib bergegas ke kediaman Choi Sukwon. Hee Jae menghentikan seorang tabib dan tanya kenapa mereka ke kediaman Sukwon.
Tabib : Choi Sukwon pingsan, mungkin saja dia hamil.
Hee Jae terkejut.
Tabib memeriksa Choi Sukwon dengan perantaraan benang, ia sepertinya susah payah merasakan denyut nadi bayi.
Choi Sukwon memegang kepalanya, kenapa aku merasa pusing? Aku merasa ingin muntah dan mual. Apa mungkin aku hamil? Sukwon menyeringai.
Tabib masih berusaha merasakan detak nadi bayi. Sepertinya ia tidak merasakannya.
Hee Jae mencoba mendengar dari balik pintu, lalu ia tanya pada seorang dayang, Choi Sukwon sakit apa? Dayang itu berkata, Choi Sukwon hamil.
Hee Jae syok. Choi Sukwon hamil?
Kim Man Gi bertemu Chi Soo dan berkata akan mulai secara perlahan dengan Jang Hee Jae. Kim Man Gi ingin menghancurkan Hee Jae lebih dulu. Ia tanya kartu apa lagi yang dimiliki Chi Soo untuk menghancurkan Partai Namin dan Ratu Jang.
Chi Soo tersenyum, Saya akan mengatakannya, saat saya menunjukkan kartu itu pada Tuan. Itu adalah kartu rahasia.
Hee Jae menemui Ratu Jang yang sedang main dengan PM Yun. Hee Jae tersenyum, Yang Mulia Ratu..apa anda begitu menyukainya?
Ratu Jang membenarkan, tentu saja. Kakak harus segera menikah dan punya anak sendiri. Berhentilah membuat Ibu pusing.
Hee Jae tanya, Yang Mulia..apa yang akan anda lakukan kalau Yang Mulia Raja memiliki anak lain? Ratu terkejut, Hee Jae orabeoni..apa kau mendengar rumor? Apa Yang Mulia..?
Hee Jae tersenyum dan menenangkan Ratu Jang, tidak..bukan seperti itu. Tapi Raja juga seorang pria. Itu hanya misalkan saja.
Ratu Jang : Hatiku rasanya terpukul. Aku bahkan tidak ingin memikirkannya. Yang Mulia selalu memintaku untuk memiliki banyak anak-anak seperti kelinci.
Hee Jae tersenyum.
Rombongan Ratu bertemu rombongan Choi Sukwon (Is it only me? tapi aku merasa dayang Sukwon tidak terlalu menyukai Choi. Mungkin ia juga merasa terpaksa melayani selir yang berasal dari golongan rendahan. Beda dengan Ratu yang mendapatkan Shi Young sejak awal dari Jimbang.)
Ratu Jang tanya apa Sukwon sudah mulai terbiasa dengan kehidupan istana. Sukwon membenarkan, ini semua karena Ratu Jang. Ratu heran, apa yang ia lakukan.
Choi Sukwon berkata ia hanya mengikuti jejak Ratu Jang. Ratu tanya apa maksudnya. Choi Sukwon hanya tersenyum sambil mengelus perutnya. Hee Jae kelihatan gelisah.
Choi Sukwon : Sebentar lagi adalah hari ulang tahun saya dan ini pertama kalinya saya merayakan ulang tahun di istana, saya benar-benar menantikan hidangan untuk hari itu.
Ratu Jang : Benarkah? Kalau begitu aku akan mengatakan pada bagian dapur untuk bersiap.
Choi Sukwon : Tidak apa-apa, sepertinya akan ada banyak orang yang ingin memperhatikan saya pada hari itu.
Ratu Jang pergi. Sukwon juga jalan tapi sempat menoleh, ia sedang melempar umpan. Hee Jae sepertinya termakan umpan Sukwon.
Benar saja, Hee Jae langsung pergi ke toko obat dan membeli sesuatu. Kim Man Gi ternyata sudah ada dalam toko itu dan tanya apa penjual obat memberikan rempah racun pada Hee Jae.
Pemilik toko obat itu membenarkan. Kim Man Gi puas, ia hanya tinggal menunggu sampai Jang Hee Jae masuk ke dalam jebakan mereka.
Hee Jae menaburkan racun itu ke atas beras ketan buatan ibunya. Ny. Yoon heran, memangnya untuk siapa air beras ketan itu. Hee Jae minta ibunya tidak perlu tahu, yang penting ibu harus membuatnya tampak seenak mungkin. Ny. Yoon tidak curiga dan melanjutkan membuat juice ketan.
Hee Jae membawa sari ketan itu dan menyerahkannya pada dayang Sukwon. Katakan kalau ini dari keluarga Choi Sukwon. Dayang itu mengerti.
Setelah Hee Jae pergi, ada seorang pejabat menengah yang muncul dan dayang itu menunjukkan bungkusan, ia mengangguk. Hee Jae masuk jebakan mereka.
Choi Sukwon merayakan ulang tahunnya bersama dua orang temannya. Mereka heran bukankah biasanya di istana ada yang mencicipi makanan dengan sendok perak?
Sukwon : Siapa yang akan meracuni selir rendahan sepertiku?
Sukwon meletakkan sendoknya dan mengambil cawan isi sari beras ketan, aku akan minum saja. Choi Sukwon kelihatan sedikit tegang, tapi ia membulatkan tekad dan meminum isi cawan itu.
Tiba-tiba Choi Sukwon merasa tercekik dan ia kesakitan. Teman2nya teriak, Sukwon Mama! Anda kenapa? tolong! panggilkan tabib sekarang juga.
Para dayang masuk dan panik, Sukwon Mama! cepat panggilkan tabib! Sukwon keracunan.
Kasim Yang lari menemui Sukjong. Yang Mulia! ada masalah, Sukwon Mama jatuh pingsan setelah meminum sari beras ketan yang beracun.
Sukjong terkejut, Choi Sukwon pingsan setelah minum sari beras ketan beracun? Insiden keracunan lagi di istana? Sukjong tidak akan melepaskan ini, ia minta petugas Naegeumbu memeriksa kasus ini dengan seksama.
Para dayang mulai disiksa. Perdana Menteri Jo yang memeriksa, ia tanya dari mana asal sari beras itu. Para dayang tidak tahu, mereka hanya tahu bahwa sari beras itu datang dari rumah Sukwon sendiri.
Tapi karena Perdana Menteri Jo mengambil plat besi membara, dayang langsung teriak, saya akan mengaku! Dari Tuan Jang Hee Jae.
Menteri Jo syok, apa katamu? Dayang itu menangis, itu jelas Tuan Jang Hee Jae. Ia meminta saya mengatakan bahwa itu dari keluarga jauh Sukwon Mama.
Ratu Jang mendengar ini dan tidak percaya. Tidak mungkin, kenapa kakakku melakukan itu?
Dayang Uhm : Itulah mengapa Jo Daegam mengirim pesan di tengah interogasi.
Hee Jae datang menemui Ratu. Yang Mulia, kenapa anda memanggil saya?
Ratu Jang : Hee Jae orabeoni, katakan yang sebenarnya! Apa kakak terlibat dengan makanan Sukwon yang diracun?
to be continued...
Ok Jung [1], [2], [3], [4], [5], [6], [7], [8], [9], [10], [11], [12], [13], [14], [15], [16-1], [16-2], [17], [18], [19], [20], [21-1], [21-2]
Notes :
Biasa...belum selesai, tapi lumayan untuk mengobati penasaran kan..^^
Hiks..sudah tinggal sedikit lagi dan harus berpisah dengan Ok Jung.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment
Tolong berkomentar sesuai topik pembicaraan, dilarang spam dan jangan menaruh link aktif. Terima kasih :)