Seseorang mengarahkan pedang ke leher Kapten markas itu yang sedang tidur. Pria itu terbangun dan melihat seseorang mengayunkan pedang ke arahnya. Secepat kilat, Kapten menangkis serangan dan bertarung beberapa jurus dengan penyusup itu. Kapten memotong lilin dan mengarahkannya ke wajah penyerangnya. PM Yi Sun!
Kapten itu bernama Hyeon Mu. Hyeon Mu langsung berlutut, Yang Mulia, bagaimana anda bisa datang ke sini..
Yi Sun tersenyum.
P. Dong Pyeong (terlahir : Yi Hang) mengerahkan orang-orang untuk mencari Ok Jung di tepi sungai sampai malam, tapi mereka tidak menemukan Ok Jung. P. Dong Pyeong bicara sendiri, Ok Jung-ah, kumohon...tetaplah hidup, tetaplah hidup.
Menteri Min menerima laporan anak buahnya yang menyerang P. Dong Pyeong. Min heran, kecuali seorang gadis dalam busana pria, semuanya normal? Anak buahnya membenarkan.
Karena semua senapan dibawa sendiri oleh PM Yi Sun. Yi Sun memberikannya pada Hyeon Mu. Hyeon Mu terkejut melihatnya.
PM Yi Sun : Kurasa kau membutuhkannya. Kita berdua membutuhkan senjata.
Ok Jung selamat, ia mungkin bisa berenang ke pinggir sungai atau terbawa arus ke pinggir sungai. Ok Jung sadar dan hal pertama yang ia periksa adalah, buku desainnya. Buku desainnya masih ada dan tidak basah karena disimpan dalam tabung bambu yang ditutup rapat. Ok Jung lega, lalu jalan pergi.
Yi Sun mencoba senapannya. Tembakannya lumayan tepat sasaran. Yi Sun berkata ke Hyeon Mu, tidak ada yang bisa ia lakukan saat ini, tapi kalau ia tidak menyiapkannya mulai dari sekarang, ia tidak akan bisa mengubah apapun meskipun ia naik takhta kelak.
Orang-orang inti partai Seoin, Song Shi Yeol, Min Yu Jung dan Kim Man Gi, sejujurnya mereka susah untuk dihadapi.
Hyeon Mu : Apa anda akan bisa terus melatih pengawal anda secara rahasia?
PM Yi Sun mengaku, itu sulit. Tapi Pamannya, P. Dong Pyeong akan membantunya.
Hyeon Mu : Apa anda bisa mempercayai P. Dong Pyeong?
PM Yi Sun : Dia satu-satunya orang yang kupercayai, selain Abba Mama.
Hyeon Mu ingin memanggil Yang Mulia pada Yi Sun. Yi Sun melarangnya, Daegeumwijang (Kepala Pengawal Istana). Hyeon Mu heran. PM Yi Sun tersenyum, dia dan P. Dong Pyeong sering bercanda seperti itu.
Ok Jung mendengar suara senapan dan orang latihan. Ok Jung mengikuti suara itu dan sampai di markas rahasia PM Yi Sun ini. Ok Jung mengendap-endap dan langsung membuka buku catatan desain-nya.
Ok Jung mulai menggambar apa saja yang ia lihat. Ia tidak hati-hati dan menjatuhkan tutup besi besar.
PM Yi Sun tidak melihatnya dan mengira ada sesuatu disitu, ia mengarahkan senapan ke arah Ok Jung dan menembak.
Untung pelurunya tidak mengenai Ok Jung. Ok Jung teriak dan ketahuan oleh Hyeon Mu serta pasukannya. Siapa disana?! Hyeon Mu teriak, apa kau berani mati? ayo, seret dia keluar!
Ok Jung dibawa keluar dari tempat persembunyiannya. Hyeon Mu menuduh Ok Jung sebagai mata-mata. PM Yi Sun mendekat dan mengenali Ok Jung, kau kan...?
Ok Jung langsung mengenali PM Yi Sun : Daegeumjang-nim? wkk
Hyeon Mu memeriksa buku sketsa Ok Jung, kenapa kau menggambar ini dan bagaimana kau bisa kesini? Kau bohong! Ok Jung berkata ia tidak bohong, ia tersesat dan terpisah dari rombongannya.
Dan alasan kenapa Ok Jung menggambar baju perang karena ia ingin tahu bagaimana baju itu kalau dipakai untuk bergerak. Hyeon Mu semakin tidak percaya, seorang wanita tapi tertarik dengan baju perang?
Hyeon Mu hampir saja memanggil Yi Sun dengan Yang Mulia lalu diubah jadi Tuan Kepala Pengawal, saya rasa mata-mata menemukan tempat ini. Seorang wanita yang menyamar masuk ke markas ini dan merayu tentara kita. PM Yi Sun minta Hyeon Mu diam dulu.
PM Yi Sun : Kau ingin melihat bagaimana baju perang itu saat dipakai bergerak?
Ok Jung menjelaskan, ia ingin ikut lomba mendisain baju perang baru, tapi ia justru mengganggu latihan. Ok Jung minta maaf.
PM Yi Sun : Baju perang baru?
Ok Jung ingin ikut lomba desain yang diadakan kementrian persenjataan. Perancang baju perang terbaik akan mendapat kontrak dari pemerintah.
Hyeon Mu tidak percaya, ini bohong, untuk apa pemerintah memberikan kontrak pada pedagang swasta? Tapi Yi Sun memang mengadakan lomba itu dan dia berkata Ok Jung tidak bohong.
PM Yi Sun heran, kenapa Ok Jung harus melihat latihan asli hanya untuk membuat baju perang. Ok Jung membenarkan, ia harus memperhitungkan gerakan dan berat baju perang itu saat dikenakan.
PM Yi Sun : Tapi kau tersesat dan entah bagaimana kau bisa sampai disini?
Ok Jung : Ya, kalau tidak terlalu merepotkan, apa Tuan bisa mengijinkan saya tinggal disini sehari untuk melihat?
Kalau Tuan merasa curiga, Tuan bisa memeriksa lukisan saya sebelum saya pergi.
Hyeon Mu jelas tidak memberikan ijin. Ok Jung memohon, saya mohon..sesuatu yang berharga bergantung pada ini.
PM Yi Sun tersenyum, apa yang berharga bagimu?
Ok Jung : Hidup dan impian saya.
Hyeon Mu kelihatan sangat keberatan. PM Yi Sun mengajak Hyeon Mu bicara sendiri. Hyeon Mu mohon, Yang Mulia, ini tidak bisa terjadi.
PM Yi Sun berkata Ok Jung jelas tidak membahayakan dan tidak punya maksud apapun, aku bisa menjaminnya. Hyeon Mu masih tidak setuju. PM Yi Sun membujuknya, dia ingin membuat baju perang terbaik, kalau itu terjadi, kau dan pasukanmu yang akan mendapatkan manfaatnya.
Hyeon Mu : Tapi tetap saja..
PM Yi Sun mengaku, ia sudah beberapa kali bertemu Ok Jung. PM Yi Sun menoleh sekilas ke Ok Jung. Ok Jung membungkuk dan tersenyum lebar.
PM Yi Sun berkata ke Hyeon Mu kalau Ok Jung sedikit gila.
Hyeon Mu terkejut, maksudnya dia wanita dengan bunga di rambutnya..(wkk, aku tiba2 suka Hyeon Mu)
PM Yi Sun : Aku tahu ini dari pengalamanku. Dia akan gila kalau melihat kain di tangannya. Dia ada di dunianya sendiri dengan hanya kain, jarum dan gunting.
Hyeon Mu melihat ke arah PM Yi Sun dengan curiga. PM Yi Sun heran, ada apa? Hyeon Mu tanya langsung, anda tidak punya perasaan lain dengan wanita itu kan?
PM Yi Sun : aish..perasaan lain apanya?
Hyeon Mu membungkuk ke arah PM Yi Sun lalu jalan ke Ok Jung. Baik, aku akan memberikan ijin. Tapi kau tidak boleh mengatakan pada orang lain apa yang kau lihat disini. Apa yang kau catat akan diperiksa sebelum kau pergi dari sini.
PM Yi Sun mendengarkan kata2 Hyeon Mu dan tersenyum simpul.
Ok Jung senang, terima kasih banyak. Tapi..apa ada cara untuk memberikan kabar pada rombongan saya bahwa saya selamat?
Hyeon Mu dengan tegas memberikan dua pilihan, kembali mencari rombongan dan tidak pernah kembali ke sini, atau mengamati, meneliti dengan cepat dan pergi dari sini. Hyeon Mu mengembalikan buku catatan Ok Jung dan jalan pergi. Ok Jung hanya menghela nafas.
PM Yi Sun menoleh ke arah Ok Jung. Ok Jung melihatnya. PM Yi Sun cepat2 memalingkan muka dan jalan pergi. Di markas militer harus jaga sikap :)
Ok Jung mulai mengamati dan menggambar seragam militer di markas Hyeon Mu. Hyeon Mu teriak, istirahat! Semua prajurit duduk berkelompok.
Ok Jung bicara sendiri, kuharap aku bisa bergerak dengan seragam itu. Seorang prajurit menawarkan meminjamkan seragamnya untuk Ok Jung. Ok Jung langsung tersenyum lebar.
Ok Jung mencoba seragam militer dan mencoba menggerakkan pedang dengan seragam itu, tapi gerakannya seperti main golf.
PM Yi Sun muncul dan mengejeknya, kau seharusnya mengayunkan pedang. Bagaimana kau bisa menebas sesuatu kalau pedang yang mengayunkan dirimu?
Akhirnya PM Yi Sun sendiri yang melatih Ok Jung memegang dan mengayunkan pedang. PM Yi Sun mengeluh, kau benar-benar lambat. Kau harus mengayunkan seperti ini dan bukan memukul dengan pedang.
Setelah mencoba beberapa kali, akhirnya pedang Ok Jung terbang dan mengenai kepala seorang prajurit yang tugas jaga. pletak..! ouch...it's hurt.
Ok Jung ketakutan. PM Yi Sun nyengir, bagus. Mau pedang atau tombak, kau pasti bisa membunuh tentara musuh.
Ok Jung berlatih lagi mengikuti petunjuk PM Yi Sun. Sepertinya mulai bagus gerakannya. Ok Jung merasa sudah lumayan, ia sudah latihan sampai 100 kali, kapan saya boleh bertanding?
PM Yi Sun geli, kau sudah mau bertanding? Ok Jung ingin naik ke level yang lebih tinggi lagi.
PM Yi Sun bersedia berlatih pedang bersama Ok Jung. PM Yi Sun tidak mengerahkan kekuatan penuh, tapi tetap serius..really? serius? yang bener..
Ok Jung tanya, mata atau tangan dulu yang seharusnya lebih cepat?
Yi Sun : Mata dan tangan harus sama cepatnya.
PM Yi Sun menahan Ok Jung saat Ok Jung hampir jatuh. Lalu ada angin yang membuat debu beterbangan. Ok Jung reflek meraih tangan PM Yi Sun.
Ok Jung merasa malu dan dengan cepat melepaskan tangan PM Yi Sun. PM Yi Sun menggodanya, bukankah kau menyentuh seluruh tubuhku dengan alasan sebagai penjahit baju? Ini cuma tangan.
PM Yi Sun mengajak Ok Jung berburu besok pagi, ikutlah kami kalau kau ingin tahu.
Ok Jung tampak senang, apa anda serius? PM Yi Sun tidak menjawab dan jalan pergi. Tapi PM Yi Sun mengepalkan tangannya yang tadi disentuh Ok Jung sambil senyum-senyum.
Hyeon Mu mengamati mereka dan kelihatan kurang senang.
Ok Jung ikut berburu bersama PM Yi Sun, dan pasukan Hyeon Wu. Ok Jung mengamati semua gerakan prajurit, bagaimana seragam militer mereka bergerak sesuai dengan gerakan mereka.
PM Yi Sun berbisik pada Hyeon Mu, sepertinya akan memisahkan diri. Lalu PM Yi Sun pergi ke satu tempat.
Ok Jung masih sibuk mengamati pasukan dan sadar ia tidak melihat PM Yi Sun lagi, hanya ada Hyeon Mu dan pasukannya.
PM Yi Sun memacu kudanya ke tepi sungai yang sunyi. Ia menemui seorang pemancing ikan. Bagaimana mungkin seorang yang seharusnya memimpin pemerintahan hidup bersembunyi seperti ini?
Pria itu adalah Heo Jeok. Heo Jeok berdiri dan melihat ke arah PM Yi Sun, ia mengenali PM Yi Sun. Yang Mulia Putra Mahkota? Heo Jeok langsung membungkuk.
PM Yi Sun tersenyum : Kau mengenaliku?
Ok Jung terpisah dari pasukan. Ia berkuda di wilayah yang sepi. Ok Jung melihat bunga kecil warna pink-ungu dan ia senang sekali, ah bunga itu sempura sekali untuk mewarnai kain. Ok Jung langsung turun dari kuda dan mulai mengumpulkan bunga.
Ada gerombolan perampok lewat, mereka mencuri kuda Ok Jung. Ok Jung ketakutan dan melarikan diri. Perampok mengejar Ok Jung dan sadar kalau Ok Jung itu seorang wanita. Ok Jung teriak2.
PM Yi Sun berkuda di sekitar situ dan mendengar teriakan Ok Jung. PM Yi Sun segera melarikan kuda ke arah teriakan itu.
Perampok itu menangkap Ok Jung, kalau kau pria, kami hanya akan membawa kudamu. Kami sungguh beruntung. PM Yi Sun menghadang mereka. Ok Jung langsung memanggilnya, Kepala Pengawal Istana.
Para perampok terkejut, Kepala Pengawal Istana? bukankah jabatannya cukup tinggi? kita lumayan beruntung. PM Yi Sun turun dari kuda, apa yang kalian inginkan?
Kepala perampok itu memegang dagu Ok Jung, kau memakaikan baju pria dan mengajaknya berburu, dia pasti wanita yang berharga untukmu.
PM Yi Sun : Jadi, apa yang kalian inginkan?
Kepala perampok itu minta sebongkah emas. PM Yi Sun kesal, ia mengambil busur dan panahnya lalu mengarahkan pada para perampok itu. Dasar manusia bodoh, yang kau inginkan hanya sebongkah emas?
Perampok itu menekankan pedang ke leher Ok Jung, jika dia mati, kau pasti akan terluka.
PM Yi Sun tidak gentar : Meskipun demikian, aku tidak akan negosiasi dengan pencuri seperti kalian.
Ok Jung benar-benar ketakutan. PM Yi Sun tidak berkedip sedikitpun dan mengarahkan panah pada perampok itu.
Raja Hyeonjong menjatuhkan mangkuk obatnya, ia batuk-batuk. Ratu terkejut dan menampar perawat istana, apa yang kau lakukan? kenapa membuat obat yang tidak bisa diminum Yang Mulia?
Tiba-tiba Raja muntah darah. Oh tidak. Ratu syok, Yang Mulia...apa yang terjadi dengan anda?
Ratu teriak, Putra..Putra Mahkota! Cepat panggil Putra Mahkota pulang!
PM Yi Sun langsung membidik mereka. Ok Jung memejamkan mata karena ngeri. Anak panah PM Yi Sun mengenai lengan kepala rampok itu. PM Yi Sun bertarung dengan dua perampok lainnya.
Kepala rampok marah dan menaikkan Ok Jung ke kuda, lalu melarikan Ok Jung. Ok Jung teriak2.
PM Yi Sun melumpuhkan dua perampok itu dan mengejar Ok Jung. PM Yi Sun berkuda di sebelah kuda perampok itu dan menarik Ok Jung kembali ke kudanya. Perampok itu lari.
Ok Jung dalam kondisi histeris. Ia turun dari kuda PM Yi Sun dan melarikan diri. PM Yi Sun mengejarnya. Ok Jung memukul dan menendang sekuat tenaga, berusaha melepaskan diri dari PM Yi Sun.
PM Yi Sun memeluknya, ini aku! Ini aku! Ok Jung akhirnya bisa ditenangkan dan sadar kalau dia sudah aman.
Ok Jung melepaskan diri dan mengatur nafasnya. Ok Jung masih menyimpan sisa air matanya. PM Yi Sun geli, ini mengherankan, kau ternyata cengeng. Kukira kau ini gadis yang tidak takut apapun.
Ok Jung melotot marah dan jalan pergi. PM Yi Sun menyusul dan menarik tangan Ok Jung.
PM Yi Sun kesal, aku tidak melakukannya untuk mendapat ucapan terima kasih, tapi tetap saja aku sudah menyelamatkan nyawamu. Bukankah kau terlalu kasar?
Ok Jung menahan tangisnya, ia mengarahkan pedang ke leherku tapi kau tetap saja menembakkan panah. Aku hampir kehilangan nyawaku karena keberanianmu.
PM Yi Sun : Aku tetap menyelamatkanmu.
Ok Jung marah : Kalau kau meleset?!
PM Yi Sun : Aku tidak pernah melakukan sesuatu yang tidak kuyakini!
Ok Jung tetap marah dan jalan pergi. PM Yi Sun naik ke atas kuda dan mengikuti Ok Jung.
PM Yi Sun : Kau tidak mau naik? perjalanan kita masih jauh.
Ok Jung masih menangis sedikit. Ia tidak menjawab. PM Yi Sun turun dari kuda. Ok Jung hampir jatuh dan PM Yi Sun menahannya.
PM Yi Sun mengangkat Ok Jung dan menaikkannya ke atas kuda. PM Yi Sun bahkan berlutut dan meletakkan kaki Ok Jung ke pedal kuda. wow...ini bukan Pangeran biasa lo..ini Putra Mahkota.
PM Yi Sun menarik kudanya dan jalan di samping Ok Jung. Mereka tidak perlu berkuda bersama.
Ok Jung berkata akan pulang besok pagi. PM Yi Sun tanya apa Ok Jung yakin bisa membuat rompi militer yang bagus.
Ok Jung : Mungkin. Tidak, saya pasti akan membuat rompi yang bagus.
PM Yi Sun ingin tahu kenapa Ok Jung harus membuat bermacam-macam baju. Ok Jung berkata itu adalah impiannya. Orang-orang mengenakan baju buatannya dan tidak kedinginan. Dan ada yang menyampaikan perasaannya pada orang yang mereka cintai dengan baju buatannya. Bukankah itu luar biasa?
PM Yi Sun : Selama ini aku menganggap baju hanya untuk dikenakan. Aku tidak pernah berpikir kalau baju bisa berarti seperti itu.
Lalu, apa kau sudah mencapai impianmu sebagai pembuat baju?
Ok Jung : Belum, saya harus membuat baju terbaik satu hari nanti. (apa? jubah Raja? yeah)
PM Yi Sun tanya, bagaimana kalau gagal, bagaimana kalau kau tidak berbakat atau tidak beruntung?
Ok JUng : Saya punya senjata rahasia.
PM Yi Sun berhenti dan menoleh, senjata rahasia?
Ok Jung menunjukkan kepalan tangannya, yang ada di dalam tangan saya, yang tidak pernah menyerah, namanya harapan. Selama saya terus mencoba, saya percaya saya bisa meraih impian saya.
PM Yi Sun : Impian.
Ok Jung : Apa impian Tuan?
PM Yi Sun : Aku ingin semua rakyat Joseon tidak kelaparan.
Ok Jung heran, itu adalah impian yang bahkan Raja saja tidak bisa meraihnya. Bagaimana Tuan bisa memiliki impian seperti itu?
PM Yi Sun tersenyum, ia ingin meraihnya meskipun Raja tidak bisa melakukannya. Ok Jung geli, dengan impian sebesar itu, apa tidak apa-apa, anda ada di lokasi perburuan seperti ini?
PM Yi Sun tertawa, ya, kurasa begitu. Ambisi yang besar dan kenyataan yang membuatku frustrasi, kurasa aku hanya ingin melupakan kecemasanku saja.
Ok Jung heran, anda memiliki kecemasan? PM Yi Sun membenarkan, siapa yang tidak memilikinya? Apa kau pernah berpikir menikahi seseorang yang tidak kau sukai?
Ok Jung merasa sesuai kebiasaan Joseon, pernikahan seperti itu bisa saja terjadi. Tapi kalau itu membuat saya menutup hati saya, saya tidak akan melakukannya.
PM Yi Sun mengundang Ok Jung untuk melihat matahari terbit bersamanya besok. Ada pemandangan indah hanya 10 meter dari sini. Nanti aku akan mengatakan impianku yang sebenarnya, dan siapa aku sebenarnya.
PM Yi Sun menarik kuda Ok Jung lagi dan ia tersenyum. Ok Jung juga tersenyum.
Malamnya, PM Yi Sun minum bersama Hyeon Mu. Hyeon Mu bicara terus terang, ini bukan saatnya menikmati indahnya bunga.
PM Yi Sun : Indahnya bunga? Yah kurasa kau memang bisa menganggapnya demikian. Aku tidak bisa menyangkalnya.
Ok Jung kebetulan lewat dan mendengar percakapan keduanya. Ia sembunyi dan sengaja ingin mendengar lebih banyak.
Hyeon Mu protes, bagaimana itu bisa terjadi? dia bukan berasal dari keluarga bangsawan. Dia tidak berkedip sedikitpun melihat para prajurit yang brutal itu. Tolong hati-hati.
PM Yi Sun : Kenapa? bukankah itu menyenangkan? Dia adalah wanita pertama yang memperlakukanku seperti itu. Itu menyenangkan.
Hyeon Mu tampak cemas : Tapi anda akan berhenti bersenang-senang kan? Anda belum benar2 jatuh cinta pada wanita itu kan?
PM Yi Sun ketawa, kau ini tidak berubah. Kau takut rumah akan runtuh setelah melihat sebuah retakan di dinding. PM Yi Sun menepuk bahu Hyeon Mu, aku ini punya standar tinggi. Tunanganku haruslah berasal dari keluarga yang paling tidak setara dengan keluarga Perdana Menteri.
Kalau bukan putri Perdana Menteri. Apa aku akan memberikan hatiku untuk gadis rendahan yang lari kesana-sini di hutan?
Hyeon Mu tidak percaya begitu saja, anda juga sama Yang Mulia.
Ok Jung tidak mendengar lebih lanjut lagi dan pergi.
Padahal Hyeon Mu berkata seperti ini : Anda selalu menepuk bahu lawan bicara anda kalau anda tidak sungguh-sungguh dengan perkataan anda.
PM Yi Sun menepuk bahu Hyeon Mu lagi, tidak. Kau salah kali ini. Tapi kelihatan jelas Hyeon Mu tidak percaya.
PM Yi Sun minum araknya. Ia memaksakan diri tersenyum, karena hatinya sebenarnya berkata lain.
Ok Jung masuk ke tendanya, ia memeluk buku sketsanya dan merasa sakit hati. Ia ingat kata2 Yi Sun, yang tidak akan jatuh hati dengan wanita rendahan seperti dirinya. Ok Jung menangis.
PM Yi Sun masuk ke tendanya, ia memikirkan Ok Jung dan kewajibannya menikah dengan putri menteri demi koalisi politik. PM Yi Sun tidak bisa mengikuti kata hatinya seperti orang lain karena jika dia egois, maka keluarga Raja dan negara akan hancur. Posisinya adalah posisi yang sunyi.
Tiba-tiba terdengar suara kuda. Kasim Yang datang. PM Yi Sun terkejut, kenapa kau bisa kesini?
Kasim Yang : Yang Mulia, anda harus segera kembali ke istana.
PM Yi Sun tanya, apa terjadi sesuatu di istana, ia pucat sekali. Kasim Yang membisikkan sesuatu dan PM Yi Sun segera minta Hyeon Mu menyiapkan kudanya, ia harus segera kembali ke istana.
PM Yi Sun melihat bayangan Ok Jung di dalam tenda. Ia pesan ke Hyeon Mu, terjadi sesuatu dan aku harus pergi, katakan padanya kalau kami tidak bisa melihat matahari terbit besok dan aku minta maaf.
Hyeon Mu : Yang Mulia.
PM Yi Sun bergegas kembali ke istana dan duduk di samping Raja. Ia menggenggam tangan ayahnya dengan wajah sedih. Raja Hyeonjong masih belum sadar.
Beberapa saat kemudian, Raja membuka matanya. PM Yi Sun lega, Abba Mama, bagaimana perasaan anda sekarang?
Raja tidak menjawab pertanyaan Yi Sun, ia tanya apa Yi Sun sudah mendapat jawaban dari 'peramal itu'? Maksudnya jawaban Tuan Heo Jeok.
PM Yi Sun tersenyum dan mengangguk. Tapi wajahnya kelihatan cemas dengan kondisi Raja.
Paginya, sebelum matahari terbit, Ok Jung keluar dari tenda. Ia terkejut karena Hyeon Mu sudah menunggunya. Ok Jung membungkuk dan minta maaf karena sudah menyusahkan mereka. Tuan bisa memeriksa lukisan saya.
Hyeon Mu tidak akan memeriksanya. Hyeon Mu berkata, yang lebih berbahaya adalah menyimpannya (Yi Sun) dalam hatimu.
Ok Jung tersenyum, anda benar2 takut rumah roboh hanya karena sebuah retakan di dinding. Hyeon Mu kelihatan heran. Ok Jung melanjutkan, hanya karena saya bertemu dengannya beberapa kali, bukan berarti saya menyimpannya di dalam hati. Jadi dia bisa pergi melihat matahari terbit sendiri.
Hyeon Mu : Dia sudah pergi semalam. Aku merasa lega karena sepertinya kau mengerti maksudku.
Hyeon Mu pergi. Ok Jung benar-benar terlihat sangat terluka.
P. Dong Pyeong dan Hyang gelisah di studio Ok Jung. Tiba-tiba Ok Jung jalan masuk. Hyang langsung berseru, Ok Jung-ah! Kau bukan hantu kan? Ok Jung minta maaf, karena tidak bisa memberi kabar dan Ok Jung mencemaskan luka P. Dong Pyeong.
P. Dong Pyeong lega sekali, itu hanya goresan kecil saja, kau tidak apa-apa? Kau kemana saja?
Ok Jung ingat harus merahasiakan markas Hyeon Mu. Akhirnya Ok Jung berkata ia tinggal beberapa hari di rumah penduduk sekitar.
Hyang kesal, kau seharusnya bisa mengirim orang untuk menyampaikan pesan, P. Dong Pyeong dan aku sangat cemas, kami bahkan akan mengerahkan semua orang untuk mencarimu lagi.
P. Dong Pyeong memegang lengan Ok Jung, sudahlah, yang penting kau tidak apa-apa. Aku merasa tidak enak kepadamu, aku..
Ok Jung : Saya minta maaf karena saya hanya memikirkan diri saya sendiri padahal anda dalam bahaya. Maafkan saya.
Ok Jung menangis, sebenarnya ini karena emosi yang ditahan. Ok Jung patah hati. P. Dong Pyeong bingung, Ok Jung-ah..
Ok Jung tersenyum, tidak apa-apa, saya hanya merasa lega sudah kembali ke rumah lagi.
P. Dong Pyeong mengerti dan minta Ok Jung masuk untuk istirahat dulu. P. Dong Pyeong tampak kecewa dengan dirinya sendiri karena tidak bisa melindungi Ok Jung.
P. Dong Pyeong bertemu PM Yi Sun, tidak terlihat sinar ceria di mata Dong Pyeong, kasihan. P. Dong Pyeong cerita, ia berangkat sendiri dan diserang. PM Yi Sun terkejut, apa kau terluka?
P. Dong Pyeong : Orang lain yang mungkin terluka karena saya, tapi untungnya dia pulang ke rumah dengan selamat.
PM Yi Sun : Jadi itu yang terjadi.
P. Dong Pyeong merasa bersalah karena membawa 'anak itu' bersamanya, padahal tahu kalau ia diikuti. Saya tidak bisa menemuinya untuk sementara waktu.
PM Yi Sun tersenyum : Dang-suk (paman), aku tidak pernah melihat wajahmu seperti itu.
P. Dong Pyeong tanya bagaimana perjalanan PM Yi Sun. PM Yi Sun berkata semua berjalan lancar dan ia juga mendapatkan nasihat bagus dari peramal (Heo Jeok).
P. Dong Pyeong menyinggung soal pemilihan putri mahkota, ia berharap calon istri Putra Mahkota adalah senjata rahasia anda.
PM Yi Sun tersenyum, senjata rahasia. Ia ingat seorang wanita yang mengatakan bahwa harapan adalah senjata rahasianya.
P. Dong Pyeong jadi tertarik, karena PM Yi Sun menyebut seorang wanita, wanita seperti apa dia? PM Yi Sun berkata, dia wanita yang tidak biasa dan itu adalah rahasianya.
PM Yi Sun ingin konsentrasi dengan pemilihan desain rompi militer dulu. Karena dimulai dengan hal kecil ini, PM Yi Sun ingin mulai memberantas korupsi yang sudah mengakar di pemerintahan Joseon.
Ok Jung demam. Hyang tidak mengerti, biasanya Ok Jung sangat sehat, apa yang terjadi? Kau tidak mengalami kejadian buruk kan?
Ok Jung minta Hyang membawakan buku sketsa dan peralatannya. Mereka tidak punya banyak waktu sampai batas akhir pendaftaran desain rompi militer.
Ok Jung mencurahkan energinya untuk membuat rompi. Ok Jung memakai sendiri rompinya dan mencoba bergerak sesuai latihan yang ia lihat dan alami.
Ok Jung menggunting bagian yang terasa sesak, menambahkan kapas di bagian tertentu dan memasang plat besi ringan di balik kainnya.
Ok Jung tidak bisa melenyapkan ingatan tentang PM Yi Sun, ia meletakkan tangan di dadanya, rasanya sakit. Tiba-tiba Ok Jung punya ide. Ia menyulam sebuah huruf. Huruf wang (Dari kata xi-wang, harapan. Chinese.)
Rompi militer itu jadi. Ok Jung dan Hyang mengaguminya. Hyang menunjuk bordiran Ok Jung, wah bahkan ada bordirnya, ini seperti mata naga. Ok Jung senang, benarkah?
Hyang merasakan benda keras di bagian dada rompi itu, apa ini? Ok Jung menyelipkan plat besi di bagian dada. Karena selain pedang dan tombak, di medan perang juga ada senapan. Senapan digunakan dari jarak jauh, jadi plat besi ini bisa mencegah luka yang parah. Hyang heran, kau bahkan memikirkan senapan? Bagaimana kau bisa berpikir soal itu?
Ok Jung : Itu..luka karena senapan atau terluka perasaanmu, bagian itu rasanya sama-sama sakit.
Hyang tidak mengerti. Ok Jung cepat2 berkata mereka harus memasukkan rancangannya ini atas nama perusahaan pamannya, ia yakin rompinya akan terpilih. Harus.
PM Yi Sun melihat semua desain rompi militer yang dimasukkan. PM Yi Sun tidak suka rompi pertama, terlalu bling2, kalian bisa dimakan hidup-hidup. Rompi kedua terlalu panjang. Bagaimana bisa mengayunkan pedang dengan ini?
Rompi ketiga bagus, lolos. Rompi keempat, PM Yi Sun benar2 menyukainya, panjangnya pas di panggul untuk memaksimalkan gerakan, ada lembaran logam yang bisa digunakan untuk bertahan, ini yang terbaik.
PM Yi Sun menyentuh bordir di dekat dada, wang (baralmang-harapan). PM Yi Sun langsung tahu, ini buatan Ok Jung.Anak buahnya tanya, yang ini lolos atau tidak, Yang Mulia? PM Yi Sun tersenyum, lolos. Tentu saja lolos. Dua rompi ini lolos. Aku akan membuat keputusan setelah melakukan satu pengujian lagi.
PM Yi Sun menguji dengan cara menembak kedua rompi itu. Ternyata yang pertama, tidak lolos dan berlubang. Sementara rompi buatan Ok Jung, walaupun berlubang tapi tidak tembus. PM Yi Sun senang sekali, ia membelai bordiran Ok Jung, kirim rompi ini ke kantor, aku akan membuatnya menjadi pemasok baru.
PM Yi Sun akan mengatakan keputusannya setelah bicara dengan Raja.
Ok Jung dan Hyang gelisah, bagaimana ini, apa rompi kita akan diterima. Bagaimana kalau gagal?
Ok Jung : Tidak, kita akan berhasil. Aku yakin itu.
Ok Jung takut, kalau ia gagal berarti ia memberikan dirinya sebagai jaminan dan harus bersedia melakukan apapun keinginan pamannya.
PM Yi Sun menghadap Raja dan Ratu, ia semangat sekali dan berkata sudah mendapatkan pemasok baru untuk rompi militer itu. Tapi Raja dan Ratu tidak melihat ke arah Yi Sun. Ratu menghentikan putranya. Ia sudah memilih pemasok untuk rompi itu.
PM Yi Sun tidak percaya ini, Omma Mama. Lalu melihat ke arah ayahnya, Abba Mama.
Ratu Myeongseong mengaku, ia memang sudah menerima pemberian dari Menteri Min dan jumlahnya cukup banyak. Termasuk kulit harimau dan perhiasan. Ratu sudah lama menerima pemberian dari Min.
PM Yi Sun mencoba menjelaskan, anak buah harus melihat satu kekuatan agar mereka bisa setia. Keluarga Raja yang tidak memiliki kekayaan dan otoritas bisa menekan mereka hanya dengan pembenaran. Jika Ibunda seperti ini, bagaimana saya bisa menemukan pembenaran saya?
Ratu : Jadi, apa kau ingin menjatuhkanku? Apa kau akan membuatku berlutut di tengah istana dan jadi bahan tertawaan?
PM Yi Sun menghela nafas, Ayah. Raja juga tidak berdaya. Tidak ada cara lain. Otoritas keluarga Raja telah lama hancur. Kau tidak bisa membuat Ratu negeri ini, ibumu sendiri, melakukan itu didepan para menteri.
PM Yi Sun marah tapi tidak berdaya.
PM Yi Sun bertemu Menteri Min dan Kim. Yi Sun marah pada Min, ia membentaknya, beraninya kau memanfaatkan Ratu demi kepentinganmu sendiri dan kau masih menyebut dirimu Perdana Menteri negri ini?
(Begitu Sukjong naik takhta, posisi Perdana Menteri dipegang oleh Heo Jeok, th 1674)
Menteri Kim terkejut, Yang Mulia! Menteri Min minta Menteri Kim pergi dulu.
Min berkata ia ingat sebelum diangkat sebagai Putra Mahkota, PM Yi Sun berkata bakti pada orang tua itu lebih penting daripada negara. Ia ingat itu dan saat inilah pembuktiannya. Tidak seharusnya Ratu duduk di lantai yang dingin di istana dan menunggu penghukuman.
PM Yi Sun teriak murka : Beraninya kau mengatakan hal seperti itu!
Min tetap tenang : Dengan kata lain, kalau saya adalah otaknya maka Ratu adalah tubuhnya. Tapi jika anda masih tetap ingin menjatuhkan saya, silahkan saja. Saya akan menerimanya dengan senang hati. Oh ya, tentang Guk Heon (Pernikahan kerajaan), apa saya bisa memohon perhatian Yang Mulia dalam proses pemilihan calon Putri Mahkota?
Min jalan sambil tertawa. PM Yi Sun marah besar. PM Yi Sun masuk ke kamarnya dan membuang semua barang diatas mejanya. PM Yi Sun benar-benar tidak berdaya, ini yang membuatnya murka.
Jang Hyeon mengabarkan berita ini pada Ok Jung, mereka gagal. Ok Jung tidak percaya, apa penyisihannya adil? Saya yakin sekali bisa menang.
Jang Hyeon tahu prosesnya pasti tidak adil, tapi ia tidak bisa membuktikannya. Kalau aku buka mulut pasti hanya akan dihina.
Paman Ok Jung menyeringai, Ok Jung-ah, sekarang kau harus bersiap memenuhi janjimu.
Ok Jung pucat pasi, ia ingat ekspresi Bok Sun-gun saat melihatnya dan kata2 P. Bok Sun. Pamannya ingin Ok Jung menjadi selir P. Bok Sun. Hiiy...
PM Yi Sun menemani Raja lagi. Ia memegang erat tangan ayahnya. Raja berkata dengan lemah, paling tidak ia harus bertahan dan melihat putranya menikah dan melihat cucunya. Yi Sun menghibur ayahnya, Ayah pasti akan hidup sampai lama.
Raja ingin mempercepat pernikahan Kerajaan.
PM Yi Sun membelai tangan ayahnya, Abba Mama, saya tidak akan bisa menghabiskan hidup saya dengan wanita yang benar-benar saya cintai kan?
Raja cerita, dulu sekali, ia juga mengalami hal yang sama. Tapi ia tidak bisa bersama wanita yang ia cintai, akhirnya Raja membuat wanita itu pergi sejauh mungkin. Gelar Putra Mahkota yang kulindungi tidak bisa melindungi wanita yang kucintai. Pemilihan istri hanyalah sebuah proses politik. Perasaanmu tidak penting jika menyangkut urusan politik.
Takhta adalah tempat duduk yang sangat kejam. Jangan mengikuti langkahku.
Raja menutup matanya, ia ingin tidur dan ingin Yi Sun tetap disampingnya sampai ia tidur.
Setelah itu, PM Yi Sun memandangi rompi militer Ok Jung dan menyentuh sulaman harapan di rompi itu. Yi Sun menghela nafas.
Menteri Min bertemu dengan Menteri Kim di gibang eksklusif. Min mengeluh proses pemilihan Putri Mahkota putaran pertama ini terlalu lama. Min membujuk Ratu untuk mengadakan pemilihan sampai putaran kedua saja.
Karena meskipun sampai ke putaran ke-3, yang terpilih sebagai Putri Mahkota hanyalah satu orang, jadi untuk apa repot2 sampai tiga putaran? Dua orang gadis yang tidak terpilih di putaran ke-3 tidak boleh menikah dengan siapapun dan harus masuk istana sebagai selir. Jadi Min ingin membuat semua kandidat untuk mundur saja dan hanya tinggal putrinya seorang.
Min berkata ke Kim, putrimu juga termasuk kandidat yang kuat, apa kau merasa tidak adil?
Menteri Kim tidak berani menentang Min, ia berkata In Gyeong putrinya juga tidak cocok menjadi Ratu, ia anak yang cengeng dan gugup saat di putaran pertama. Min senang dan bersulang dengan Menteri Kim, ia minta bantuan Kim untuk mendesak semua kandidat untuk mengundurkan diri.
Seorang gisaeng mendengar percakapan mereka dan menyampaikan ini pada P. Bok Sun (terlahir Yi Nam). P. Bok Sun kesal, Kim Man Gi memang pengecut. Sekarang akan bisa dipastikan putri Min Yu Jung akan menjadi Putri Mahkota. Tidak ada yang bisa menghentikan Min Yu Jung saat ini.
Jang Hyeon yakin pasti ada cara, ia tanya soal persyaratan menjadi Putri Mahkota, karena ia tidak tahu adat istiadat istana. Jika putrinya memang sempurna, apa ada hal lain yang bisa membuatnya didiskualifikasi?
P. Bok Sun menjelaskan syarat menjadi Putri Mahkota, nama keluarganya berbeda dengan nama keluarga Raja, bukan anggota keluarga kerajaan, dia bukan termasuk dalam delapan sepupu Putra Mahkota, dan kedua orang tuanya masih hidup. P. Bok Sun mengeluh, Min Yu Jung memang benar2 beruntung, ia tahu tidak ada yang bisa didiskualifikasi, jadi itulah mengapa ia mendesak putrinya masuk ke final.
Jang Hyeon putar otak, Tuanku, kita bisa membunuhnya saja.
P. Bok Sun terkejut : Membunuh siapa?
Jang Hyeon tersenyum. Astaga paman Ok Jung ini benar2 gila.
Jang Hyeon mengamati In Hyeon yang sedang mengambil pesanan obat untuk ibunya.
Menteri Min tiba di pasar dan tanya apa yang dilakukan Jang Hyeon disini. Jang Hyeon buru-buru menghormat dan berkata, dia ini pedagang. Ia selalu ada di tempat uang berada dan pasar ini berbau uang.
Menteri Min : Sepertinya kau masih belum tahu posisimu, tapi kau bersikap seolah-olah kau tahu.
Menteri Min melihat ke arah tandu Jang Hyeon dengan kesal. Lalu jalan menemui putrinya. Jang Hyeon mengamati mereka.
Jang Hyeon meminta Kwang San menyusup ke kediaman Menteri Min dan memasukkan racun ke dalam obat ibu In Hyeon. Sebenarnya bukan racun langsung, melainkan bubuk obat herbal yang punya sifat racun, ramuan itu bisa jadi obat kalau sudah diambil sifat racunnya, tapi jika racunnya belum diambil dan ramuan itu masuk ke dalam obat Ny. Min, maka akibatnya akan fatal.
(Jadi kalau diselidiki, pasti tidak akan ketemu racun karena semuanya adalah ramuan herbal, sadis memang.)
Jang Hyeon tersenyum, kalau aku tidak bisa mendapatkannya, maka Min juga tidak bisa mendapatkannya.
Obat itu selesai dimasak dan In Hyeon sendiri yang meminumkannya untuk ibunya. Ibu In Hyeon, Lady Sung benar-benar lemah. In Hyeon membantunya berbaring.
Lady Sung minta putrinya segera bersiap untuk pemilihan Putri Mahkota, cepatlah bersiap.
In Hyeon minta ibunya istirahat saat ia pergi ke istana. Lady Sung berkata ia harus bertahan paling tidak sampai putaran ketiga.
In Hyeon menggenggam tangan ibunya, kenapa cuma sampai putaran ketiga? ibu akan hidup sampai ratusan tahun.
PM Yi Sun mengatakan rencananya pada P. Dong Pyeong. Yi Sun tidak bisa membiarkan Min Yu Jung memegang kendali penuh atas keluarga Raja dan pemerintahan.
P. Dong Pyeong tanya apa PM Yi Sun punya rencana. PM Yi Sun tersenyum, ia ingin mengambil langkah mudah saja. Yaitu mengusir rubah dengan menggunakan rakun.
P. Dong Pyeong tertarik, Maksud anda menggunakan musuh untuk melawan musuh? Kalau Menteri Min adalah rubahnya, lalu siapa rakun yang akan anda peralat?
PM Yi Sun tersenyum. P. Dong Pyeong mengerti.
PM Yi Sun keluar bersama beberapa pengawal pribadinya. Sebenarnya Ok Jung juga melewati jalan yang sama, hanya karena mereka fokus pada tujuan dan pikiran masing-masing, keduanya tidak saling melihat.
Ok Jung melihat ibunya kena marah lagi oleh Nyonya majikannya. Ibu Ok Jung terluka jarinya karena pecahan cangkir. Ok Jung sedih dan ingat, saat ia masih kecil, ia datang menemui ibunya bersama kakaknya.
Ok Jung janji akan menjadi desainer baju terkenal dan membebaskan ibunya lalu mereka bisa hidup bersama.
Ok Jung ingat semua usahanya selama ini dan bagaimana fashion show-nya gagal, lalu pamannya yang ternyata ada di balik peristiwa ini dan bagaimana Ok Jung harus memenuhi janji untuk menjadi selir P. Bok Sun.
Ok Jung menemui ibunya dan mengajaknya lari lagi ke Cina. Ibu Ok Jung menggeleng, ia sudah lelah dikejar-kejar pemburu budak. Sekali saja sudah cukup.
Ny. Yoon merasa tidak masalah dikejar dan ditangkap atau dipukuli sampai hampir mati. Ibu hanya tidak ingin kehilangan kesempatan melihat kakak Ok Jung lagi jika tertangkap. Ok Jung meminta ibunya tidak memikirkan itu, ibu tidak perlu melakukan apa-apa, ibu hanya perlu punya tekad kuat dan kita tidak boleh tertangkap.
Ok Jung yakin kali ini mereka tidak akan tertangkap.
Ibu In Hyeon meninggal dunia akibat racun Jang Hyeon. Menteri Min syok, tidak, kau belum boleh pergi. Tidak sampai selesai putaran kedua. Ampun..dia sama sekali tidak sedih karena istrinya meninggal tapi panik karena kehilangan kesempatan menjadi mertua Putra Mahkota.
Pelayan keluarga Min menangis, Nyonya tiba-tiba meninggal dunia setelah minum obat, bagaimana dengan Nona kita In Hyeon? Saya akan memanggil Nona.
Menteri Min membentaknya dan memanggil Sekretaris Kim. Menteri Min menyuruh semuanya diam sampai In Hyeon meninggalkan rumah dan pergi ke istana. Jangan menerima tamu sampai In Hyeon kembali ke rumah. Pastikan semuanya diam agar tidak bocor keluar.
Pelayan menangis, salah satu pelayan sudah pergi ke kamar Nona. Menteri Min terperanjat.
In Hyeon siap berangkat ke istana. Ada dua orang gadis bangsawan menemaninya. Mungkin teman In Hyeon. Mereka memuji In Hyeon, memang seperti itulah Putri Mahkota seharusnya.
Tapi salah seorang teman In Hyeon berkata, ia dengar In Hyeon sama sekali belum pernah melihat bayangan Putra Mahkota. Suami-istri seharusnya memiliki perhatian satu sama lain. Tapi kau belum pernah melihat wajahnya.
In Hyeon terdiam.
Tiba-tiba pelayan datang, Agassi! Pelayan itu mengabarkan kematian ibu In Hyeon. In Hyeon syok, bagaimana bisa? Aku baru saja melihatnya minum obat.
Pelayan In Hyeon menangis, Nyonya tiba-tiba muntah darah.
Kedua teman In Hyeon kasak kusuk, salah satu syarat menjadi Putri Mahkota adalah kedua orang tuanya harus masih hidup. Ini berarti In Hyeon bisa didiskualifikasi.
In Hyeon tidak peduli dan lari keluar kamar ingin melihat ibunya. Ia bertemu ayahnya. Ayah, ibu sudah..
Menteri Min membenarkan, tapi In Hyeon harus menguatkan diri dan tetap berangkat ke istana. In Hyeon protes. Ayahnya berkata In Hyeon sudah lolos putaran pertama dan aturan tentang Putri Mahkota tergantung pada keputusan pemerintah, jadi ia minta In Hyeon tetap berangkat.
Ratu akan mendukung kita jadi kau tidak perlu khawatir.
In Hyeon tidak setuju, tapi ini bukan hal yang adil. Saya tidak ingin menjadi Putri Mahkota..
Ayahnya membentak In Hyeon, omong kosong! Kau sudah menjadi Putri Mahkota! Kau akan menjadi satu-satunya kandidat karena tidak akan ada yang muncul hari ini! Jadi, kita harus berangkat ke istana sekarang.
In Hyeon tidak percaya, Ayah!
Menteri Min menghadap Ratu. Ratu heran, dia baru saja akan pergi ke lokasi pemilihan, kenapa Menteri Min menemuinya sekarang?
Tangan Menteri Min gemetaran saat mengambil cangkir teh. Ia meletakkannya lagi. Menteri Min negosiasi dengan Ratu untuk langsung saja menentukan Putri Mahkotanya di putaran kedua ini. Toh, pemilihan ini hanya formalitas saja.
Ratu tetap ingin mempertahankan formalitas itu. Putra Mahkota akan hadir dan pasti akan keberatan dengan cara ini.
Menteri Min berkata ia sudah mengurus semuanya, Putra Mahkota tidak punya pilihan lain. Ratu tanya bagaimana caranya. Menteri Min berkata, ia sudah melakukan kesepakatan dan tidak akan ada kandidat lain yang akan muncul.
Ratu mengerti : Kalau begitu, aku akan membuatnya seolah ini adalah pilihan Putra Mahkota.
Menteri Min lega, terima kasih, Yang Mulia.
Wajah Ratu kelihatan tidak suka.
P. Bok Sun dan Jang Hyeon bersulang, merayakan pembalasan mereka pada Menteri Min. Meskipun Jang Hyeon tidak bisa membuat sesuatu terjadi, paling tidak ia bisa menghentikan sesuatu.
P. Bok Sun berkata sekarang saatnya melepas harimau yang sebenarnya. Bukankah ini lucu? Orang yang memasukkan harimau itu ke dalam adalah Raja dan Putra Mahkota sendiri. Maksud mereka adalah Heo Jeok, ketua Partai Namin.
Jang Hyeon semangat, itu benar-benar kontradiksi. Kapan saya bisa bertemu dengan beliau?
P. Bok Sun : Mungkin di saat Raja meninggal dunia.
Jang Hyeon sudah berniat akan meracuni Raja, tapi P. Bok Sun berkata tidak perlu sejauh itu karena waktunya tinggal menghitung hari. Kapan saja, Raja bisa meninggal dunia dan tinggallah Putra Mahkota tanpa keturunan.
P. Bok Sun : Ini juga saatnya kau menggali senjatamu dari dalam tanah. (siasat apalagi ini)
Ratu memasuki paviliun untuk pemilihan Putri Mahkota. Ibu Suri Jo sudah hadir dan kelihatan tidak senang. Ratu berkata akan memulai acaranya, angkat tirainya.
Tirai diangkat dan hanya In Hyeon yang berdiri di sana. Ibu Suri Jo menoleh ke arah Ratu, ia kelihatan terkejut. Ratu melirik ke Menteri Min dan berkata ini pasti karena proses pemilihan putaran pertama yang terlalu panjang. Jadi daripada mengikuti proses pemilihan yang melelahkan, biarkan Putra Mahkota sendiri yang membuat pilihan.
Salah seorang tetua istana berkata tidak perlu memilih karena hanya ada satu calon. Ratu hanya melirik kesal pada tetua itu dan memanggil Putra Mahkota.
(Para tetua yang selalu hadir itu mungkin selir dari Kakek PM Yi Sun yang diundang dalam proses pemilihan.)
Pintu dibuka dan PM Yi Sun jalan masuk. Ini pertama kalinya In Hyeon melihat dengan jelas wajah PM Yi Sun. In Hyeon kelihatan langsung menyukai Putra Mahkota.
PM Yi Sun membungkuk pada Ibu Suri Jo dan Ratu. Ia melihat ke arah In Hyeon lalu berkata : Jika hanya ada seorang kandidat, proses pemilihan jadi tidak penting, maka saya akan memanggil seorang kandidat lagi. Silahkan masuk.
Semua syok. Ibu Suri Jo melihat ke arah PM Yi Sun dengan pandangan bertanya.
Menteri Kim jalan bersama putrinya, In Gyeong. In Gyeong jalan dan berdiri di samping In Hyeon. Ia membungkuk pada Ibu Suri dan semuanya. In Gyeong kelihatan tidak enak pada In Hyeon. In Hyeon tampak gelisah.
Menteri Min juga melirik tajam pada menteri Kim yang sudah menusuknya dari belakang. Yeah..that's politic dude.
Flashback
PM Yi Sun menemui Menteri Kim. PM Yi Sun berkata kekuasaan bukanlah sesuatu yang akan dengan sukarela dibagi bersama. Menteri Kim membenarkan, siapa yang berani berbagi kekuasaan dengan Putra Mahkota.
PM Yi Sun : Bukan aku, tapi kau. Maksudku antara kau dan Menteri Min.
In Gyeong diam-diam mendengarkan percakapan keduanya.
PM Yi Sun ingin Menteri Kim tidak hanya menjadi ekor Menteri Min. Bagaimanapun Menteri Kim adalah keturunan sarjana terkemuka Kim Jang Saeng, kenapa Menteri Kim harus menyerah tanpa bertempur?
Menteri Kim : Apa anda ingin memecah belah hubungan saya dan Menteri Min?
PM Yi Sun tidak menyangkal, atau bisa dianggap mengusir rubah dengan menggunakan rakun. Aku akan membuatmu menjadi Ayah Mertua Raja, Guk Gu. Menteri Kim sampai gemetaran dan hampir tidak bisa menuang teh untuk menenangkan diri.
PM Yi Sun bersikap sebagai calon menantu dan menuangkan teh untuk Menteri Kim. Menteri Kim minum dan tanya apa alasan Putra Mahkota memilihnya.
PM Yi Sun menjelaskan, dalam satu partai, ada golongan ekstrimis dan moderat. Itu sama, baik partai Namin maupun Seoin. PM Yi Sun menganggap Menteri Kim dari sisi moderat tidak terlalu membahayakan dibanding Menteri Min dari golongan ekstrimis.
PM Yi Sun juga berencana untuk mendatangkan lawan yang tidak begitu berbahaya untuk Menteri Kim dari Partai Namin (Heo Jeok) untuk bersama-sama memimpin negara nanti. (PM Yi Sun ingin menyeimbangkan partai politik agar bisa mendapat kendali penuh dan mengatur negara dengan lebih baik.)
Menteri Kim tanya, kalau ia berkorban dan melawan Menteri Min, apa yang akan dikorbankan Putra Mahkota.
PM Yi Sun tersenyum dan berkata Raja tidak pernah berkorban. Tapi hanya berpikir apa yang bisa ia berikan untuk Menteri Kim.
In Gyeong memberanikan diri masuk ke dalam ruangan. Ia membungkuk, Aboji..Aboji, saya bersedia menjadi Putri Mahkota. Saya menyukai anda, Yang Mulia. In Gyeong berkata pada ayahnya, itu adalah perasaannya yang sebenarnya. Jadi saya mohon, ijinkan saya ayah.
PM Yi Sun tersenyum tipis. Paling tidak Menteri Kim tidak terlalu mengesalkan seperti Menteri Min dan ia bisa memperlakukan In Gyeong dengan baik.
Kembali ke Paviliun. PM Yi Sun mulai melakukan pemilihan, ia sengaja melirik ke arah Min dan berkata aku akan memilih Putri Mahkotaku.
PM Yi Sun jalan dan mendekat ke arah dua orang gadis itu. Ia sengaja berdiri di depan In Hyeon dan menatapnya dengan tajam.
In Hyeon tersenyum dan menatap mata PM Yi Sun. PM Yi Sun mengulurkan tangannya, seolah akan mengambil tangan In Hyeon.
In Gyeong tampak gelisah, meskipun ia tahu PM Yi Sun datang sendiri ke rumahnya, tapi melihat sikap PM Yi Sun ini, In Gyeong sepertinya mulai resah.
PM Yi Sun tersenyum ke arah In Hyeon, In Hyeon sudah sangat berharap untuk dipilih. Tiba-tiba PM Yi Sun jalan dan menggandeng tangan In Gyeong dengan cepat.
Menteri Min dan Ratu syok. Kasihan sekali In Hyeon. Ratu sampai berdiri dan membentak anaknya, Seja!
Ibu Suri Jo ketawa geli. Kau tidak bisa melihat apa yang akan terjadi dalam kehidupan ini. PM Yi Sun hanya tersenyum pada Nenek buyut tirinya. Ibu Suri Jo berkata ia sudah memilih In Gyeong sejak awal, kuucapkan selamat, Putra Mahkota.
PM Yi Sun membungkuk diikuti In Gyeong, terima kasih.
PM Yi Sun berseru : Semuanya, tolong dengarkan, dia adalah Putri Mahkotaku.
PM Yi Sun mengangkat tangan In Gyeong. In Gyeong tersenyum bahagia. Sementara In Hyeon susah payah menahan tangisnya.
Semua membungkuk, selamat Yang Mulia Putra Mahkota, selamat Yang Mulia Putra Mahkota.
Menteri Min seperti akan meledak, ia jalan mendekat satu langkah, dalam hati : Tidak akan ada yang berubah meskipun anda memilih Putri Kim Man Gi.
PM Yi Sun, dalam hati : Kau benar. Takdirku memang tidak akan bisa memilih yang baik. Jadi, aku tinggal memilih yang tidak begitu jahat, diantara yang jahat dan yang lebih jahat lagi.
Di pinggir kota, Jang Ok Jung pulang dari kediaman majikan ibunya dan menangis sepanjang jalan. Ia tampak putus asa, apa yang harus ia lakukan. Ia hanya ingin membebaskan ibunya dan mengejar impiannya sebagai perancang busana. Ok Jung tidak mau menjadi selir P, Bok Sun.
Ok Jung [1], [2], [3]
Notes :
Ralat : Aku salah, Ratu Myeongseong dan Perdana Menteri Min Yu Jung bukan kakak-adik karena mereka beda marga. Ratu marga Kim dan Perdana Menteri, marganya Min. Yang jelas mereka satu partai, partai Barat/Seoin.
Mungkin masih ada hubungan kekerabatan tapi tidak secara langsung. Waktu Ratu menyebut tentang kakaknya, aku pikir kakak Ratu adalah Min Yu Jung. Jadi In Hyeon bukan sepupu Sukjong. Pusing wkk..
Kalau melihat drama ini, Jang Ok Jung dan Min In Hyeon bukan orang yang memang sengaja gontok2an demi perhatian dan hati Raja, cuma memang kedua wanita ini terperangkap dalam pertikaian politik yang kejam. Kasihan In Hyeon, dia sebenarnya juga merindukan mendapat perlakuan yang sama seperti Ok Jung dari Sukjong, tapi mungkin karena kekesalan Sukjong pada Menteri Min dan partainya, membuat Sukjong selalu bersikap dingin dan resmi pada In Hyeon.
Dalam Dong Yi, Sukjong pernah memeluk mayat In Hyeon dan menyesal karena tidak pernah memeluk In Hyeon sekalipun dengan lengannya saat In Hyeon masih hidup.
In Gyeong juga hanya diperalat untuk kepentingan politik. Tapi paling tidak In Gyeong bisa hidup dengan pria yang ia cintai dan mendapat sedikit perhatian meskipun cuma sebentar. Resiko hidup sebagai wanita milik Raja.
Kim Jang Saeng |
0 komentar:
Post a Comment
Tolong berkomentar sesuai topik pembicaraan, dilarang spam dan jangan menaruh link aktif. Terima kasih :)